Jembatan penghubung Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Sarmi putus diterjang sungai yang meluap di Distrik Bonggo, Sarmi, Papua, Kamis (20/6/2019) sekitar pukul 15.00 WIT. Luapan sungai itu dipicu hujan lebat selama tiga jam.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Jembatan penghubung Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Sarmi putus diterjang sungai yang meluap di Distrik Bonggo, Sarmi, Papua, Kamis (20/6/2019), sekitar pukul 15.00 WIT. Luapan sungai itu dipicu hujan lebat selama tiga jam.
Kepala Kepolisian Resor Sarmi Ajun Komisaris Besar Paul Ishak, Kamis malam, mengatakan, jembatan putus itu terbuat dari kayu. Kondisi ini menyebabkan akses transportasi darat dari Sarmi ke Jayapura atau sebaliknya terhenti.
”Hingga saat ini, aktivitas warga yang menggunakan kendaraan bermotor dari Sarmi ke Jayapura ataupun sebaliknya terhenti. Warga tak berani melintas karena arus sungai yang deras,” ujar Paul.
Paul mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemkab Sarmi untuk segera membangun jembatan baru secepatnya. ”Saya telah berkomunikasi dengan Bupati Sarmi Eduard Fonataba terkait dengan perbaikan jembatan tersebut. Mudah-mudahan aktivitas warga dari Sarmi ke Jayapura kembali berjalan normal pada Jumat (21/6) ini,” ucapnya.
Sarmi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah utara Papua. Jarak tempuh dari Kota Jayapura ke Sarmi dengan menggunakan jalur darat mencapai sekitar 300 kilometer.
Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Suroto mengatakan, terjadi aktivitas gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang cukup signifikan membentuk awan hujan di Indonesia bagian tengah dan timur. Hal itu diperkirakan bakal berlangsung hingga lima hari ke depan.
Ketika terjadi fenomena MJO, curah hujan terjadi intensitas sedang, yakni 50 milimeter per hari, dan sangat lebat di atas 100 milimeter per hari. Sementara tinggi gelombang di wilayah utara Papua, selatan Papua, hingga Papua Barat mencapai 1-2 meter dan kecepatan angin maksimal 25 knot atau 46 kilometer per jam.
”Kami menghimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan hujan lebat, seperti potensi terjadi banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” kata Suroto.