Berdayakan Perempuan, Pemprov Jabar Rangkul Go-Jek
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjalankan program pemberdayaan perempuan bekerja sama dengan Go-Jek, penyedia layanan on demand (sesuai permintaan) berbasis aplikasi. Sasarannya adalah kalangan perempuan, terutama di pelosok.
Oleh
SAMUEL OKTORA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjalankan program pemberdayaan perempuan bekerja sama dengan Go-Jek, penyedia layanan on demand (sesuai permintaan) berbasis aplikasi. Sasarannya adalah kalangan perempuan, terutama di pelosok.
Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari program Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta), yang diluncurkan oleh Pemprov Jabar pada Desember 2018.
Sekoper Cinta dirancang dengan masa kegiatan belajar selama tiga bulan, dan direncanakan dimulai pada bulan Juli 2019. Sekolah ini bersifat terbuka untuk umum dengan peserta usia di atas 18 tahun.
Sekolah ini akan dibuka dan direkrut 100 orang peserta per kabupaten/ kota, sehingga dengan total 27 kabupaten/ kota di Jabar, maka secara keseluruhan peserta angkatan I sebanyak 2.700 peserta. Diharapkan mereka dapat mandiri secara ekonomi, juga terlibat dalam ekonomi digital.
“Ini kolaborasi, Pemprov Jabar tak bisa berjalan sendiri dalam memberdayakan masyarakat, khususnya perempuan. Diharapkan lewat kerja sama ini, produk yang dihasilkan perempuan ini dapat dipasarkan melalui aplikasi Go-Jek, sehingga mereka bisa mandiri secara ekonomi,” kata Ketua Umum Tim Penyelenggara Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta), Atalia Praratya Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (25/5/2019).
Atalia yang juga istri Gubernur Jabar, Ridwan Kamil ini juga menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak Program Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jabar.
Ini kolaborasi, Pemprov Jabar tak bisa berjalan sendiri dalam memberdayakan masyarakat, khususnya perempuan. Diharapkan lewat kerja sama ini, produk yang dihasilkan perempuan ini dapat dipasarkan melalui aplikasi Go-Jek, sehingga mereka bisa mandiri secara ekonomi
Ada pun kerja sama antara Pemprov Jabar dan Go-Jek itu ditandai dengan penandatanganan kesepakatan yang dilakukan oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Vice President Regional Jabar dan Banten Go-Jek, Becquini Akbar, dan Vice President Ecosystem Expansion Go-Pay, Edwin Ariono.
Atali juga menyinggung, dalam program ini perhatian ditujukan kepada perempuan karena dipandang sebagai sosok penting dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat, khususnya dari lingkungan terkecil, yakni sebuah keluarga.
Sementara dalam dinamika masyarakat Jabar juga masih kerap terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa ibu dan anak-anak, perceraian, pernikahan dini, juga tengkes atau tubuh pendek (stunting) pada anak balita. Kasus tengkes di Jabar relatif tinggi, yakni 29,2 persen atau 2,62 juta dari total 9 juta anak balita.
“Program ini selain membekali para perempuan untuk mengenal potensi diri, juga menambah wawasan, pengetahuan dan ketrampilan mereka, sehingga mereka dapat menjadi perempuan yang tangguh, termasuk dalam memberikan pola asuh yang baik pada anak mereka, sehingga ini juga dapat menanggulangi tengkes,” ujar Atalia.
Atalia yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar berharap, lewat kerja sama dengan Go-Jek, produk kerajinan, fashion, dan aksesoris dapat terbantu dalam pemasarannya dengan pasar lebih luas.
“Untuk tempat belajar kami sudah berkoordinasi dengan jajaran desa atau kelurahan, begitu pula untuk modul tingkat mahir bekerja sama dengan dinas pendidikan Jabar. Pelatihan akan diberikan di SMK (sekolah menengah kejuruan),” ucap Atalia.
Program wirausaha
Head of Regional Government Relations Go-jek Jabar dan Banten, Muhammad Chairil menuturkan, peserta yang telah lulus dari Sekoper Cinta dapat bergabung dalam program Go-jek Wirausaha.
Ini merupakan program pelatihan berbisnis yang diberikan oleh Go-jek kepada pelaku sektor informal dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam bentuk kelas tatap muka.
“Program ini bertujuan untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan membangun bisnis agar para pelaku UMKM di seluruh Indonesia bisa menjadi naik kelas dengan masuk ke dunia ekonomi digital dengan jangkauan pasar lebih luas ,” kata Chairil.
Bagi peserta dengan bakat khusus juga dapat diberdayakan melalui layanan Go-Life. Misalkan, mereka yang terampil di bidang kecantikan atau cukur rambut dapat masuk Go-Glam, dan yang terampil pijat lewat Go-Massage. Sedangkan yang memiliki bakat dalam kuliner dapat masuk dalam layanan Go-Food.
Program ini bertujuan untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan membangun bisnis agar para pelaku UMKM di seluruh Indonesia bisa menjadi naik kelas dengan masuk ke dunia ekonomi digital dengan jangkauan pasar lebih luas
Asisten Administrasi Sekretariat Daerah Provinsi Jabar, Dudi Sudrajat berharap, lewat kerja sama ini dapat dilakukan percepatan kesejehteraan masyarakat.
“Ini juga menunjang fokus program Pemprov Jabar bukan lagi pada aspek kuantitas mencetak wirausaha, melainkan lebih pada aspek kualitas, yakni bagaimana para UMKM ini naik kelas,” ujar Dudi.