Ancaman Teror di Jakarta, Polres Cirebon Periksa Kendaraan di Pantura
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS - Jajaran Kepolisian Resor Cirebon, Jawa Barat, memeriksa kendaraan yang melintas di jalur pantai utara Cirebon. Hal ini untuk mengantisipasi pergerakan massa yang akan berunjuk rasa di Jakarta terkait pengumuman hasil rekapitulasi Pemilu, Rabu (22/5/2019).
Pemeriksaan kendaraan dilakukan di depan Gerbang Tol (GT) Plumbon arah Jakarta, GT Ciperna, dan GT Ciledug, Selasa (21/5/2019). Setiap titik razia dijaga 70 personel polisi. Selain kendaraan pribadi beroda empat, polisi juga memeriksa angkutan antarkota dan antarprovinsi. Polisi mengecek surat kelengkapan mengemudi, bagasi, dan menanyakan tujuan pengendara.
"Kalau tujuannya tidak jelas ke Jakarta, pengendara akan kami turunkan. Ini upaya kami mengantisipasi ancaman teroris saat aksi terkait pengumuman hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum pada 22 Mei," ujar Kapolres Cirebon Ajun Komisaris Besar Suhermanto.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 29 terduga teroris telah diringkus tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Negara RI dalam 17 hari selama bulan Mei. Mereka ditangkap karena diduga merencanakan aksi teror pada aksi massa menyikapi penetapan hasil pemilu, 22 Mei mendatang. (Kompas, 18/5/2019).
"Informasi adanya teror datang dari Mabes Polri. Kami mencoba mengantisipasi. Sampai saat ini, belum ada ancaman teroris di Cirebon. Pemeriksaan ini situasional dan belum diketahui hingga kapan," lanjutnya. Pihaknya juga akan menangkap pengendara yang membawa barang terlarang seperti senjata tajam dan senjata api.
Pihaknya mengimbau masyarakat di Cirebon agar menjaga kondusivitas dan tidak mengerahkan massa ke Jakarta. Masyarakat yang tidak puas dengan hasil Pemilu diminta menempuh jalur hukum, bukan inkonstitusional. "Kalau ada keributan, yang rugi kita semua," ujarnya.
Untuk mengamankan pengumuman hasil Pemilu di Cirebon, sekitar 1.200 personel gabungan TNI, Polri, dan sejumlah ormas disiagakan. Fokus pengamanan ialah tempat keramaian, seperti pusat perbelanjaan.
Pelaksana tugas Bupati Cirebon Imron Rosyadi juga meminta masyarakat di Cirebon tidak ke Jakarta saat pengumuman hasil rekapitulasi Pemilu, Rabu. Masyarakat juga diimbau agar mempercayakan hasil perhitungan suara kepada penyelenggara Pemilu.
Kemarin, forum multaqo ulama, habaib, pimpinan pondok pesantren, dan organisasi Islam se-Kabupaten Cirebon menilai, gerakan pengerahan massa pada Rabu tidak perlu dilakukan. Masyarakat diminta menjaga kondusivitas dan menyerahkan pada proses hukum jika ditemukan permasalahan dalam pemilu.
Cirebon sempat menjadi perhatian aparat kemanan karena IAS (49), warga Sumber, Cirebon, ditangkap polisi dengan dugaan membuat dan menyebarkan video bermuatan ujaran kebencian dan hoaks. Video tersebut diduga kuat terkait Pemilu 2019.
Video berdurasi 1 menit 57 detik itu, antara lain, berisi seruan ungkapan provokatif yang membenturkan TNI dan Polri. IAS juga mengungkapkan, 22 Mei merupakan hari ulang tahun Partai Komunis Indonesia. Padahal, informasi itu hoaks. Tersangka kini menjalani proses hukum di Polda Jabar.