Konsumen Beralih, Penggunaan Bright Gas di Solo Raya Melonjak
Penggunaan elpiji Bright Gas di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah melonjak hingga 312 persen. Peningkatan ini karena beralihnya sebagian pengguna elpiji tabung ukuran 3 kilogram dari kalangan rumah tangga dan pelaku usaha kecil menengah kuliner.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS – Penggunaan elpiji Bright Gas di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah melonjak hingga 312 persen. Peningkatan ini karena beralihnya sebagian pengguna elpiji tabung ukuran 3 kilogram dari kalangan rumah tangga dan pelaku usaha kecil menengah kuliner.
Andar Titi Lestari, Unit Manager Communiation and CSR, PT Pertamina Marketing OperationRegion (MOR) IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, mengatakan, saat ini semakin banyak pelaku usaha kecil menengah yang sebelumnya menggunakan elpiji ukuran 3 kilogram beralih ke Bright Gas. Selain UKM, pengguna elpiji Bright Gas juga kalangan rumah tangga yang sebelumnya menggunakan elpiji ukuran tabung 3 kilogram.
“Peningkatan penggunaan elpiji Bright Gas itu meliputi tabung ukuran 5,5 kg maupun 12 kg. Jadi perpaduan keduanya,” ujarnya di Solo, Jumat (17/5/2019).
Menurut Andar, peningkatan penggunaan Bright Gas baik oleh konsumen rumah tangga maupun pelaku UKM kuliner dipengaruhi keunggulan tabung Bright Gas yang lebih aman dibandingkan dengan tabung jenis lain. Pasalnya, tabung Bright Gas dilengkapi dengan katup pengaman ganda sehingga dua kali lebih aman dari kebocoran.
“Jika salah satu katupnya rusak, gas tidak akan langsung keluar dari tabung tetapi akan tertahan oleh katup pengaman yang lain,” katanya.
Adeka Sangtraga Hitapriya, Sales Executive LPG Rayon V, PT Pertamina MOR IV Jateng dan DIY mengemukakan, kenaikan penggunaan tabung Bright Gas di wilayah Solo Raya atau eks Karesidenan Surakarta yang meliputi Solo, Kabupaten Boyolali, Karanganyar, Klaten, Sragen, Sukoharjo dan Wonogiri dari tahun 2017 ke tahun 2018 mencapai 312 persen.
Pada tahun 2017 penyerapan elpiji Bright Gas di Solo Raya sebesar 3.250 Metrik Ton (MT). Tahun 2018 penyerapan elpiji Bright Gas melonjak menjadi 10.148 MT atau naik sebesar 6.898 MT. “Naik 312 persen atau naik hingga 3 kali lipat,” ujarnya.
Sementara itu, Sriyani (38), warga Solo pengguna Bright Gas mengatakan, sebelum beralih memakai Bright Gas selama ini menggunakan elpiji tabung 3 kg. Sebelumnya, juga sempat menggunakan elpiji tabung biru ukuran 12 kg. “Dulu saya punya dua tabung ukuran 3 kg kemudian saya tukarkan tabung Bright Gas di toko,” katanya.
Sriyani mengaku biasa membeli isi ulang Bright Gas 5,5 kg di toko pengecer seharga Rp 70.000. Harga tersebut lebih terjangkau dibandingkan isi ulang elpiji tabung biru ukuran 12 kg seharga Rp 170.000.
“Kalau dibandingkan dengan harga elpiji 3 kg memang lebih mahal. Kalau elpiji 3 kg itu saya biasa beli Rp 18.500. Lebih mahal tidak apa-apa karena Bright Gas lebih aman,” katanya.