Festival Kuliner Ubud Tonjolkan Kekayaan Nusantara
Yayasan Mudra Swari Saraswati kembali menggelar Festival Kuliner Ubud atau Ubud Food Festival di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, akhir pekan ini.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Yayasan Mudra Swari Saraswati kembali menggelar Festival Kuliner Ubud atau Ubud Food Festival di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, akhir pekan ini. Selama tiga hari, mulai Jumat (26/4/2019) hingga Minggu (28/4), masyarakat dan wisatawan diajak mengenal dan menikmati beragam makanan yang menonjolkan kekayaan kuliner Nusantara.
General Manager Ubud Food Festival (UFF) 2019 Kadek Sri Purnami mengatakan, festival kuliner tahun kelima itu mengangkat tema “Spice Up The World”. Penyelenggara UFF menyiapkan serangkaian program, termasuk demonstrasi memasak dari juru masak berstandar "Michelin Star" dan diskusi tentang industri kuliner.
“Kami juga mengenalkan Ubud yang dikenal sebagai desa wisata sekaligus destinasi gastronomi dunia melalui program food tours,” kata Purnami dalam jumpa pers UFF 2019 di Denpasar, Bali, Senin (22/4).
UFF digelar pertama kali pada 2015. Festival tersebut semula bagian dari Festival Penulis dan Pembaca Ubud (Ubud Writers and Readers Festival/UWRF) yang juga diinisiasi Yayasan Mudra Swari Saraswati. Purnami menambahkan, kala itu, pengunjung UWRF menikmati pula festival kuliner tersebut sehingga penyelenggara membuat festival khusus makanan di Ubud.
“Ini seiring dengan tren wisatawan yang banyak datang ke Ubud untuk mengikuti yoga dan menikmati makanan sehat,” ujar Purnami.
Pada UFF 2019, penyelenggara akan menghadirkan sejumlah juru masak, baik dari Bali, Indonesia, maupun internasional, untuk menyajikan makanan yang menggunakan bahan-bahan dari Nusantara. Lebih dari 20 restoran, termasuk resor dan hotel, berpartisipasi dalam UFF 2019. Penyelenggara UFF 2019 juga menghadirkan akademisi dan pengusaha untuk membicarakan peluang bisnis kuliner dalam sesi Masterclasses.
Koki andal dari restoran Merah Putih dan Sangsaka, Kuta, Kabupaten Badung, Maxie Millian, mengatakan, Indonesia tidak hanya kaya akan bumbu dan bahan lokal, tapi juga memiliki beragam cara mengolah dan memasak makanan. Kuliner Indonesia, menurut Maxie, lebih berkarakter dan lebih kompleks dibandingkan kuliner Eropa.
Maxie menyatakan, kekayaan dan keunikan makanan Nusantara sudah seharusnya dikenalkan ke khalayak internasional. “Saya punya kepercayaan bahwa makanan Indonesia itu keren banget,” kata Maxie.
“Gulai di Sumatera berbeda rasa dengan gulai di Jawa. Selain karena ada bahan yang berbeda, juga karena cara mengolahnya disesuaikan dengan karakter masyarakat,” kata Maxie.
Maxie menambahkan, sejumlah koki di restoran berstandar dunia juga menggunakan bahan makanan dari Indonesia untuk disajikan dalam hidangan khas restoran selain menggunakan bahan impor.
Ibu Murdijati juga diakui menjadi rujukan oleh sejumlah chef andal.
Lebih lanjut Purnami mengatakan, penyelenggara UFF 2019 juga akan menyerahkan penghargaan prestasi seumur hidup kepada Murdijati Gardjito, akademisi sekaligus peneliti ilmu pangan dan penulis buku tentang kuliner Indonesia.
Menurut Purnami, Murdijati dinilai berdedikasi dalam mengenalkan dan mempromosikan kebudayaan Indonesia, khususnya mengangkat kekayaan kuliner Nusantara. “Ibu Murdijati juga diakui menjadi rujukan oleh sejumlah chef andal,” ujar Purnami.