DENPASAR, KOMPAS — Partisipasi masyarakat Bali untuk pemilihan umum masih perlu didongkrak hingga menyentuh target lebih dari 77 persen. Pada pemilihan gubernur Bali tahun 2013, jumlah pemilih mencapai 73 persen dan naik menjadi 77 persen saat Pemilu 2014.
Hanya pada pemilihan gubernur Bali tahun 2018, angka partisipasi turun tercatat 72 persen. Karena itu, Pemerintah Kota Denpasar berupaya turut serta mendongkrak angka partisipasi pemilu pada 17 April 2019 mendatang ini. Upaya tersebut dengan menggiatkan program Si Jebol atau Sistem Jemput Bola untuk perekaman KTP elektronik (e-KTP) di luar hari kerja (Senin-Jumat).
Berdasarkan catatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Denpasar, masyarakat yang merekam e-KTP tercatat, hingga Senin (8/4/2019), sebanyak 484.108 orang. Jumlah penduduk Kota Denpasar untuk nonmigran dari data Badan Pusat Statistik tahun 2010 terdata 373.172 orang dan migran sebanyak 415.417 orang dengan total 788.589 orang.
Si Jebol ini merupakan ruang bagi masyarakat yang belum sempat melaksanakan perekaman saat hari kerja. Nah, Si Jebol datang di lima titik saat hari Sabtu dan Minggu atau hari libur.
Kepala Bidang Pencatatan Sipil Disdukcapil Kota Denpasar Ni Nyoman Lely Sriadi mengatakan, pelayanan Si jebol ini merupakan upaya pemerintah kota untuk menarik masyarakat agar tidak menjadi bagian dari golongan putih (golput). ”Si Jebol ini merupakan ruang bagi masyarakat yang belum sempat melaksanakan perekaman saat hari kerja. Nah, Si Jebol datang di lima titik saat hari Sabtu dan Minggu atau hari libur,” katanya.
Ia juga menjelaskan hal ini agar memudahkan masyarakat tidak bermasalah ketika akan menggunakan hak pilih pada pemilu nanti karena alasan tidak mengantongi e-KTP.
Lima titik lokasi Si Jebol adalah empat kantor camat (Kantor Kecamatan Denpasar Barat, Kantor Kecamatan Denpasar Selatan, Kantor Kecamatan Denpasar Utara, Kantor Kecamatan Denpasar Timur) dan Mal Pelayanan Publik Kota Denpasar. Masyarakat dapat datang mulai pukul 09.00 Wita hingga 13.00 Wita.
Imbauan ditujukan kepada masyarakat, lanjut Lely, agar aktif mengikuti perekaman KTP Elektronik ini. Bagaimana pun, tegasnya, KTP merupakan kartu identitas diri yang penting dan berguna setiap saat, kapan pun dan di mana pun.
Partisipasi dunia usaha
Di kesempatan berbeda, hal serupa diserukan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace). Ia mengimbau agar masyarakat Bali datang ke pemilu pada 14 April 2019.
Bahkan, ia meminta partisipasi dunia usaha agar lebih fleksibel mengatur jam kerja para karyawannya, khususnya yang bekerja di dunia pariwisata. Jumlah penduduk yang bekerja disektor pariwisata Bali, jelas Cok Ace, sekitar 750.000 orang atau sekitar sepertiga jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Bali yang sekitar 3,1 juta orang.
”Jadi, jangan sampai aturan kerja yang ketat di industri ini menjadikan angka golput di Bali semakin tinggi,” kata Cok Ace.
Sementara Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali Dewa Agung Gede Lidartawan optimistis partisipasi sesuai dengan target nasional 77 persen. Ia berharap Bali mampu melebihinya hingga 80 persen.