Beras Bulog Mulai Didistribusikan Langsung ke Desa
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Perum Bulog mulai mendistribusikan beras langsung ke desa-desa di Jawa Tengah sebagai tindak lanjut nota kesepahaman dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada akhir Oktober 2018. Ini merupakan upaya untuk memangkas panjangnya rantai pasok beras medium.
Kepala Bidang Pengadaan Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jateng Ismoyo Dwi Djantoro mengatakan, setelah nota kesepahaman (MOU) dengan Pemprov Jateng, dilakukan juga MOU antara Direktur Pengadaan Bulog dan para kepala desa di Jateng, beberapa waktu lalu.
”Total, sudah ada 435 desa di Jateng yang berkoordinasi dan 34 di antaranya sudah dilakukan realisasi penyaluran beras Bulog,” ujar Ismoyo di sela-sela Rapat Koordinasi Pengamanan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan pada Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, Jumat (21/12/2018).
Terkait penyaluran, hingga Jumat, Subdivre Semarang dengan 60 desa terkoordinasi dan 15 di antaranya terealisasi, Subdivre Pati (247 desa terkoordinasi, 5 terealisasi), Subdivre Surakarta (63 terkoordinasi, 6 terealisasi), serta Subdivre Pekalongan (65 terkoordinasi, 8 terealisasi).
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, di sela-sela penandatanganan MOU dengan Pemprov Jateng, di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, pada 22 Oktober, mengatakan, mata rantai pasokan beras medium yang terlalu panjang menyebabkan harga merangkak naik.
Dengan adanya MOU, Bulog dapat menyalurkan langsung ke kepala desa. ”Kami turun ke lapangan, melalui koperasi-koperasi desa, kios-kios desa, bahkan hingga tingkat RT RW. Dengan demikian, penyebaran distribusi beras medium langsung pada masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.
Budi menambahkan, dengan tersalurkan langsung ke kepala desa, harga tak akan bisa dipermainkan oleh oknum-oknum tengkulak. Saat ini, ucapnya, harga beras medium hingga di atas Rp 11.000 per kilogram (kg), padahal seharusnya paling mahal Rp 9.400. Hal-hal seperti itu coba dicegah Bulog.
Natal dan Tahun Baru
Ismoyo menuturkan, menjelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, Perum Bulog menjaga ketersediaan pasokan dengan program pengadaan gabah dan beras. Setiap panen awal, satuan kerja di setiap subdivre diturunkan untuk langsung membeli dari petani.
Hal tersebut dilakukan agar petani tak bergantung pada tengkulak. ”Kami langsung membeli ke petani, dengan bergerak cepat. Itu agar tidak didahului para tengkulak,” kata Ismoyo. Adapun serapan gabah beras Bulog Divre Jateng hingga 19 Desember 2018 sebesar 220.000 ton.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng Suryo Banendro menyebutkan, beras merupakan salah satu komoditas yang perlu diwaspadai pasokannya jelang Natal dan Tahun Baru selain telur, daging ayam, cabai, dan bawang merah. Namun, dia menjamin, pasokannya aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
”Pemantauan dan koordinasi untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan strategis perlu terus dilakukan jelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Ini untuk memastikan pasokan cukup, distribusi lancar, serta harga yang terkendali dan stabil,” tutur Suryo.
Berdasarkan data di Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditas (SiHati) Jateng, Jumat, harga beras medium stabil pada angka Rp 10.180 per kg. Harga tersebut sejak Selasa, 18 Desember, setelah naik dari harga sehari sebelumnya, Rp 10.040 per kg.