Mengenal Semangat Keselamatan Kerja ala Pertamina
CILACAP, KOMPAS – Keselamatan bekerja berawal dari rumah. Itulah salah satu prinsip dan semangat bekerja dari seluruh jajaran pimpinan serta karyawan PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.
Bekerja di objek vital negara dan kilang dengan tingkat risiko tinggi, setiap pekerja membutuhkan keharmonisan fisik dan batin agar senantiasa selamat sejahtera.
Figur Pertamina hadir dan dikenal masyarakat luas, salah satunya melalui keberadaan stasiun pengisian bahan bakar umum atau biasa disebut stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) atau dalam bahasa awam disebut "pompa bensin".
Setiap petugas yang melayani pengisian bahan bakar dilatih dan diajarkan untuk ramah menyapa pelanggan, memberi salam dan senyum serta menunjukkan angka “0” pada mesin.
Slogan tersebut umumnya ditempel di tiang-tiang SPBU dan dikenal dengan “3 S” atau Senyum, Salam, Sapa.
Selain slogan tersebut, ada pula sejumlah peraturan yang terpajang di SPBU, antara lain mematikan mesin kendaraan saat proses pengisian, dilarang memotret atau mengoperasikan telepon seluler, serta dilarang merokok.
Situasi tersebut juga tercermin pada saat berkunjung ke dalam kilang Pertamina di Cilacap yang merupakan kilang terbesar dari 6 kilang Pertamina dengan kapasitas produksi 348 barel/hari.
Pengunjung yang hendak masuk ke dalam kilang harus mengenakan alat pelindung diri, antara lain pakaian, helm, sepatu.
Telepon seluler pun dilarang dibawa masuk atau harus dititipkan di pos penjagaan, dan jika akan memotret, harus mendapatkan izin serta melaporkan jenis kamera yang dibawa.
Kedisiplinan dan ketaatan pada aturan tersebut pun dilakukan setiap hari oleh para pekerja dan jajaran pimpinan PT Pertamina yang bekerja di sekitar kilang.
Petugas keamanan ramah sekaligus tegas menjaga setiap orang yang masuk-keluar kompleks Pertamina. Petugas pemadam kebakaran pun bersiaga sepanjang hari untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Saat peringatan bulan keselamatan dan kesehatan kerja yang digelar pada Kamis (22/2) pagi, ratusan istri pimpinan dan karyawan Pertamina dilibatkan untuk mendukung keselamatan kerja para suami mereka.
Bentuk dukungan itu antara lain, dengan mengingatkan para suami untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja.
“Suami berkerja di kilang yang sangat luar biasa berbahaya risikonya. Dengan mengingatkan dan mendoakan suami kami, serta berpesan untuk menaati peraturan kerja, insya Allah semuanya bisa dapat dijalankan dan aman bagi perusahaan dan keluarga,” kata Ketua Wanita Patra Lia Amelia Dadi Sugiana.
General Manager Pertamina RU IV Cilacap Dadi Sugiana menyampaikan, peran keluarga sangat besar dalam mendukung keselamatan pekerja di tempat kerja.
Manakala seseorang berangkat bekerja dengan hati bahagia dan senang, di tempat kerja pun dapat bekerja dengan baik dan optimal. “Ini adalah bentuk intervensi dengan rasa cinta dan rasa sayang. Kami memandang keselamatan kerja itu dimulai dari rumah,” kata Dadi.
Dadi mengatakan, kalau seorang bekerja dengan ceroboh, maka bisa celaka. Nantinya bukannya meringankan keluarga, tetapi memberatkan keluarga.
Keselamatan dan kesehatan kerja yang dimulai dari rumah artinya pekerja bersama keluarga juga memperhatikan olahraga, makan makanan yang sehat, memberikan pesan-pesan yang baik ,serta membuat suasana rumah tangga tenteram dan nyaman.
“Sehingga saat pergi ke tempat kerja, pekerja siap dengan seluruh jiwa dan raganya. Tidak ada emosi yang berlebihan, tidak ada kemarahan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan, menyebabkan produktivitas rendah, dan sebagainya,” papar Dadi.
Keselamatan kerja menjadi prioritas di Pertamina khususnya di RU IV Cilacap ini karena kilang yang dibangun pada 1974 ini memasok 60 persen kebutuhan BBM di Pulau Jawa dan 34 persen di Indonesia. Jika keselamatan kerja terabaikan sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tentu saja pasokan BBM dapat terganggu.
Bentuk dukungan keluarga dalam hal ini istri para pekerja Pertamina juga dicatatkan pada rekor Muri. Saat itu ada 233 orang istri pekerja yang terlibat dalam penyelenggaraan intervensi keselamatan dan kesehatan kerja di kilang.
Mengutip dari laman Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia www.naker.go.id, berdasarkan data dari BPJS Ketenagakerjaan, jumlah kasus kecelakaan kerja pada tahun 2015 ada sebanyak 110.285 kasus, sedangkan tahun 2016 ada 105.182 kasus. Pada 2017 hingga bulan Agustus, tercatat ada 80.392 kasus.