AMBON, KOMPAS — Bulog Divisi Regional Maluku dan Maluku Utara mengirimkan 150 ton beras dari Ambon ke Saumlaki di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Selasa (13/3). Upaya itu untuk mengatasi kelangkaan beras di Saumlaki yang terjadi sejak awal bulan ini.
Kepala Bidang Pengadaan, Operasional, dan Pelayanan Publik Bulog Divisi Regional Maluku dan Maluku Utara Armin Bandjar, saat dihubungi Kompas di Ambon, Selasa, menuturkan, pengiriman beras itu menggunakan kapal milik TNI Angkatan Laut. Kapal diperkirakan tiba di Saumlaki pada Rabu (14/3).
Menurut Armin, beras tersebut dibeli badan usaha milik daerah (BUMD) Kabupaten Maluku Tengara Barat. Beras 150 ton itu terdiri dari 50 ton beras kualitas medium dan selebihnya beras premium. Harga jual beras medium maksimal Rp 10.250 per kilogram, sedangkan beras premium Rp 13.600 per kilogram.
Dari catatan Kompas, kebutuhan beras di Saumlaki dan daerah sekitarnya lebih kurang 485 ton per bulan. Penyebab kelangkaan beras itu lantaran belum beroperasinya kapal tol laut sejak Januari lalu karena sedang dalam proses lelang. Hampir semua distributor beras di Saumlaki menggunakan kapal tol laut.
Namun, sejumlah anggota DPRD Maluku Tenggara Barat menduga hal itu terjadi karena ada disharmoni hubungan antara pemerintah daerah dan pengusaha. Akibatnya, pengusaha dengan sengaja tidak mau memasok beras dari Pulau Jawa (Kompas, 13/3).
Armin mengatakan, kelangkaan tersebut merupakan yang pertama kali terjadi di Maluku. Kelangkaan tersebut hanya terjadi Saumlaki. Sejumlah daerah lain di Maluku, yang juga belum kembali dilayani kapal tol laut, tidak mengalami kelangkaan beras.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Tenaga Kerja Kabupaten Maluku Tenggara Barat Mesak Rahandekut menuturkan, selain dari Ambon, ada kapal kargo swasta yang kini berlayar dari Surabaya, Jawa Timur, ke Saumlaki. Kapal tersebut membawa beras sekitar 400 ton. ”Kami akan melakukan yang terbaik untuk masyarakat,” ujarnya.
Mesak enggan mengomentari dugaan kesengajaan yang dilakukan pengusaha di Saumlaki. Namun, ia mengakui, saat kelangkaan ini, ada pedagang yang sengaja menaikkan harga beras medium hingga Rp 16.000 per kilogram.
”Kami sudah dapatkan nama-nama penjual beras itu dan akan kami berikan pembinaan,” katanya.