Pengalaman menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dua periode, baik di KPU RI maupun KPU Jawa Timur, membuat Arief Budiman (48) tak bisa meninggalkan dunia kepemiluan.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·2 menit baca
Pengalaman menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dua periode, baik di KPU RI maupun KPU Jawa Timur, membuat Arief Budiman (48) tak bisa meninggalkan dunia kepemiluan. Di sisi lain, ia ingin kembali menjadi wiraswasta seperti ketika ia masih di Surabaya.
Setelah masa jabatannya sebagai komisioner KPU RI berakhir pada Senin (11/4/2022), Arief memerlukan waktu rehat sejenak untuk menapaki karier selanjutnya. Saya mau rileks dulu satu minggu, deh, tutur pria kelahiran Surabaya tersebut saat ditemui di Kantor KPU RI, Jakarta, Minggu (10/4/2022).
Keinginan untuk istirahat sejenak bukan tanpa alasan. Selama menjadi komisioner KPU, ia harus membuat kebijakan, mulai dari perencanaan anggaran hingga produksi dan distribusi logistik. Tugas tersebut jauh lebih berat dibandingkan dengan ketika ia masih menjadi anggota KPU Jawa Timur yang tugasnya sebagai pelaksana.
Menjadi komisioner KPU telah membuat Arief mengenal banyak daerah di Indonesia dan berkesempatan mengenal banyak model penyelenggaraan pemilu di banyak negara di seluruh benua. Banyak pelajaran penting bagi penyelenggara dan pemilih yang ia peroleh, terutama cara mengatasi politik uang.
Di internal KPU, ia bukan hanya sebagai penyelenggara pemilu, melainkan juga harus mengoorganisasi sumber daya manusia. Selain itu, ia juga harus bisa menyelesaikan konflik. Pengalaman itu telah membuatnya belajar menyelesaikan banyak hal secara tepat dan solutif.
Bagi Arief, pemilu sudah menjadi bagian dalam hidupnya. Karena itu, ia tidak akan menghindar dari segala hal terkait kepemiluan. Namun, ia belum tahu akan kemana lagi melangkah, entah akan menjadi pengamat pemilu atau peserta pemilu. Ia masih mempertimbangkan peran apa yang akan diambil.
Selain tetap bisa berkiprah di bidang kepemiluan, Arief juga ingin kembali berbisnis agar bisa mandiri. Pengalamannya berdagang baju ketika masih di Surabaya, membuatnya ingin kembali menjadi wiraswasta. Ia bercita-cita bisa berbisnis kuliner seperti mendirikan warung makan karena istrinya memiliki pengalaman bisnis kuliner.