Kuliah tatap muka atau luring dimulai sejak September 2022. Mahasiswa gembira, maklum selama ini mereka hanya kenal teman dan dosen lewat Zoom. Sampai-sampai saat bertemu di kampus, mereka hanya ingat wajah, lupa nama.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO, DWI AS SETIANINGSIH, BUDI SUWARNA
·5 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO
Naufal Yudhistira yang merupakan alumnus Universitas Indonesia menjelaskan tentang gamelan dan nada dalam bahasa Jawa kepada anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sekar Widya Makara UI di Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat (23/9/2022). Naufal kembali melatih gamelan setelah kegiatan mahasiswa diperbolehkan berlangsung tatap muka.
Kuliah tatap muka dimulai lagi secara penuh di sejumlah kampus. Begitu pula kegiatan mahasiswa. Perkembangan ini membuat mahasiswa gembira. Maklum, selama ini mereka hanya kenal teman dan dosen lewat pertemuan daring. Sampai-sampai saat bertemu kawan di kampus, mereka hanya ingat wajah, tapi lupa nama.
Suasana Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, Jumat (23/9/2022) siang, mulai ramai. Sekelompok mahasiswi istirahat setelah latihan menari, ada yang mengerjakan tugas.
Sementara itu, di lantai dua, mahasiswa anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Karawitan (UKM) Sekar Widya Makara berlatih di bawah bimbingan Naufal Yudhistira Anggito, alumnus UI yang kini kuliah magister di UI. Ini latihan tatap muka pertama mereka sejak pandemi.
Selain latihan memainkan gamelan, Naufal mengenalkan tembang (nyanyian) kepada peserta latihan. ”Ini sekalian buat memilih siapa yang bisa nembang, ya,” jelasnya.
Ia memberikan contoh suara not dalam bahasa Jawa. ”Siapa yang belum bisa?” tanyanya.
Guglielmo Caleschi, mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia dari Italia, peserta program pertukaran mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya UI, mengangkat tangan. Naufal pun mengulang lagi pengajarannya. Suasana latihan tampak menyenangkan, ada bagian serius tetapi sesekali diselingi canda tawa. Sebagai pemimpin UKM, ia ingin 70-an mahasiswa anggota UKM bisa bertemu dan berlatih bersama.
”Biasanya kami hanya latihan lewat Zoom atau latihan sendiri pakai aplikasi gamelan. Akhirnya bisa latihan langsung, main gamelan lagi,” ujar Ketua UKM Sekar Widya Makara, Ayu Frihatini Gabriella Nur Syahidah (20).
Mereka merasa kurang seru saat hanya bisa bertemu secara daring. Ada hal-hal yang kurang memuaskan saat tak bisa memegang gamelan. ”Kurang seru, tapi mau bagaimana. Ketika kami boleh berlatih lagi, wah semua semangat dan tak sabar, he-he-he,” ujar mahasiswi semester lima Jurusan Sastra Jawa UI.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Mahasiswa berlatih memainkan gamelan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sekar Widya Makara di Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat (23/9/2022). Kegiatan UKM kembali berlangsung seiring dengan kegiatan perkuliahan yang telah berlangsung tatap muka.
UKM karawitan UI dibentuk 10 tahun lalu dan punya pelatih profesional. Mereka berlatih setiap Sabtu, tetapi anggota UKM biasanya menambah latihan sendiri pada setiap Jumat.
Masih dari Kampus UI Depok, Ilham Sepri (21), mahasiswa Jurusan Sastra China, pun gembira sejak awal September bisa kuliah tatap muka. ”Seru kembali ke kampus untuk kuliah, ikut macam-macam kegiatan. Sebelumnya hanya kuliah daring, capek dan bosan,” kata mahasiswa asal Kabupaten Rokan Hulu, Riau, itu.
Ada pengalaman lucu pada pertemuan pertama di kelas. Ia dan kawannya saling tak tahu nama, apalagi semua pakai masker. ”Saling bingung ini siapa, itu siapa. Ada teman tanya, masak lupa sama aku. Siapa ya, aku ingat suaranya tapi lupa namanya karena selama kuliah daring lebih sering dengar suaranya,” kata Ilham tertawa.
Akhirnya semua mahasiswa kenalan ulang sambil membuka masker.
Walau sudah mengizinkan kuliah tatap muka, pimpinan UI tetap menyerahkan kebijakan cara perkuliahan kepada masing-masing jurusan. Jika ada mahasiswa terpapar Covid, perkuliahan otomatis kembali digelar secara daring.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Suasana di Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat (23/9/2022). Kegiatan unit kegiatan mahasiswa kembali semarak seiring dengan kegiatan perkuliahan yang telah berlangsung tatap muka.
Mencari kegiatan
Untuk melengkapi kuliah daring di kampusnya, Elvi Rahmawani (22), mahasiswa Jurusan Sosiologi semester 7, Universitas Andalas, Sumatera Barat, memutuskan mengikuti MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Sejak Juni 2022, Elvi sudah di Palangkaraya mengikuti KKN, lalu lanjut MBKM. ”Aku ikut MBKM sampai akhir November 2022. Programnya membangun desa,” ujar Elvi, Jumat (23/9/2022), lewat telepon.
Bagi Elvi, aktivitas yang dia ikuti sangat menyenangkan. Dia mendapat pengalaman baru di pulau yang berbeda. ”Awalnya kagok. (Lama-lama) Senang karena jumpa banyak orang lagi,” imbuhnya.
Bertatap muka, berjumpa dengan orang lain, membuat Elvi merasa ”hidup kembali”. Tak heran, dia menikmati mengikuti program MBKM. Ia berada dalam kelompok yang terdiri atas 10 mahasiswa dari berbagai jurusan dan bekerja sama dengan kelompok tani serta perangkat desa yang menjadi sasaran program mereka. Bersama kelompoknya, Elvi berencana membuat Balai Central Maggot Kalimantan Tengah. Maggot merupakan bahan baku alternatif untuk pembuatan pakan ikan.
NINDYA DWI AMANDA
Mahasiswa MBKM Universitas Andalas di Kalimantan Tengah melaksanakan survei rutin ke beberapa kelompok tani Karang Tunggal, Kalimantan Tengah, Selasa (20/9/2022).
Dari Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, kuliah yang akan diikuti Adira Fadhil Arafat (21), mahasiswa Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik, Sentra Layanan Universitas Terbuka (Salut) Silampari, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, baru dimulai Oktober 2022. Namun, saat daftar ulang, belum ada kepastian perkuliahan akan dilakukan daring atau tatap muka. ”Sebelumnya, infonya semester 2 tatap muka. Pas daftar ulang katanya ada rencana online lagi. Masih belum pasti, belum ada pengumuman resmi,” ujarnya.
Ia berharap perkuliahan kelak dilakukan secara luring. Selain materi kuliah tersampaikan dengan baik, dia juga bisa bertemu teman-temannya. ”Dari awal belum pernah ketemu langsung. Kangen kumpul-kumpul lagi,” ujarnya.
NINDYA DWI AMANDA
Mahasiswa MBKM Universitas Andalas di Kalimantan Tengah melaksanakan survei rutin ke beberapa kelompok tani Karang Tunggal, Kalimantan Tengah, Selasa (20/9/2022).
Adaptasi lagi
Perubahan cara perkuliahan mau tak mau membuat mahasiswa dan dosen harus beradaptasi lagi. Di Universitas Katolik Atma Jaya Yogyakarta, mulai semester ganjil (September 2022), perkuliahan sepenuhnya dilakukan secara luring. Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya Yogyakarta, Olivia Lewi Pramesti yang biasa disapa Lewi, memberikan catatan yang perlu jadi perhatian dosen dan mahasiswa.
Saat perkuliahan luring terbatas dimulai semester lalu, baik mahasiswa maupun dosen harus beradaptasi lagi. Akibat terlalu lama ikut perkuliahan secara daring, sebagian besar mahasiswa menjadi pasif. ”Mereka terbiasa mendengarkan saja perkuliahan lewat daring, saat kuliah luring mereka juga diam saja. Kalau enggak dipancing, enggak akan ngomong,” ujar Lewi.
Agar mahasiswa kembali aktif, ia mendesain perkuliahan secara interaktif. Mahasiswa diminta presentasi di depan kelas dan berdiskusi. Dengan cara itu, mereka dipaksa berinteraksi dengan mahasiswa lain. Problem itu mulai bisa teratasi saat perkuliahan luring dilakukan secara penuh mulai semester ini. ”Mahasiswa semester 3 dan 5 problemnya sama. Karena kelamaan kuliah daring, mereka jadi pasif dan susah menangkap materi perkuliahan. Tetapi, mahasiswa semester 1 yang baru masuk kuliah September ini, problemnya beda lagi karena waktu di SMA, mereka hampir dua tahun belajar dari rumah,” ujarnya.
Saat berbincang dengan beberapa mahasiswa baru, Lewi baru tahu bahwa ada kebiasaan buruk yang muncul selama mereka belajar dari rumah di masa SMA. Salah satu kebiasaan buruk itu, penggunaan joki tugas. ”Mereka cerita biasa menggunakan jasa joki tugas selama belajar dari rumah saat SMA. Mereka bilang, guru enggak tahu soal itu.”
Karena terbiasa pakai joki tugas, saat mulai kuliah, mereka gagap menjawab pertanyaan yang membutuhkan jawaban analitis. ”Apalagi perkuliahan sekarang sudah luring, kelihatan sekali gagapnya,” ucap Lewi.