Pradana Ricardo meraih beragam prestasi di sela kesibukannya kuliah. Paling terbaru, dia menjadi Duta Bahasa Putra Jawa Tengah 2022.
Oleh
MARIA SUSY BERINDRA
·4 menit baca
Tak sengaja memilih kuliah di Jurusan Sastra Indonesia, Pradana Ricardo (22) justru meraih banyak prestasi di tengah kesibukan kuliah. Pada Mei 2002, Ricardo menjadi pemenang 1 Putra Duta Bahasa Jawa Tengah mengalahkan puluhan peserta.
Saat ini, sebagai duta bahasa, Ricardo, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, Surakarta, mendukung kegiatan Balai Bahasa Jawa Tengah. Dia mengampanyekan slogan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yaitu Trigatra Bangun Bahasa yang artinya mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing. Salah satu kegiatan yang dilakukan pada dua pekan ini adalah revitalisasi aksara Jawa di Desa Wisata Lerep yang terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
”Saya membantu warga melatih menggunakan aksara Jawa, tetapi juga tidak meninggalkan bahasa Indonesia. Minggu lalu, saya mendongeng dengan media wayang tentang asal-usul aksara Jawa, dan akhir pekan ini tentang tembang dolanan di Jawa Tengah,” kata Ricardo saat diwawancara daring di Solo, Kamis (15/9/2022).
Tak terbiasa mendongeng membuat Ricardo harus belajar. Untuk itulah, dia berusaha membawakan cerita yang menarik menggunakan media wayang.
Selain itu, Ricardo juga membantu warga membuat plang nama makanan dalam aksara Jawa yang digunakan untuk pasar rakyat setiap Minggu Pon. ”Sejak kecil, saya memang selalu menggunakan bahasa Jawa untuk sehari-hari. Dengan orangtua, memakai kromo inggil. Kalau untuk aksara Jawa yang aksara dasar, masih hapal. Cuma kalau ada pasangan tanda baca, ya, harus melihat buku lagi,” ujar pemuda kelahiran Klaten, Jawa Tengah, ini.
Perjalanan Ricardo menjadi duta bahasa tak mudah. Tahun lalu, dia mengikuti kompetisi Duta Bahasa Jawa Tengah, tetapi hanya masuk sampai finalis. Setelah gagal menjadi pemenang, tahun ini dia memperbaiki kesalahan-kesalahan untuk bisa bertarung kembali. Hasilnya, dia menjadi juara.
”Sebenarnya, saya didorong oleh fakultas untuk ikut tahun lalu. Saya evaluasi diri, memperbaiki kesalahan, jadi harus lebih siap,” ujar Ricardo yang bersiap untuk ikut Duta Bahasa Nasional pada bulan depan.
Saat berkompetisi, Ricardo menyelesaikan soal-soal Uji Kemahiran Bahasa Indonesia serta tes wawancara dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Beda dengan tahun lalu, pada kompetisi kali ini, dia harus mengikuti psikotes untuk menguji kestabilan emosi.
Selain menjadi duta bahasa, Ricardo juga sering menjuarai berbagai lomba. Dengan segudang prestasi, dia memberanikan diri untuk ikut Pemilihan Mahasiswa Berprestasi UNS. Dalam kompetisi itu, dia membuat karya kreatif, yaitu aplikasi untuk belajar bahasa Indonesia, khususnya terkait karya sastra.
Hobi membaca Sejak duduk di bangku SD, Ricardo suka membaca buku, terutama novel dan komik. Cita-cita masa kecilnya adalah menjadi guru Bahasa Indonesia. Sebuah cita-cita yang sempat dilupakan saat dirinya beranjak remaja.
Hobi membaca terus dilakukannya hingga SMA saat Ricardo meraih banyak juara, seperti lomba puisi, debat, dan pidato. Setelah lulus, dia sempat galau ingin memilih jurusan kuliah hingga temannya menyarankan untuk mengambil Jurusan Ilmu Komunikasi.
”Dulu, kalau baca buku, sehari bisa selesai buku tebal. Kalau sekarang, satu buku saja lama selesai bacanya,” katanya sambil tertawa.
Meski begitu, kecintaannya kepada bahasa Indonesia tak meluntur. Saat memiliki akun di Facebook, dia menulis pendidikan di Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta. ”Nulis itu iseng saja. Ya, sekaligus menjadi doa, siapa tahu bisa terkabul,” katanya.
Hingga saat diterima kuliah di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta tahun 2018, dia masih penasaran dengan bidang bahasa. Setahun kemudian barulah Ricardo semakin mantap memilih bidang yang diminatinya saat diterima di UNS. ”Sekarang, saya mau skripsi dengan mengambil tema bahasa Indonesia untuk penutur asing. Kalau bisa penelitian ke Thailand karena ada perubahan konsonan dari dua bahasa Indonesia dan Thailand,” kata Ricardo.
Pradana Ricardo
Lahir: Mei 2000
Pendidikan:
- SD Negeri 2 Prambanan, Klaten (2006-2008)
- SD Negeri Prambanan, Sleman (2008-2012)
- SMP Negeri 1 Prambanan, Sleman (2012-2015)
- SMA Negeri 1 Kalasan, Jurusan IPA (2015-2018)
- Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret, Surakarta (2019-sekarang)
Prestasi, antara lain:
- Juara 1 Lomba Esai Psikologi Idul Adha, UGM (2020)
- Juara 3 Lomba Debat Bahasa Antarmahasiswa se-Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2021)
- Mahasiswa Berprestasi 3 Universitas Sebelas Maret (2021)
- Juara 1 Lomba Esai Internasional, Management and Science University, Malaysia (2022)
- Medali Emas Youth International Science Fair Bidang Social Science (2022)