Joy Satriani Mone dan Romana Da Costa Pinto, Bahasa untuk Bangsa
Joy Satriani Mone dan Romana Da Costa Pinto terpilih sebagai Terbaik 1 Putra dan Putri Duta Bahasa Provinsi NTT Tahun 2022.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Bahasa adalah bagian dari identitas suatu bangsa. Di tengah tergerusnya kesadaran tentang berbahasa, anak muda sadar pentingnya menggunakan bahasa Indonesia, daerah, dan asing dengan baik serta benar. Sebagian dari mereka adalah Joy Satriani Mone (19) dan Romana Da Costa Pinto (18) yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Joy dan Romana baru saja terpilih sebagai Terbaik 1 Putra dan Putri Duta Bahasa Provinsi NTT Tahun 2022 yang berlangsung pada 3-4 Juni 2022. Kedua anak muda ini akan mewakili NTT dalam pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional pada Oktober nanti.
Sebagai duta bahasa, mereka mengemban tugas sebagai reksa bahasa atau penjaga bahasa berdasarkan prinsip Trigatra Bangun Bahasa, yakni pengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguasaan bahasa asing. Duta bahasa NTT juga mendukung apresiasi sastra Nusantara, kampanye berbahasa yang baik dan benar, promosi pariwisata daerah, dan program lainnya dari Kantor Bahasa Provinsi NTT.
Mengapa kesadaran untuk berbahasa dengan baik dan benar itu penting?
”Kita punya identitas yang menjadi pembeda saat pergi ke dunia luar. Banyak negara yang tidak mempunyai bahasa dan identitas sendiri, masa kita sebagai negara dengan bahasa Indonesia dan ratusan bahasa daerah tidak bangga dengan yang kita miliki?” kata Romana bersama Joy dalam wawancara virtual di Kupang, Kamis (30/6/2022).
Joy menjelaskan, tugas duta bahasa sejalan dengan prinsip Trigatra Bangun Bahasa. Dengan kata lain, mereka akan mengampanyekan kepada publik terkait tata cara penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Belakangan, kesadaran tersebut mulai hilang di mana penggunaan bahasa Indonesia bercampur dengan bahasa asing. Fenomena ini terlihat dari kemunculan bahasa gaul Jaksel.
Namun, ini bukan berarti kita harus menggunakan bahasa Indonesia secara kaku. ”Gunakan bahasa Indonesia baik dan benar sesuai konteks dan kaidah kebahasaan yang berlaku,” ujar Joy.
Duta bahasa juga bertugas mengampanyekan pelestarian bahasa daerah agar tidak punah. Indonesia memiliki 718 bahasa daerah. Di NTT, misalnya, terdapat 72 bahasa daerah di mana Kabupaten Alor menjadi wilayah dengan bahasa daerah terbanyak. Banyak bahasa daerah yang kini terancam punah, salah satunya adalah bahasa Kafoa di Alor (Kompas, 29 Oktober 2019).
Selain itu, duta bahasa mendorong penguasaan bahasa asing. Bahasa Inggris, sebagai contoh, berperan sebagai alat komunikasi global. Bahasa asing penting dalam menghubungkan Indonesia dengan dunia luar, termasuk tentang memperkenalkan dan mempromosikan budaya bangsa.
Mengutip kemdikbud.go.id, pemilihan Duta Bahasa Provinsi NTT Tahun 2022 berlangsung sejak Maret 2022. Diikuti oleh 234 peserta, proses seleksi menyisakan 60 peserta yang mengikuti pembinaan secara daring terkait kebahasaan, teknik wicara publik, penulisan karya tulis ilmiah, konten kebudayaan, seni budaya NTT, bahasa daerah, dan manfaat duta bahasa. Seleksi berikutnya menyisakan 30 finalis yang berkompetisi dalam presentasi krida, unjuk bakat, dan gelar wicara.
Dalam sesi unjuk bakat, Joy menampilkan tarian Arang Lei kreasi sendiri yang mengisahkan seorang manusia hutan yang belum merasakan modernisasi dari Mataru, Alor. Sementara itu, Romana membawakan pidato bahasa Inggris tanpa teks berjudul ”The Importance of Language in Promoting Local Cultures”. “Intinya tentang bagaimana bahasa asing menjadi sarana mempromosikan budaya ke turis mancanegara tanpa menduakan bahasa Indonesia,” tutur Romana.
Banyak belajar
Baik Joy maupun Romana sama-sama mengetahui tentang duta bahasa sejak masih bersekolah di SMA Negeri 1 Kupang. Namun, mereka baru banyak belajar tentang kebahasaan saat mengikuti kompetisi menjadi duta bahasa. Salah satu poin krusial yang mereka pelajari adalah soal padanan kata bahasa Indonesia yang belakangan tergantikan oleh istilah asing.
Misalnya, anak muda lebih sering menggunakan kata caption ketimbang takarir, hashtag daripada tagar, earphone ketimbang penyuara telinga, dan drive-thru dibandingkan lantatur. ”Semakin belajar, semakin saya menyadari banyak yang saya tidak ketahui dan salah gunakan,” kata Romana yang bisa berbahasa Tetun.
Di luar tugas sebagai duta bahasa, Joy dan Romana sebenarnya juga memiliki kesibukan lain dalam banyak komunitas dan aktivitas. Joy adalah seorang koreografer, penari, dan guru tari yang bergabung dalam Jemmy Dance Academy. Hasil karya Tari Nusa Sepe dari sanggar seni ini terpilih menjadi ikon Kota Kupang pada tahun ini.
Lalu, Romana tengah bersiap mengikuti program ALEX (American Leadership Experience) untuk dua minggu di Amerika Serikat selama Juli-Agustus 2022. Romana mendapat kesempatan ini setelah sebelumnya mengikuti Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (YES) Program secara virtual pada 2020 karena batal berangkat ke AS akibat pandemi.
Meskipun begitu, mereka berdua tidak lelah menjalankan tugas baru sebagai duta bahasa NTT.
”Mencintai bahasa tidak harus menunggu atau memiliki latar belakang sastrawan. Ini juga adalah tanggung jawab anak muda seperti kita untuk menyadari, menjaga, dan mempromosikan potensi yang kita punya,” tutur Joy. Selamat bekerja Joy dan Romana….
Joy Satriani Mone
Lahir: Kupang, 22 September 2002
Pendidikan: Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana (2020-sekarang)
Pengalaman: Koreografer, penari, dan guru tari Jemmy Dance Academy, 2020-sekarang