Kereta Cepat Whoosh Didominasi Penumpang Wisata dan Bisnis Menjelang Lebaran
Penumpang kereta cepat Whoosh diprediksi akan meningkat saat libur Lebaran. Didominasi oleh wisatawan, bukan pemudik.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepadatan penumpang belum terlihat di Stasiun Kereta CepatWhoosh Halim, Jakarta, Timur, Sabtu (30/3/2024). Kebanyakan penumpang yang menaiki moda ini bukan pemudik, melainkan pebisnis, wisatawan, serta pelajar dan mahasiswa yang mau kembali ke Jakarta atau ke Bandung.
Berdasarkan pantauan sekitar pukul 11.00, kursi ruang tunggu di lantai dasar ataupun lantai 2 rata-rata masih kosong. Landainya penumpang juga terlihat dari mesin tiket di lantai dasar. Dari delapan mesin yang tersedia, hanya dua atau tiga mesin yang digunakan penumpang untuk membeli tiket. Sisanya menganggur.
Rawven (17) dan Bintang (18) baru saja tiba dari Bandung, Jawa Barat. Mereka naik kereta cepat Whoosh ke Jakarta untuk pulang ke rumah di Jakarta Timur. ”Sekolah lagi libur, makanya balik dulu ke Jakarta,” kata Rawyen, siswa SMA Krida Nusantara, Cibiru, Bandung, saat ditemui di lantai dasar Stasiun Halim.
Dari Cibiru, mereka hanya memerlukan 15 menit naik mobil ke Stasiun Kereta Cepat Tegalluar. Dengan menempuh perjalanan selama 45 menit bersama Whoosh, ia sudah tiba di Jakarta. Inilah yang membuatnya lebih memilih sepur kilat ini.
”Sebelumnya, kami dijemput orangtua, sekarang sejak ada kereta cepat, ya, naik ini saja,” katanya.
Berkebalikan dengan Rawven dan Bintang, warga Jakarta, Nauval (19), justru mau ke Bandung siang ini. Ia adalah mahasiswa Universitas Padjadjaran, Jawa Barat. ”Sebelum ada kereta cepat, saya naik travel. Kini dengan adanya Whoosh yang bisa memangkas waktu perjalanan secara signifikan, saya naik ini saja,” tuturnya, yang sudah menaiki kereta cepat sejak beroperasi secara resmi Desember 2023.
Sementara itu, warga Jakarta, Ratna (25), menyatakan naik kereta cepat ke Bandung untuk urusan bisnis. Perusahaannya mensponsori sebuah pergelaran di Bandung dan dia diminta datang ke sana. ”Ini pertama kali aku naik kereta cepat,” katanya.
Selain untuk kegiatan bisnis, ada warga Yogyakarta, Naufal (22), yang menaiki kereta cepat untuk liburan. Dari Yogyakarta beberapa hari lalu, ia naik kereta api biasa ke Jakarta. Setelah menginap semalam di Ibu Kota, ia meneruskan perjalanan hari ini ke Bandung.
”Ini kebetulan lagi skripsian, sekaligus jalan-jalan,” ujar mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ini.
Manager Corporate Communication PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Emir Monti menjelaskan, survei terhadap penumpang kereta cepat mengonfirmasi bahwa kereta cepat digunakan untuk wisata dan keperluan bisnis. Survei yang dirilis pada November 2023 itu menunjukkan 55 persen responden menggunakan Whoosh untuk liburan, kemudian 24 persen untuk urusan bisnis. Sisanya menggunakan moda ini untuk kegiatan pendidikan dan aktivitas lainnya. Whoosh adalah singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, dan Sistem Handal.
Saat ini, lanjutnya, jumlah penumpang Whoosh sekitar 14.000 per hari. ”Trennya terus meningkat hingga libur Lebaran,” katanya.
Berlibur dengan Whoosh
Bagi pengguna Whoosh menjelang libur Lebaran, ia menyarankan beberapa hal. Pastikan identitas dan detail perjalanan saat membeli tiket sudah sesuai. Penumpang sebaiknya merencanakan perjalanan beberapa hari sebelum berangkat dengan cara memesan tiket lewat aplikasi atau laman resmi kereta cepat.
Saat hari keberangkatan, disarankan tiba di stasiun 30 menit lebih awal. ”Bawa barang secukupnya sesuai kemampuan, baik saat berangkat maupun kembali. Jangan terlalu banyak hingga kesulitan untuk bermobilitas,” ujarnya.
General Manager Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa menambahkan, saat libur Lebaran, penumpang Whoosh akan meningkat dari 14.000 menjadi 20.000 orang per hari. ”Kami siap melakukan penambahan perjalanan, menambah petugas passenger service mobile untuk membantu mengarahkan penumpang dan memberikan informasi karena kemungkinan (kereta cepat) akan banyak digunakan untuk wisata,” tuturnya.