Kereta Cepat Jakarta-Bandung diberi nama ”Whoosh”. Nama itu berasal dari suara lesatan kereta cepat. Setiap huruf dalam kata Whoosh mewakili Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Handal.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Suara lesatan ”Whoosh” terpilih sebagai nama Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Nama tersebut diharapkan meningkatkan kecintaan dan kebanggaan terhadap kereta cepat yang digadang membawa peradaban baru dan menjadikan Indonesia semakin diperhitungkan dunia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengumumkan Whoosh sebagai nama kereta cepat pada Kamis (21/9/2023). Nama itu berasal dari suara lesatan kereta cepat, sesuai dengan keberadaannya sebagai kereta tercepat di Asia Tenggara dan mewakili kereta cepat yang memberikan Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Handal.
Dwi Retno (26) cekikikan mengetahui kata ”Whoosh” sebagai nama kereta cepat. Menurut dia, nama tersebut unik dan menarik, tetapi kurang unsur lokal atau keindonesiaannya.
”Whoosh bagus dikenal mancanegara, tetapi untuk masyarakat awam yang jarang naik transportasi umum bakal bingung. Whoosh entar dikira angin,” ujar pekerja kantoran di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta, itu. Sebagai pengguna angkutan umum, mulai dari KRL, MRT, dan Transjakarta, Retno menyarankan nama Nusantara Express.
Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia, sependapat karena Whoosh terkesan asing. Sebaliknya, ada istilah lokal yang bisa lebih mengena pada masyarakat.
”Kesannya was-wus-was-wus. Bisa, kan, sayembara lewat banyak platform minta saran dari masyarakat agar ada rasa memiliki dan ujung-ujungnya membantu promosi kereta cepat,” katanya.
Istilah lokal yang dimaksud sudah banyak diadopsi angkutan umum lain. Contohnya, kereta ratangga (kereta perang yang identik dengan ketangguhan, kekuatan, dan kejuangan) milik MRT, layanan bus Transjakarta, Biskita Trans Pakuan (Bogor), dan lainnya.
”Jawa Barat harusnya punya banyak istilah lokal. Kalau dari Jawa Tengah bisa diadopsi nama Sepur Kilat,” ujarnya.
Sayembara
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan, Whoosh merupakan hasil sayembara terbatas pembuatan desain identitas oleh tim penilai. Tim itu diketuai Triawan Munaf, yang bekerja sejak Juli 2023. Triawan dibantu tim pengarah, yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Budi Karya.
”Kita perlu memberikan identitas jenama atau identitas merek atau branding yang mencerminkan nilai-nilai dari kereta cepat yang menjadi prestasi dan kebanggaan Indonesia,” katanya dalam konferensi pers tentang desain identitas jenama kereta cepat, kemarin.
Sayembara diikuti 10 agensi terpilih. Kemudian mengerucut menjadi tiga finalis yang akan dinilai kembali sehigga terpilih satu karya terbaik. Karya ketiga finalis, yaitu agensi Visious Studio, Ou Creative, dan Feat, dapat dilihat dalam laman kcic.co.id/jenamakeretaapicepat/.
Dalam konferensi pers itu, Ketua Tim Panel Sayembara Desain Identitas Jenama Kereta Api Cepat Indonesia Triawan Munaf menyampaikan, pemberian jenama atau branding sebagai kebutuhan dalam setiap program atau produk yang diluncurkan baik oleh pemerintah maupun non-pemerintah.
”Sekarang kita memiliki kereta cepat yang perlu diberikan jenama yang sesuai agar semakin populer dan disukai masyarakat. Sekarang kita semua sudah memiliki sebutan untuk kereta cepat, bukan lagi naik KCIC atau KCJB, tetapi naik Whoosh,” ujarnya.
Saat ini, Whoosh tengah menjalani uji coba terbatas secara gratis. Tiket uji coba 18-24 September sudah ludes terpesan. Namun, masyarakat masih bisa mendaftar pada uji coba kedua pada 24 September untuk jadwal keberangkatan 25-30 September. Pendaftaran melalui laman http://ayonaik.kcic.co.id/.
General Manager Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunnisa mengatakan, lebih dari 15.000 orang telah mengikuti uji coba gratis hingga 21 September 2023. Sementara untuk tarif belum ditetapkan secara resmi. Namun, menurut rencana, masyarakat akan dikenai tarif promo dengan harga Rp 250.000 hingga Rp 350.000.