Masyarakat Nikmati Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Ratusan warga menikmati uji coba kereta cepat Jakarta-Bandung pada Kamis (21/9/2023). Warga berharap tarif yang akan ditetapkan nanti bisa dijangkau semua kalangan.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Animo masyarakat untuk mengikuti uji coba kereta cepat Jakarta-Bandung beberapa hari ini sangat tinggi. Pada masa uji coba, masyarakat bisa menjajal kereta cepat dari Stasiun Halim, Jakarta, hingga Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan sebaliknya.
Kamis (21/9/2023) siang, warga yang telah mendaftar uji coba kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) memadati Stasiun Halim, Jakarta. Sejak satu jam sebelum keberangkatan kereta, warga sudah menunggu di dalam stasiun. Mereka sangat antusias, dengan gawai yang tidak pernah lepas untuk memotret setiap sudut stasiun.
Tepat pukul 13.45, pintu kereta dibuka. Warga bergegas mencari tempat duduk sesuai nomor pemesanan kursi di situs web. Pukul 14.00, kereta melaju dengan kecepatan yang bervariasi, mulai 220 kilometer per jam hingga 350 kilometer per jam. Sepanjang perjalanan, para penumpang terus mengabadikan momen melalui gawainya.
Salah seorang penumpang, Vannya Aurin (24), mengaku sangat antusias menjajal kereta cepat. Ia rela begadang untuk mendapatkan tiket gratis melalui situs Ayonaik.kcic.co.id. Tak ada alasan Vannya untuk tidak mencoba kereta cepat itu, apalagi jarak rumahnya ke Stasiun Halim hanya 8 menit.
Menurut Vannya, sensasi naik kereta cepat berbeda dengan kereta pada umumnya. KCJB relatif nyaman baginya. Guncangan yang dirasakan di dalam kereta minim meski ia berada di kelas ekonomi premium.
Vannya merasa sensasi di kelas ekonomi premium bak kelas utama (first class) kereta pada umumnya. Kursi nyaman dan bisa diatur sesuai keinginan, pendingin ruangan mumpuni, hingga terdapat meja lipat di setiap kursi. Interior gerbong juga dinilai cukup bagus.
KCJB menyuguhkan tiga kelas berbeda. Kelas ekonomi premium terdiri dari 555 kursi dengan susunan 3-2. Kursi tersebut berbahan suede dengan motif batik mega mendung berwarna abu-abu dan biru. Sementara first class memiliki 18 tempat duduk berwarna abu-abu dengan susunan 2-1 berbahan faux leather. Untuk business class, terdapat 28 tempat duduk berwarna merah dengan susunan 2-2 yang juga berbahan faux leather.
Penumpang lain, Febrian (26), sependapat dengan Vannya. Ia mengaku antusias mengingat perjalanan Jakarta ke Bandung (142,3 km) dapat ditempuh selama 40 menit, tanpa macet dan kepulan polusi. Selain itu, kereta tersebut dapat menampung penumpang lebih banyak.
Akan tetapi, melihat fasilitas yang lengkap dan waktu tempuh perjalanan yang singkat, Febrian melihat kemungkinan tarif kereta cepat akan tinggi. Dengan begitu, tidak semua kalangan bisa merasakan kereta tersebut.
Berharap tarif terjangkau
Uji coba kereta ini merupakan kesempatan baik bagi Amelia Safitri (32). Warga Cileunyi, Kabupaten Bandung, yang bekerja di Jakarta Timur itu bisa pulang kampung secara gratis. Perjalanan yang semestinya ditempuh selama tiga jam lebih tersebut terpangkas menjadi hanya 40-45 menit dengan menggunakan kereta cepat.
Amelia berharap tarif yang akan ditetapkan nanti bisa menjangkau semua kalangan. Sebab, jika harga mahal, ia akan berpikir dua kali untuk menaiki kereta cepat. Padahal, ia masih ingin menjajalnya lagi karena fasilitasnya nyaman serta durasinya singkat.
Ia juga berharap adanya keringanan harga bagi warga sekitar stasiun kereta cepat. Dengan begitu, warga Bandung tetap dapat memiliki kesempatan untuk menyambangi Ibu Kota menggunakan kereta cepat, begitu pun sebaliknya.
Corporate Communication Manager Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) Emir Monti menyampaikan, selama masa uji coba, kuota penumpang kereta cepat dibatasi 2.000 orang per hari untuk perjalanan pergi-pulang.
Tersedia perjalanan dari Stasiun Tegalluar menuju Stasiun Halim serta sebaliknya dengan pilihan jam keberangkatan pukul 09.00 dan 14.00. Adapun setiap rangkaian berkapasitas 601 kursi.
”Dengan adanya uji coba publik ini, masyarakat diharapkan bisa melihat kehadiran kereta cepat di Indonesia, yang pertama juga di Asia Tenggara ini. Semoga masyarakat juga dapat memanfaatkan kereta cepat secara optimal,” kata Emir.
Emir mengatakan, KA cepat Jakarta-Bandung memiliki jalur sepanjang 142,3 km dengan 13 terowongan. Saat sudah beroperasi, kereta tersebut akan melayani empat stasiun, yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
Nantinya, layanan kereta cepat akan mulai berbayar per Oktober 2023. Terkait hal itu, ia mengatakan, hingga saat ini belum ada ketetapan tarif resmi dari KCIC. Pihaknya juga belum mengkaji lebih lanjut kemungkinan adanya potongan biaya bagi warga sekitar stasiun kereta cepat.
”Tarif masih dibahas, tapi nanti ada program khusus agar semakin banyak masyarakat yang mencoba dan menggunakan KCJB,” ujarnya.