Mereka Tak Hanya Pasrah pada Musibah
Banjir merendam permukiman penduduk di Jakarta, Jumat (22/3/2024). Walaupun telah surut, warga diminta waspada.
Linda (25) dengan cekatan membersihkan rumahnya yang terletak di Rawa Terate, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, dari genangan air, Jumat (22/03/2024) sore. Kegiatan bersih-bersih itu dia lakukan karena pada Jumat dini hari hingga siang, rumahnya terendam banjir dengan ketinggian hingga 1 meter.
Baginya, banjir setinggi itu bukanlah hal yang mengherankan. Sebab, hampir setiap musim hujan, rumah berlantai duanya itu kerap terendam.
”Kalau sudah hujan deras hingga tiga jam, saya terpaksa harus evakuasi barang ke lantai dua,” ujar Linda. Peringatan itu seakan menjadi alarm alam yang selalu dipedomani Linda.
Dia bercerita, hujan deras mulai mengguyur pada Jumat sekitar pukul 02.00. Hujan tidak berhenti hingga pukul 05.00. Alhasil, air dari Kali Cakung pun meluap dan berdampak pada rumah-rumah yang berada di bantaran, termasuk rumahnya yang berjarak sekitar 100 meter dari sempadan sungai. Banjir baru berangsur surut pada 14.00.
Linda tidak sendiri. Warga lainnya, Supardi (55), pun mengalami hal serupa. Bahkan, dalam satu bulan terakhir, banjir sudah merendam rumahnya hingga tiga kali. Menurut Supardi, itu merupakan konsekuensi bagi warga yang hidup di bantaran sungai.
”Meskipun sering banjir, air cepat surut karena sudah ada pompa di Kali Cakung,” kata Supardi.
Baca juga: Akibat Banjir Semarang, 630 Orang Mengungsi
Walau banjir sudah surut, warga tetap waswas. Sebab, bisa saja hujan kembali mengguyur. Tak heran, mereka memutuskan untuk mengevakuasi kendaraannya di tempat yang lebih tinggi agar tidak terendam.
Kewaspadaan juga dilakukan oleh warga di Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Setiap ada hujan deras dan menimbulkan genangan, informasi melalui pesan Whatsapp selalu disebarkan.
”Biasanya kalau sudah Siaga III, warga diminta untuk waspada,” kata Ketua RT 03 RW 03 Rawajati, Apoy.
Peristiwa banjir dengan ketinggian hingga 3 meter yang melanda daerah ini pada tahun 2007 terekam kuat di benak para warga. ”Karena itu, kewaspadaan terhadap banjir menjadi hal yang utama,” ujarnya.
Beruntung, saat ini banjir tidak sesering dulu karena sudah adanya normalisasi Sungai Ciliwung. ”Hanya saja, kita tidak boleh lalai,” kata Apoy.
Kelurahan Rawa Terate menjadi satu dari sejumlah kawasan di Jakarta yang dilanda banjir pada Jumat.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, hujan deras sejak Jumat dini hari menyebabkan kenaikan status pintu air dan banjir di 14 RT dan 16 ruas jalan sampai Jumat siang.
BPBD DKI Jakarta mencatat status Siaga 3 atau Waspada di Pintu Air Pulogadung dan Pos Angke Hulu.
Wilayah terendam banjir antara lain 13 RT di Jakarta Barat yang tersebar di Kapuk, Cengkareng Barat, Kedaung Kali Angke, Sukabumi Selatan, Joglo, Kamal, dan Duri Kosambi dengan ketinggian mulai dari 25 sentimeter sampai 80 cm. Satu RT lainnya di Rawa Terate, Jakarta Timur dengan ketinggian banjir 50 cm.
Baca juga: Banjir di Jalan Tol Arah Bandara Soekarno-Hatta Berangsur Surut, Petugas Berupaya Urai Kemacetan
Sementara 16 ruas jalan tergenang banjir setinggi 10-35 cm di Jalan Kapuk Raya, Jalan Bambu Kuning, Jalan Nangka, Jalan Gotong Royong di Jakarta Barat, serta Jalan Boulevard Raya, Jalan Biru Laut, Jalan Raya Gading Indah, Jalan Raya Hybrida, Jalan Gading Griya Lestari I, Jalan Taman Mangga, Jalan Mangga, jalan depan Rusun Embrio, jalan depan PT Lemo, Jalan Cacing, dan Jalan Pelepah Elok di Jakarta Timur.
Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang menyebut, petugas sudah mengecek dan berkoordinasi dengan dinas atau instansi terkait untuk penanggulangan banjir. Upaya yang berjalan antara lain penyedotan dan melancarkan aliran air di drainase atau tali air, serta penanganan jika ada pengungsi.
”Genangan ditargetkan surut dalam waktu cepat,” ujar Michael.
Sejauh ini dilaporkan, genangan sudah surut di enam ruas jalan, yaitu Jalan Bhayangkara, Jalan Gaya Motor Raya, Jalan Palem, Jalan Gereja Tugu, Kampung Kandang, dan Jalan Agung Karya di Jakarta Utara.
Michael berharap agar masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir tetap waspada karena cuaca ekstrem masih riskan terjadi. Berdasarkan catatan BPBD DKI Jakarta, tercatat setidaknya ada 25 kelurahan di Jakarta yang rawan banjir.
Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta mencatat, curah hujan ekstrem di Semanan, Jakarta Barat, dengan intensitas 212 milimeter per hari dan 208 mm per hari di Pompa Tanjungan, Jakarta Utara. Curah hujan ini melampaui kemampuan infrastruktur pengendalian banjir yang ada dengan batas 150 mm per hari untuk infrastruktur makro dan 100 mm per hari untuk infrastruktur mikro.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum mengatakan, pihaknya rutin mengeruk kali, waduk, dan saluran agar sedimen tak mengurangi kapasitas saluran. Dengan begitu, kinerja infrastruktur mikro dan makro tetap optimal untuk menampung dan mengalirkan air guna meminimalkan terjadinya genangan hingga banjir.
Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta juga mengoptimalkan operasional sarana dan prasarana, seperti rumah pompa, pintu air, dan peralatan berat lainnya dalam menanggulangi banjir.
”Kami berupaya meningkatkan upaya penanggulangan dan mempercepat penanganan banjir, serta meminimalkan risiko yang dapat timbul. Mulai dari pembangunan dan penguatan infrastruktur pengendali banjir, seperti waduk, perkuatan tanggul, sistem polder, dan peningkatan kapasitas drainase kawasan,” ujar Ika, Jumat sore.
Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta juga mengoptimalkan operasional sarana dan prasarana, seperti rumah pompa, pintu air, dan peralatan berat lainnya dalam menanggulangi banjir.
Pompa stasioner, misalnya, mengalirkan air di wilayah yang mengalami penurunan muka tanah, sedangkan pompa mobile untuk menangani genangan di berbagai lokasi yang sulit dijangkau oleh pompa stasioner.
Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta sampai 15 Maret ini mengoperasionalisasi 580 pompa stasioner, 557 pompa mobile, dan 845 pintu air yang tersebar di berbagai lokasi, serta 254 alat berat, 460 dump truk, dan 4.226 pasukan biru.