Kartu Multitrip Distop, MRT Jakarta Fokus Kembangkan Pembayaran Digital
Penjualan kartu multitrip dihentikan sejak Januari 2024. Pemilik kartu multitrip bisa memakai sampai November 2024.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penjualan dan penggunaan kartu multitrip atau multitrip ticket untuk pembayaran MRT Jakarta akan diberhentikan mulai November 2024. PT MRT Jakarta (Perseroda) selaku pengelola ingin lebih fokus mengembangkan pembayaran digital.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Mega Tarigan menuturkan, sosialisasi pemberhentian operasional multitrip ticket (MTT) ini telah dilakukan secara bertahap. Sebelumnya, MRT Jakarta telah melakukan sosialisasi penghentian penjualan MTT kepada penumpang melalui media resmi perusahaan pada Desember 2023 lalu.
Kemudian, penghentian penjualan kartu MTT baru resmi diberlakukan pada Januari 2024. Namun, penumpang yang memiliki kartu MTT masih dapat menggunakannya hingga Oktober 2024 sehingga akan resmi diberhentikan mulai November 2024.
”Kami akan menghentikan fitur top-up sekaligus operasional kartu MTT pada November 2024,” kata Mega saat dikonfirmasi, Rabu (21/2/2024).
Adapun MTT pertama kali diluncurkan pada 25 November 2019 dengan harga Rp 25.000 tanpa saldo. Kartu ini bisa mengisi ulang saldo melalui loket tiket atau mesin isi ulang di stasiun-stasiun MRT.
Meskipun demikian, penumpang masih dapat menggunakan kartu uang elektronik yang dikeluarkan oleh perbankan, yaitu Brizzi, Flazz, e-Money, Tapcash, dan Jakcard. Selain itu, MRT Jakarta juga menyediakan pembayaran dengan kode QR melalui beberapa aplikasi, yakni MyMRTJ, AstraPay, iSaku, dan Blu.
Mega mengatakan, penghentian penggunaan MTT merupakan salah satu upaya MRT Jakarta untuk mengembangkan bisnis digital melalui aplikasinya, yakni MyMRTJ. Apalagi, tren pembayaran melalui kartu elektronik mulai berkembang sejak resmi diberlakukan untuk transaksi di jalan tol.
E-wallet yang digunakan di aplikasi MyMRTJ hanya memiliki segelintir pengguna aktif.
Pihaknya memandang penggunaan kartu sebagai alat pembayaran akan memasuki masa senja. Menurut Mega, masa senja penggunaan kartu elektronik mulai terlihat dari upaya pemerintah menguji coba sistem pembayaran tol non-tunai nirsentuh atau multilane free flow (MLFF).
”Setelah pengembangan pembayaran secara digital ini sukses, kami melihat pengguna kartu akan berkurang. Kami juga melihat operator lain, seperti KAI Commuter bergerak ke arah yang sama, yaitu mengembangkan bisnis digitalnya,” kata Mega.
Perlu dibenahi
Adapun MyMRTJ merupakan aplikasi resmi tiket, informasi, promo, dan gaya hidup mobilitas MRT Jakarta yang dirilis pada April 2019. Aplikasi ini memiliki sejumlah fitur unggulan, seperti pembelian dan promo tiket menggunakan kode QR, jadwal perjalanan, peta stasiun, hingga informasi pedagang di stasiun MRT Jakarta.
Pada November 2023, PT MRT Jakarta meluncurkan berbagai fitur dan layanan terbaru pada aplikasi MyMRTJ guna mendukung gaya hidup urban. Aplikasi ini telah memiliki layanan tontonan siaran televisi, film, podcast, radio, dan gim. Selain itu, ada informasi hunian atau kios di sekitar stasiun, informasi acara (event) yang sedang dan akan berlangsung di Jakarta, hingga layanan perbankan.
Namun, pengguna MRT masih menemukan beberapa problem pada aplikasi MyMRTJ yang perlu dibenahi. Selain itu, mereka juga berharap adanya penambahan metode pembayaran.
Pengguna MRT Jakarta, Safiya Riyanti, menyayangkan ketiadaan pembayaran melalui dompet elektronik (e-wallet), seperti Gopay, Ovo, Dana, dan Shopeepay. Padahal, saat ini banyak masyarakat menggandrungi e-wallet tersebut.
”E-wallet yang digunakan di aplikasi MyMRTJ hanya memiliki segelintir pengguna aktif. Semoga masukan ini dipertimbangkan karena MRT dibuat untuk memudahkan masyarakat sehingga aplikasi yang disediakan harus mendukung tujuan awal tersebut,” ujar Fiya.
Fiya juga menyoroti alat scan kode QR untuk pembayaran di stasiun MRT. Menurut dia, alat tersebut masih sulit digunakan. ”Saya sempat bingung bagaimana cara scan-nya, sampai memutar-mutar handphone untuk scan. Harus dibuat lebih user friendly,” katanya.
Pengguna MRT Jakarta lainnya, Wildy, merasakan proses pembayaran yang masih sering gagal (error). Pernah suatu hari akun dompet elektroniknya terhubung dengan akun lain. Padahal, ia tidak pernah memakai dompet elektroniknya di akun lain.
Selain itu, Wildy juga pernah gagal melakukan pembayaran. Setelah mencoba satu kali lagi, pembayaran berhasil. Akan tetapi, tiket yang ia pesan menjadi dobel dan tidak bisa dibatalkan.