PT MRT Jakarta meluncurkan berbagai fitur dan layanan unggulan pada aplikasi MyMRTJ untuk mendukung gaya hidup urban. Namun, beberapa problem pada aplikasi ini dinilai masih perlu dibenahi.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·3 menit baca
Peluncuran aplikasi MyMRTJ dengan berbagai fitur baru di Stasiun Bundaran HI, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2023).
JAKARTA, KOMPAS — PT MRT Jakarta (Perseroda) meluncurkan berbagai fitur dan layanan terbaru pada aplikasi MyMRTJ guna mendukung gaya hidup urban. Sejumlah pengguna mengapresiasi langkah itu karena merasa dimudahkan dalam bermobilitas dan mendapat beragam manfaat. Namun, ada beberapa problem yang masih perlu dibenahi dari aplikasi tersebut.
”Sejak aplikasi MyMRTJ pertama kali diluncurkan pada April 2019, PT MRT Jakarta terus melakukan perbaikan dan pemutakhiran fitur-fitur berdasarkan kebutuhan masyarakat,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat saat peluncuran aplikasi MyMRTJ di Stasiun Bundaran HI, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2023).
Aplikasi MyMRTJ tidak lagi untuk sekadar membeli tiket dan melihat jadwal kereta. Kini, aplikasi ini telah berinovasi dengan tambahan fitur yang mendukung gaya hidup masyarakat urban, antara lain layanan tontonan siaran televisi, film, podcast, radio, dan gim. Selain itu, ada informasi hunian atau kios di sekitar stasiun, informasi acara (event) yang sedang dan akan berlangsung di Jakarta, hingga layanan perbankan.
Aplikasi ini juga memiliki sejumlah fitur unggulan, seperti pembelian dan promo tiket menggunakan kode QR, jadwal perjalanan, peta stasiun, marti poin, dan informasi gerai (tenant) di stasiun. Selanjutnya, ada kupon diskon, promo feeder, hingga gaya hidup urban seperti diskon layanan wisata, produk di mal, restoran, gym, bioskop, hotel, dan lain-lain di sekitar stasiun MRT Jakarta.
Tuhiyat melanjutkan, pihaknya akan terus memberikan beragam layanan tambahan bagi pelanggan MRT Jakarta. Ia berharap setiap pengguna jasa MRT Jakarta dapat merasakan pengalaman selama bermobilitas yang semakin menyenangkan.
PT MRT Jakarta bekerja sama dengan beberapa pihak dalam mengembangkan aplikasi ini, seperti Bluebird, Grab, Cove, dan Astrapay. Hingga saat ini, total ada lebih dari 500.000 orang yang menggunakan aplikasi MyMRTJ.
Direktur Cove Indonesia Dian Paskalis menambahkan, aplikasi MyMRTJ sangat memudahkan pengguna untuk mencari hunian di sekitar MRT. Pihaknya melihat sekitar 300.000 pengunjung yang berinteraksi untuk mencari hunian Cove setiap bulan melalui aplikasi MyMRTJ.
Menurut Dian, hal ini menunjukkan masyarakat urban peduli dengan produktivitas dan gaya hidup. Ia pun berharap fitur-fitur baru yang diluncurkan MyMRTJ dapat memberi lebih banyak kemudahan bagi pengguna moda transportasi umum tersebut.
Kekurangan
Pengguna MyMRTJ, Farah Nurshinta, mengapresiasi pembaruan fitur pada aplikasi MyMRTJ. Akan tetapi, masih ada beberapa kekurangan aplikasi tersebut. Ia juga menyayangkan kelambatan ataulemotnya aplikasi MyMRTJ.
Ia kerap membuka aplikasi tersebut untuk membeli tiket sebelum memasuki stasiun. Namun, saat hendak tap in, aplikasi tersebut sering mendadak lemot. Menurut dia, hal itu menghambat perjalanan dalam berangkat kerja.
”Saya senang memakai aplikasi ini, tapi lemot sekali. Semoga ada solusinya,” ujarnya.
Sementara Khasna Azizah, pengguna MRT Jakarta, menyayangkan ketiadaan pembayaran melalui dompet elektronik (e-wallet) seperti Gopay, Ovo, Dana, dan Shopeepay. Sebab, MyMRTJ hanya bisa melalui dua e-wallet (Astrapay dan I.saku) dan satu bank (Blu).
”Harusnya pembayarannya bisa melalui transfer semua bank serta e-wallet lain (yang lebih banyak) untuk lebih memudahkan masyarakat. Jadi, kami tidak perlu mengunduh dan daftar aplikasi lagi,” kata Khasna.
Pengguna MRT Jakarta lainnya, Wildy Ahmad, juga merasakan proses pembayaran yang sering gagal (error). Suatu hari, akun dompet elektroniknya terhubung dengan akun lain. Padahal, ia tidak pernah memakai dompet elektroniknya di akun lain.
Selain itu, ia juga pernah gagal melakukan pembayaran. Setelah mencoba satu kali lagi, pembayaran berhasil. Akan tetapi, tiket yang ia pesan menjadi dobel dan tidak bisa dibatalkan.
Pengguna lain, Ibnu Faizal, pernah mengalami hal serupa. Saat di perjalanan, ia bisa membuka aplikasi untuk membeli tiket. Namun, setelah sampai di stasiun MRT, aplikasi MyMRTJ mendadak tidak bisa terbuka. Ia pun mau tidak mau membeli tiket lagi. Kejadian itu pernah ia alami dua kali.