Siswa Binus School Serpong Dua Kali Alami Perundungan
Binus School tidak menoleransi tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun. Sekolah bertanggung jawab mencegah kekerasan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Kepolisian Resor Tangerang Selatan masih menyelidiki kasus dugaan perundungan siswa Binus School Serpong. Sejumlah siswa yang terlibat perundungan dan orangtuanya telah dimintai keterangan. Diduga tindakan kekerasan terhadap korban terjadi dua kali.
”Nanti kami infokan, diduga lebih dari satu orang (pelaku). Nanti kami cek perkembangannya,” kata Kepala Satuan Reserse Kepolisian Resor Tangerang Selatan Ajun Komisaris Alvino Cahyadi saat dihubungi pada Selasa (20/2/2024).
Alvino belum mau mengungkap lebih jauh berapa jumlah pelaku, inisial pelaku dan korban, hingga kronologi lengkap terjadinya dugaan perundungan.
”Orangtua pelaku sudah kami periksa untuk dimintai keterangan terkait perbuatan yang terjadi. Kondisi korban rawat jalan. Usia korban anak di bawah 18 tahun. Dijadwalkan pemeriksaan psikologis terhadap korban,” ujar Alvino.
Dari keterangan sementara, dugaan tindakan kekerasan terhadap korban terjadi dua kali, yakni pada 2 Februari 2024 dan 13 Februari 2024. Namun, untuk kepastian kronologi, lanjut Alvino, pihaknya masih akan mendalami keterangan dari saksi-saksi ataupun bukti-bukti, salah satunya rekaman video.
”Rencana hari ini melakukan gelar perkara untuk peningkatan status dari penyelidikan menjadi penyidikan,” katanya.
Kami sedang menyelidiki peristiwa ini secara serius dan cepat.
Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Tangerang Selatan Inspektur Dua Galih mengatakan, terjadi dugaan perundungan di sekolah internasional itu. Orangtua korban sudah melaporkan dan saat ini dalam proses penyelidikan.
”Luka yang dialami (korban) sudah kami lakukan visum, yang merupakan akibat dari perbuatan kekerasan yang dilakukan oleh lebih dari satu pelaku yang saat ini dalam proses penyelidikan. Di sebagian tubuhnya ada banyak luka memar, juga ada luka bakar akibat terkena suatu benda panas,” kata Galih.
Corporate Marketing Communications General Manager Binus Group Haris Suhendra mengatakan, dugaan perundungan salah satu siswa menjadi prioritas untuk ditindaklanjuti. Pihak sekolah telah memanggil pihak-pihak yang terlibat.
”Kami sedang menyelidiki peristiwa ini secara serius dan cepat. Tujuan kami adalah memberikan dukungan kepada korban, menegakkan aturan sekolah, dan mencegah hal serupa tidak terjadi lagi,” ujar Haris.
Haris belum bisa merinci terkait peristiwa yang terjadi di luas lingkungan sekolah Binus karena masih dalam proses penyelidikan. Meski demikian, Haris mengatakan, Binus School tidak menoleransi tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun dan sekolah bertanggung jawab untuk mencegah kekerasan itu.