Warga Bersiap Hadapi Dampak Cuaca Ekstrem
BMKG memprediksi Jakarta akan dilanda cuaca ekstrem mulai 3 Januari-10 Januari 2024. Sejumlah antisipasi dampak cuaca ekstrem pun terus dilakukan warga, seperti menjaga lingkungan dan meningkatkan kesehatan.
Hujan berintensitas tinggi disertai angin kencang melanda beberapa wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak tiga hari terakhir. Warga pun mau tak mau harus bersiap untuk menghadapi berbagai dampak, mulai dari banjir, pohon tumbang, hingga longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, sebanyak 18 RT masih terendam banjir akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda sejak Jumat (5/1/2024) hingga Minggu (7/1/2024). Pihaknya juga mencatat ada beberapa ruas jalan di Jakarta yang masih tergenang hingga pukul 16.00 WIB.
”BPBD mencatat ada kenaikan genangan, dari dua ruas jalan tergenang menjadi lima ruas jalan tergenang, dan 13 RT menjadi 18 RT atau 0,058 persen dari 30.772 RT,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Aji.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi pada Awal hingga Pertengahan Januari 2024
Rinciannya, di Kelurahan Rawa Buaya, Jakarta Barat, terdapat 5 RT yang masih terendam banjir dengan tinggi 40-60 cm. Di Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat, ada 1 RT yang terendam banjir setinggi 60 cm. Kemudian, di Kelurahan Kembangan Selatan terdapat 2 RT yang tergenang setinggi 90 cm.
Sementara di Jakarta Selatan, masih ada 10 RT yang tergenang. Di Kelurahan Cilandak Barat, ada 1 RT yang tergenang dengan ketinggian hingga 150 cm. Di Kelurahan Cilandak Timur terdapat 2 RT yang tergenang hingga 60 cm. Lalu, ada 4 RT di Kelurahan Duren Tiga yang dihantam banjir hingga 40 cm, dan ada 3 RT di Kelurahan Cipete Utara yang tergenang hingga 30 cm.
Selanjutnya, lima ruas yang masih tergenang ialah di Jalan Kemang utara IX, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (ketinggian 15 cm), Jalan Raya Jambore, Ciracas, Jakarta Timur (ketinggian 25 cm), Jalan Kemang Utara IX, Pancoran, Jakarta Selatan (ketinggian 40 cm), Jalan Pondok karya 1B, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (ketinggian 10 cm), dan Jalan Depsos RW 002, Ciracas, Jakarta Timur (ketinggian 10 cm).
Hujan deras dengan angin kencang juga menyebabkan pohon tumbang di sisi Jalan Pati Unus, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (6/1/2024) sore, dan menimpa sebuah mobil. Akibatnya, mobil tersebut mengalami kerusakan di bagian depan.
Sebelumnya, jalanan sekitar underpass Gandaria, Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (6/1/2024), juga sempat terendam banjir. Jalanan di sekitar Mal Gandaria City itu tidak bisa dilalui kendaraan hingga menyebabkan kemacetan.
Baca Juga: Bersiap Menyambut Banjir Tahunan
Persiapan menghadapi dampak cuaca ekstrem telah dilakukan warga Kelurahan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Sakinah (38). Meski sudah terbiasa menghadapi banjir, ia tetap antisipasi agar banjir yang menerjang tidak parah.
”Menjaga lingkungan sekitar itu perlu, seperti membersihkan selokan dan tidak membuang sampah sembarangan. Kalau ketahuan membuang sampah sembarang, nanti ada sanksinya. Warga harus saling gotong royong dan satu pemikiran,” katanya.
Dalam menghadapi cuaca ekstrem, warga Kelurahan Duren Tiga lainnya, Aruni Ismaya (33), kini lebih memperhatikan kesehatannya, terutama kesehatan kedua anaknya. Ia memastikan keluarganya senantiasa mengonsumsi banyak buah dan sayur yang mengandung antioksidan untuk meningkatkan imun tubuh.
”Badan harus tetap fit saat menghadapi cuaca ekstrem. Karena rumah sering banjir, akan banyak pekerjaan tambahan juga nantinya, seperti angkat-angkat barang dan membersihkan rumah,” ujarnya.
Warga di Bogor, Jawa Barat, juga harus mewaspadai dampak dari cuaca ekstrem, seperti longsor, banjir lintasan, dan angin kencang.
Pada Sabtu, hujan deras menyebabkan jalan penghubung antarkampung di Kampung Cipaok RT 002/003, Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, longsor. Jalan panjang 20 meter dan tinggi 17 meter itu pun tidak bisa dilalui kendaraan karena berisiko terjadi longsor susulan terutama jika hujan deras.
Badan harus tetap fit saat menghadapi cuaca ekstrem. Karena rumah sering banjir, akan banyak pekerjaan tambahan juga nantinya, seperti angkat-angkat barang dan membersihkan rumah.
”Tidak ada korban jiwa dan luka dari peristiwa itu. Kami masih dalam penanganan, begitu pula dengan dinas terkait agar akses jalan warga ini bisa kembali aktif,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor M Adam.
Cuaca ekstrem
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem hingga 10 Januari 2024. Sebab, sepanjang 3-10 Januari 2024, sebagian besar wilayah di Indonesia berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang, termasuk di DKI Jakarta.
Berdasarkan analisis terbaru BMKG, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, terdapat kondisi dinamika atmosfer yang memicu potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah, yakni monsun Asia musim dingin, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO), hingga aktivitas Gelombang Rossby.
Lihat Juga: Jakarta Hujan Deras, Lalu Lintas Terhambat Jalanan yang Tergenang
Monsun Asia musim dingin atau musim angin baratan mulai menunjukkan dampaknya terhadap potensi peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia sehingga pertumbuhan awan hujan di periode Januari ini diprediksikan cukup intens.
Selain itu, MJO saat ini dilaporkan sudah mulai memasuki wilayah Indonesia dan secara tidak langsung dapat memicu peningkatan potensi hujan sedang-lebat di beberapa wilayah.
”Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas Gelombang Rossby di wilayah Indonesia bagian barat dan cukup bertahan hingga lima hari ke depan,” kata Guswanto.
Faktor dinamika lain yang turut memperkuat potensi tersebut adalah terbentuknya pola pertemuan angin dan belokan angin di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Kondisi dinamika atmosfer tersebut menimbulkan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Mitigasi
Isnawa mengatakan, dari hasil pengamatan kondisi cuaca yang dirilis BMKG itu, terdapat kondisi dinamika atmosfer yang memicu potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jakarta. Terdapat potensi hujan intensitas sedang hingga lebat di sebagian wilayah, seperti di Jakarta Timur dan Selatan, terutama pada siang hingga menjelang malam hari.
Pada malam hingga dini hari, perlu diwaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sebagian wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, serta Jakarta Barat bagian utara. BPBD DKI Jakarta mengimbau masyarakat tetap waspada dampak cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.
”Saya imbau agar warga kenali bahaya dan kurangi risiko. Saat terjadi hujan, jauhi pohon rindang dan papan reklame,” kata Isnawa.
Pihaknya, kata Isnawa, mengecek kesiapan prasarana terhadap 25 kelurahan yang tergolong rawan banjir. Pemantauan kesiapan mitigasi serta kondisi peralatan, seperti perahu karet, tambang, dan lampu senter.
”Kami juga mengoordinasikan unsur dinas sumber daya alam, dinas bina marga, dinas gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat,” tutur Isnawa.
Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang menambahkan, untuk mengantisipasi banjir, BPBD DKI saat ini sedang melanjutkan normalisasi Kali Ciliwung. Ia mengharapkan partisipasi warga sekitar bantaran Kali Ciliwung yang tinggal berdekatan atau berdampingan dengan aliran kali tersebut.
Selain itu, BPBD DKI mengharapkan partisipasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Sebab, sampah masih menjadi masalah penyebab banjir di Jakarta.
”Di bagian lain, BPBD DKI juga telah membangun infrastruktur jaring sampah di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Jaring sampah ini bertujuan untuk mengendalikan sampah dari hulu agar tidak sampai ke pusat Kota Jakarta,” kata Michael.
Baca Juga: Banjir Ancam Bantaran Kali Ciliwung yang Belum Dinormalisasi
Lebih lanjut, Michael menyampaikan, BPBD DKI telah menyiagakan pompa air portabel dan pompa air stasioner jika sewaktu-waktu terjadi genangan. Saat ini, ada sebanyak 570 pompa air stasioner dan 550 pompa air portabel di Jakarta.
”Ini salah satu sarana bagi kami memastikan air cepat surut apabila terjadi genangan di suatu wilayah,” ucapnya.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Syarifuddin, meminta BPBD DKI Jakarta untuk menyiagakan petugas di sejumlah wilayah rawan banjir. BPBD dan perangkat eksekutif lain untuk juga mengantisipasi kemungkinan adanya dampak terhadap masyarakat dari cuaca ekstrem. BPBD DKI juga harus membekali semua petugas dengan keahlian evakuasi korban, serta menolong warga saat keadaan darurat.
”Jadi, bukan hanya di hulu, melainkan skenario di hilirnya juga sudah siap. Dengan demikian, begitu ada kondisi darurat, tinggal dijalankan saja karena dari awal sudah disiapkan dengan baik,” ujarnya.