Kenaikan Harga Bahan Pokok Dorong Inflasi di Jakarta
Sejumlah bahan pokok menyumbang inflasi di Jakarta, antara lain beras, cabai merah, dan daging ayam ras. Pemprov DKI Jakarta terus berupaya menjaga stok bahan pokok.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Inflasi tahunan di Jakarta pada Desember 2023 tercatat 2,28 persen atau turun tipis dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,33 persen secara tahunan. Inflasi ini masih didominasi kenaikan harga makanan dan minuman, seperti cabai merah, daging ayam, dan beras. Secara keseluruhan, Badan Pusat Statistik DKI Jakarta mencatat inflasi tahunan menunjukkan tren menurun sepanjang tahun 2023.
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta melaporkan inflasi tahunan per Desember sebesar 2,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 114,67. Secara nasional, inflasi tertinggi di Sumenep, Jawa Timur, yaitu 5,08 persen dengan IHK 120,82 dan terendah di Bandung, Jawa Barat, senilai 0,63 persen dengan IHK 116,16.
Dalam laporan yang dirilis BPS DKI Jakarta, Selasa (2/1/2024), inflasi tahunan (yoy) di Jakarta tercatat 2,28 persen. Inflasi terutama didorong oleh kenaikan harga yang didominasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan sumbangan 6,4 persen.
Penyumbang lainnya ialah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,34 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (2,33 persen), dan kelompok kesehatan (1,56 persen).
Adapun kelompok transportasi sebesar (1,42 persen), kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,41 persen), kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (0,91 persen), kelompok pendidikan (1,69 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran (1,84 persen), serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (2,84 persen).
Pelaksana Tugas Kepala BPS DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi menyebutkan, harga berbagai komoditas naik pada Desember 2023 sehingga IHK bertambah 2,56 poin. Komoditas utama penyumbang inflasi ini, antara lain, beras (0,274 persen), cabai merah (0,150 persen), daging ayam ras (0,133 persen), angkutan udara (0,101 persen), dan rokok keretek filter (0,097 persen).
Dalam Informasi Pangan Jakarta, saat ini harga beras berkisar Rp 12.695-Rp 15.005 per kilogram, harga cabai merah berkisar Rp 74.785-Rp 92.571 per kilogram, dan harga daging ayam ras Rp 40.725 per ekor.
Sementara itu, inflasi bulanan di Jakarta per Desember 2023 tercatat 0,5 persen. Terjadi kenaikan IHK 0,57 poin dari bulan sebelumnya. Penyumbangnya ialah kelompok makanan minuman dan tembakau (1,55 persen), transportasi (0,84 persen), perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,37 persen).
Selain itu, ada pula perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,16 persen), pakaian dan alas kaki (0,21 persen), informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,08 persen), serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,02 persen).
Pola inflasi selama tiga tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan pada bulan yang bertepatan dengan perayaan hari besar keagamaan, seperti Ramadhan, Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru.
Dwi mengatakan, naiknya tarif angkutan udara (0,095 persen), harga cabai merah (0,062 persen), daging ayam ras (0,046 persen), rokok putih (0,033 persen), dan beras (0,028 persen) menjadi penyumbang utama inflasi bulanan tersebut. Sebab, permintaan tinggi dan keterbatasan pasokan komoditas pada masa liburan sekolah dan jelang Natal dan Tahun Baru.
”Secara umum, inflasi Jakarta pada Desember 2023 relatif moderat dibandingkan kota lain di Indonesia,” ujar Dwi. Secara tahunan, Jakarta menempati peringkat ke-69 dari 90 kota dengan urutan inflasi tertinggi. Sementara secara bulanan, Jakarta berada pada posisi ke-24 dari 85 kota yang mengalami inflasi tertinggi.
Dwi menambahkan, inflasi tahunan Jakarta sepanjang tahun 2023 menunjukkan tren menurun. Hal itu kebalikan dari dua tahun sebelumnya karena dalam masa pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
”Pola inflasi selama tiga tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan pada bulan yang bertepatan dengan perayaan hari besar keagamaan, seperti Ramadhan, Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru,” ucap Dwi.
Stok pangan
Sejumlah upaya digulirkan Pemprov DKI Jakarta untuk mengendalikan inflasi sejak tahun lalu. Mulai dari menambah stok pangan tiga kali lipat atau dari kebutuhan lima hari menjadi 10 hari, Gerakan Pangan Murah, hingga sinergi dengan pemerintah pusat untuk distribusi beras dalam program stabilitas pasokan harga pangan (SPHP).
Perumda Dharma Jaya, misalnya, pada 2024 ini akan meningkatkan toko dagingnya yang sudah ada menjadi swalayan protein di Cakung, Mampang, dan Tanjung Priok. Selanjutnya, membangun cold storage (gudang pendingin) berkapasitas 7.000 ton di Cakung, dan pembangunan pasar induk daging sebagai pusat pangan protein hewani di Jakarta.
Upaya tersebut guna memenuhi tingginya permintaan warga saat hari raya besar keagamaan. Contohnya, bertambahnya kebutuhan daging ayam ras dan sapi sebanyak 2,5-3 persen setiap Natal dan Tahun Baru. Jumlah itu naik dari kebutuhan biasanya 65-70 ton per hari. Kemudian kebutuhan daging sapi naik 10-15 persen dari biasanya sebanyak 6.000 ton per bulan.
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman mengatakan, penambahan stok sudah berlangsung sejak November 2023 dengan mengisi cold storage eksisting sehingga daging sapi, ayam, dan ikan tersedia hingga Ramadhan tahun ini.
Manajemen menambah cadangan stok daging sebanyak 300 ton dan akan menambah 600 ton lagi. Daging dibeli dari Australia dan Brasil serta bekerja sama dengan daerah produsen daging.