Ketika Kereta ”Luxury” Menemani Perjalanan Libur Akhir Tahun
Sejak 13 Desember 2023, PT KAI menggunakan kereta New Generation. Kenyamanan ekstra berarti harga tiket ekstra pula.
Agatha (62), warga Grogol, Jakarta Barat, punya pengalaman buruk ketika berkunjung ke Yogyakarta dengan pesawat. Setibanya di Yogyakarta International Airport (YIA), Kulon Progo, bagasinya tak kunjung muncul. Padahal, ia harus bergegas ke kereta bandara tujuan Stasiun Tugu Yogyakarta.
”Saya harus olahraga, lari dari (terminal) bandara ke (stasiun) kereta bandara. Itu lumayan jaraknya. Akhirnya, saya ketinggalan kereta. Harusnya berangkat jam 11 (siang), baru bisa berangkat lagi jam 2 siang. Saya harus menunggu segitu lama,” kata pensiunan bankir itu, Rabu (27/12/2023).
Tak ingin kejadian itu terulang. Pagi itu ia dan adiknya, Lena Apriliya (45), memutuskan mudik ke Yogyakarta naik kereta api. Pukul 08.50, KA Argo Dwipangga tujuan Gambir-Solo Balapan membawa mereka ke Stasiun Tugu Yogyakarta dengan waktu tempuh sekitar 6 jam dari Gambir di Jakarta Pusat.
Ini untuk pertama kali keduanya menjajal gerbong kelas Luxury New Generation yang dioperasikan pada rangkaian KA Argo Dwipangga sejak 13 Desember 2023. Kereta tersebut terdiri atas tiga gerbong Luxury, tujuh gerbong Eksekutif, dan kereta makan. Ini adalah bagian dari pengadaan 612 unit gerbong kereta Stainless Steel New Generation buatan PT INKA oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai 2023 hingga 2026.
Di kelas Luxury, Agatha dan Lena akan menikmati kursi empuk berbalut kulit sintetis yang dilengkapi bantalan kepala serta sandaran kaki. Layar hiburan dapat dinavigasi dari sentuhan di depan mereka dengan sambungan internet.
Tersedia pula sambungan internet nirkabel agar penumpang dapat terus terhubung dalam jaringan. Jika baterai gawai hampir habis, tersedia colokan USB di samping kursi.
Gerbong terbaru dan termodern buatan PT INKA itu hanya berkapasitas 26 orang sehingga jarak antarkursi cukup lebar. Artinya, ruang bagi kaki akan sangat lega, sementara sandaran kursi dapat ditidurkan hingga hampir 180 derajat. Canggihnya lagi, semua pergerakan kursi itu dapat dikontrol lewat tombol-tombol kecil di bawah sandaran tangan.
Kereta itu juga dilengkapi papan informasi penumpang (passenger information display system/PIDS) digital di atas pintu kereta dengan desain yang futuristik. PIDS memuat keterangan seperti nama stasiun pemberhentian selanjutnya, suhu ruangan gerbong, serta kecepatan kereta.
Yang tak kalah penting adalah pintu masuk ke kereta serta antargerbong yang elektrik dan dapat dibuka dengan satu sentuhan tombol. Tak perlu lagi susah payah memutar tuas dan menarik pintu kereta yang berat. Jangan lupakan kaca jendela kokoh yang berlapis ganda sehingga lebih efektif menangkal panas dan sinar ultraviolet matahari.
Harga tiketnya? ”Rp 1,4 juta. Sebetulnya mahal juga, masa sampai kayak (harga tiket) pesawat? Ada juga pilihan (KA) Taksaka eksekutif yang biasa, cuma kakak saya bilang, ‘Udah, kita coba saja yang Luxury.’ Kami penasaran juga,” kata Lena, mengutip bujukan Agatha.
Baca juga: Penumpang KA Mendominasi Moda Transportasi Jelang Natal
Harga tiket pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta ke YIA memang lebih murah, di kisaran Rp 700.000-Rp 800.000 dengan waktu tempuh 80 menit. Namun, menurut Lena, kereta api akan mengeliminasi bermacam kerepotan yang harus ia hadapi jika bepergian dengan pesawat.
Pertama, ia tak harus tiba di bandara dua jam sebelum keberangkatan pesawat. Kedua, kereta api akan mengizinkannya turun langsung di pusat kota, sementara dengan pesawat, ia harus menempuh perjalanan 35 menit dengan kereta dari Kulon Progo. ”Sama aja waktu tempuhnya dari rumah,” katanya.
Ketiga, ia baru tahu bahwa harga tiket kelas Luxury sudah termasuk akses ke lounge yang terletak di lantai dua Stasiun Gambir sebagai tempat bersantai sebelum keberangkatan. Di situ, penumpang dapat menikmati aneka makanan ringan serta kopi dan teh.
Sementara itu, Thamrin (51) yang duduk di sudut lain lounge mengatakan, terpaksa membeli tiket kelas Luxury KA Argo Dwipangga untuk perjalanan dinas ke Yogyakarta. Tiket kelas eksekutif sudah habis diborong warga yang hendak mudik dan berwisata dalam rangka Natal dan Tahun Baru.
Gara-garanya, sebagai pegawai negeri Golongan IV di salah satu kementerian, ia harus menombok sekitar Rp 500.000 dari harga tiket sekitar Rp 1 juta. ”Golongan saya harusnya (kereta kelas) eksekutif kalau perjalanan dinas. Enggak boleh Luxury,” kata Thamrin yang lebih terbiasa bepergian dengan pesawat.
Eksekutif
Ini dibenarkan Ikko Haidar Farozy (27), warga Pondok Aren, Tangerang Selatan. Ia pertama kali mencoba gerbong kelas Eksekutif Argo Dwipangga untuk perjalanan dari Stasiun Cirebon ke Gambir pada Senin (25/12/2023) dini hari.
Meski harga normal berada di kisaran Rp 500.000, ia mendapat potongan harga lebih dari 50 persen karena membeli tiket dua jam sebelum keberangkatan. ”Fasilitas dan pelayanannya cukup baik, 10 dari 10. Tiketnya juga murah, karena hanya dengan Rp 215.000, sudah bisa naik kelas eksekutif di kereta New Generation,” kata Ikko.
Interior kereta begitu modern dengan lampu dan pendingin ruangan yang tersembunyi, tak seperti yang lumrah ditemui di dalam kereta lima tahun lalu. Pada malam hari, lampu akan menjadi temaram, tetapi nomor kursi di tembok akan tetap berpendar, begitu pula lampu di bawah kursi agar penumpang tak kesulitan masuk.
Dengan kapasitas 50 orang per gerbong, ruang untuk menurunkan sandaran kursi ataupun untuk kaki tentu tak selebar kelas Luxury, tetapi, kata Ikko, sudah cukup nyaman dan desainnya elegan. Namun, yang tak kalah menarik adalah suasana kereta makan yang mewah layaknya restoran yang dilengkapi kursi-kursi kayu.
”Seperti umumnya kereta eksekutif, target pasar kereta ini adalah orang yang tidak terlalu sensitif terhadap tarif, membutuhkan pelayanan cepat, aman, dan nyaman, tetapi tidak harus ribet dengan prosedur boarding pesawat,” kata Ikko.
Terbukti, data PT KAI, selama 13-26 Desember 2023, kereta Eksekutif New Generation yang digunakan pada KA Argo Dwipangga telah menarik minat 10.601 penumpang. Okupansinya mencapai 112,8 persen, dengan 12,8 persen sebagai indikator dinamika penumpang yang naik dan turun di antara Gambir dan Solo Balapan sebagai dua stasiun terujung.
Target pasar kereta ini adalah orang yang tidak terlalu sensitif terhadap tarif, membutuhkan pelayanan cepat, aman, dan nyaman, tetapi tidak harus ribet dengan prosedur boarding pesawat.
”Pada periode 27-31 Desember 2023, tiket kelas Eksekutif KA Argo Dwipangga yang sementara telah terjual adalah 2.989 tiket atau 85,4 persen dari total tiket yang disediakan,” kata Joni Martinus, Vice President Public Relations PT KAI, lewat pernyataan tertulis.
Keterisian di kelas Luxury lebih rendah, dengan total 1.590 penumpang yang dilayani pada 13-26 Desember 2023. Angka itu setara 77,45 persen dari total tempat duduk yang disediakan. Adapun selama empat hari terakhir pada 2023, sebanyak 370 tiket telah terjual, atau 47,42 persen dari ketersediaan.
Ekspansi
Karena minat masyarakat yang tergolong tinggi, PT KAI pun mengoperasikan kereta New Generation pada rangkaian KA Argo Lawu tujuan Gambir-Solo Balapan sejak 18 Desember 2023. Selama sembilan hari hingga 26 Desember 2023, sebanyak 7.102 penumpang telah dilayani dengan okupansi 112,75 persen.
Pada rentang waktu yang sama, ada 868 penumpang di kelas Luxury, yang berarti tingkat okupansinya 61,82 persen. Hingga akhir tahun, 80,40 persen tiket yang tersedia di kelas Eksekutif telah terjual, sementara di kelas Luxury sebanyak 37,83 persen.
”Kami melihat minat masyarakat terhadap kereta New Generation ini cukup tinggi. Ke depan, kereta ini akan digunakan oleh KA lainnya sehingga semakin banyak masyarakat yang menikmati peningkatan pelayanan PT KAI dari sisi kualitas sarana kereta api. Kami harap minat masyarakat untuk menggunakan kereta api terus meningkat,” kata Joni.
Sementara itu, Senior Manager Hubungan Masyarakat PT INKA Agung Dwi Cahyono menyebut pihaknya sangat bangga terhadap operasionalisasi kereta New Generation. ”Ini sinergi yang luar biasa antara PT INKA dan PT KAI untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan setia kereta api,” katanya.
Bambang (33), warga Jakarta Barat, juga terkesan oleh kemodernan dan kecanggihan segala fasilitas yang ia temukan ketika masuk ke gerbong Luxury Argo Dwipangga. Namun, sebelum kereta tiba di Yogyakarta, ia masih belum tahu apakah harga tiket jutaan rupiah itu setimpal dengan yang ia dapat.
”Nanti kita lihat di akhir perjalanan, worth it apa enggak,” ujarnya.
Baca juga: Tiket Kereta Api Hampir Ludes, Covid-19 Makin Mengancam Saat Natal dan Tahun Baru