Transjakarta Tambah 200 Bus Listrik pada 2024
Transjakarta secara bertahap akan menambah 200 bus listrik pada 2024 sehingga akhir tahun depan total ada 300 bus listrik Transjakarta.
JAKARTA, KOMPAS — PT Transportasi Jakarta menambah 26 bus listrik sehingga tercapai target operasional 100 bus listrik pada 2023. Manajemen juga berencana menambah 200 bus listrik secara bertahap pada 2024.
Penambahan 26 bus listrik oleh operator PT Bianglala Metropolitan berlangsung Jumat (22/12/2023). Armada baru itu melengkapi 74 bus listrik yang sudah beroperasi di sejumlah koridor Transjakarta.
Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta Wibowo mengatakan, seluruh bus listrik tambahan sudah beroperasi di rute Bundaran Senayan dan Pulogadung. Setiap unit bus berkapasitas 50 penumpang dengan kecepatan 80 kilometer per jam.
”Tahun ini tercapai operasional 100 bus listrik. Untuk tahun 2024 ada target penambahan 200 bus listrik. Kami tindak lanjuti pengadaannya secara bertahap,” kata Wibowo, Senin (25/12/2023).
Penambahan armada bus listrik merupakan salah satu komitmen Transjakarta untuk menyambut elektrifikasi transportasi publik, mengurangi emisi dan polusi di Jakarta. Dengan tambahan tersebut, maka secara keseluruhan terdapat 4.504 unit bus Transjakarta yang melayani 1,1 juta pelanggan setiap hari.
Merata
Dewan Transportasi Kota Jakarta mendukung upaya Transjakarta menambah bus listrik. Namun, penambahan bus listrik nantinya diharapkan bisa lebih merata.
Sekretaris Dewan Transportasi Kota Jakarta Adrianus Satrio Adi Nugroho menyebutkan, penambahan 200 bus listrik pada 2024 merupakan tantangan besar karena naik dua kali lipat daripada 2023. Pengadaannya sebaiknya lebih merata atau tidak hanya bus besar dan bus lantai rendah dari operator besar seperti Bianglala Metropolitan, Mayasari Bakti, dan Damri.
Penambahan 200 bus listrik pada 2024 merupakan tantangan besar karena naik dua kali lipat daripada 2023.
”Bagaimana dengan bus dek tinggi, bus sedang, dan bus kecil. Ini yang harus jadi perhatian pada tahun depan. Bagaimana Transjakarta bisa membantu operator bus sedang dan kecil untuk membeli bus listrik yang harganya mahal,” kata Adrianus secara terpisah.
Transjakarta disarankan membantu operator bus sedang dan kecil dalam berbagai skema pembiayaan baru. Misalnya, melibatkan pihak ketiga yang bisa menerapkan sistem sewa ke operator atau dukungan tambahan dana layanan publik (public service obligation) dari APBD DKI Jakarta.
Baca juga: PT Transjakarta Tingkatkan Aspek Keselamatan pada Akhir Tahun
Menurut Adrianus, perlu dipastikan apakah dana layanan publik dari APBD DKI Jakarta akan meningkat. Peningkatan ini membutuhkan komitmen dari Transjakarta dan dukungan atau peran DPRD DKI Jakarta agar terlaksana.
”Bus listrik bukan hanya soal elektrifikasi transportasi publik, kurangi emisi, dan polusi, melainkan juga harus benar-benar menambah kenyamanan dan keamanan pengguna, baik umum maupun disabilitas, ibu hamil, anak, dan warga lansia,” kata Adrianus.
Pada September lalu, Komisi B DPRD DKI Jakarta menyetujui penambahan anggaran Rp 633 miliar untuk subsidi penumpang Transjakarta dalam Rancangan Peraturan Daerah APBD Perubahan 2023. Anggaran itu melengkapi dana layanan publik untuk Transjakarta sebesar Rp 3,9 triliun dalam APBD DKI Jakarta 2023.
Tambahan anggaran digunakan Transjakarta untuk meningkatkan mutu pelayanannya, meningkatkan produktivitas layanan, dan kenyamanan pelanggan. Salah satunya untuk mencapai target 4 juta pelanggan setiap hari pada 2025.
Peningkatan layanan
Sebelumnya, Transjakarta telah menandatangani nota kesepahaman bersama Goodyear untuk mengkaji penerapan manajemen ban, pelatihan bagi pramudi, dan pengelola manajemen ban di depo.
Ini bertujuan untuk memperkuat sistem perawatan dan diagnostik yang menyeluruh pada ban agar dapat mendukung efisiensi dan kualitas pelayanan transportasi serta pelatihan dan pengelolaan manajemen ban Transjakarta. Dari kerja sama kedua pihak itu diharapkan tidak ada bus yang terkendala ban habis atau mogok akibat ban rusak serta tidak ada kecelakaan karena faktor ban.
Baca juga: Bus Tayo Tangerang dan Transjakarta Bakal Terintegrasi
Transjakarta juga bekerja sama dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) untuk pendidikan, penelitian, dan pengaduan masyarakat.
Ketua Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, Transjakarta berkembang pesat dalam pelayanan dari jumlah koridor dan penumpang sehingga menjadi tulang punggung angkutan massal perkotaan di Jakarta. Perkembangan tersebut harus terus ditingkatkan supaya kian banyak warga beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum sekaligus mengurangi kemacetan dan polusi udara.
Perkembangan tersebut harus terus ditingkatkan supaya kian banyak warga beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Tulus menyarankan Transjakarta untuk memperkuat integrasi infrastruktur dan tarif dengan moda angkutan umum lainnya. Selain itu, Transjakarta disarankan menyesuaikan tarif untuk pengembangan pada masa depan.
Sejak beroperasi pada 2004 hingga kini belum ada penyesuaian tarif Transjakarta. Tarifnya Rp 3.500 dan subsidi yang dikeluarkan mencapai Rp 3,5 triliun. ”Subsidi bisa digunakan untuk pengembangan Transjakarta yang lebih baik ke depannya,” kata Tulus.
Selain itu, Transjakarta mengintegrasikan layanan bus Transkota Tangerang Ayo atau Tayo dengan busnya. Koridor kedua layanan bus akan terkoneksi melalui halte-halte yang sudah ada sehingga memudahkan aksesibilitas warga pada transportasi umum di Kota Tangerang, Banten.
Transjakarta telah melayani warga Kota Tangerang sejak 2016. Sudah ada 10 rute dengan bus rapid transit (BRT) dan Transjabodetabek, antara lain rute CBD Ciledug-Tendean, Puri Beta-Dukuh Atas, dan Terminal Poris Plawad-Bundaran Senayan. Semua rute itu rata-rata melayani 57.000-58.000 pelanggan setiap hari.
Saat yang sama, Transjakarta terus melanjutkan revitalisasi halte-halte busnya. Saat ini, misalnya, tengah berlangsung revitalisasi Halte Gatot Subroto Jamsostek di Jakarta Selatan. Revitalisasi ini menurut rencana rampung pada Juni 2024.