Empat Anak Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Ibu Mereka Diduga Korban KDRT
Ditemukan tulisan ”Puas Bunda, Tx For All” berwarna merah di lantai rumah tempat kejadian perkara. Selain empat anak tewas, ibu para korban itu diduga korban kekerasan dalam rumah tangga dan kini dirawat di rumah sakit.
Oleh
AGUIDO ADRI, RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Empat anak ditemukan tewas di dalam sebuah rumah kontrakan di Gang Roman, RT 004 RW 003, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi mengatakan, Kepolisian Sektor Jagakarsa menerima laporan masyarakat sekitar pukul 14.50 WIB terkait bau yang sangat menyengat dari salah satu rumah kontrakan.
”Setelah dilakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) awal oleh Kapolsek dan jajaran Reskrim Polsek ditemukan seorang laki-laki, saudara P, pemilik rumah, dalam keadaan telentang. Ada pisau di tubuhnya, ada luka di tangan. Kemudian dilanjutkan pengecekan ke dalam kamar ditemukan empat mayat anak-anak,” kata Ade, Rabu (6/12/2023) malam.
Dari pemeriksaan sementara, empat korban berinisial Va (6), Sa (4), Aa (3), dan Ak (1), yang ditemukan tewas berjejer di tempat tidur, merupakan anak P dan istrinya, D.
”(P) dirawat di rumah sakit, tadi kami juga sudah menginterogasi yang bersangkutan, kemudian ibunya juga sedang dirawat sejak Sabtu (2/12/2023),” katanya.
Saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan lanjutan di lokasi kejadian dan sudah memasang garis polisi.
Polres Metro Jakarta Selatan bekerja sama dengan dokter forensik, laboratorium forensik, psikologi forensik, dan interprofesi lainnya untuk mengungkap misteri kematian empat anak itu, ayah yang tergeletak dengan senjata tajam di kamar mandi berniat bunuh diri atau tidak, hingga ibu yang sudah berada di RSUD Pasar Minggu.
Di lokasi kejadian, polisi menemukan tulisan berwarna merah di lantai ”Puas Bunda, tx for all”. ”Masih didalami ditulis siapa, warna merah apa, harus pasti tidak boleh berandai andai. Ini yang menulis siapa warna merah ini apa harus kami pastikan, akan kami lakukan uji laboratorium,” kata Ade.
Kemungkinan P ingin mencoba bunuh diri (Ketua RT 004 Yakub)
Dugaan sementara, berdasarkan laporan polisi Polsek Jagakarsa dari pemeriksaan sejumlah saksi, termasuk kakak D, istri P merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
”Masih kami dalami olah TKP karena TKP merupakan gudang barbuk (barang bukti) harus status quo. Kami harus hati-hati secara interprofesi agar barbuk bisa optimal yang kami dapatkan. Status quo sangat kami perlukan,” kata Ade.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Ajun Komisaris Besar Bintoro mengatakan, dugaan sementara orangtua sebagai pelaku dan mencoba untuk bunuh diri.
Masalah keluarga
Ketua RT 00 4 Yakub menceritakan kejadian ini baru diketahui warga pada Rabu siang. Saat itu warga mencium adanya bau tidak sedap dari kontrakan tersebut. "Kami kira bau bangkai tikus ternyata berasal dari dalam rumah kontrakan," katanyanya.
Curiga dengan bau tidak sedap itu, warga langsung mendatangi dan memanggil penghuni, namun tidak ada jawaban. Karena itu, warga berinisiatif memanggil tukang kunci untuk membuka pintu.
Alangkah kagetnya ketika dilihat empat anak sudah terbujur kaku di kamar belakang dalam kondisi sudah membengkak sedangkan sang ayah P meringkuk di kamar mandi dengan tangan terluka dan berlumuran darah. "Kemungkinan P ingin mencoba bunuh diri," kata Yakub.
Yakub mengatakan keluarga ini sudah tinggal sekitar satu tahun lebih. Namun sejak istrinya, D, tidak bekerja sejumlah permasalahan keluarga kerap terjadi. Misalnya sudah empat bulan uang kontrakan tidak terbayar. Apalagi P diketahui tidak lagi bekerja setelah keluar dari sebuah perusahaan transportasi.
Titin (49) tetangga korban mengatakan, puncak dari permasalahan itu terjadi pada Sabtu (2/12), lalu saat itu, D keluar dengan wajah berlumuran darah. Ia langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Sepanjang menjalani perawatan, D sempat meminta anggota Babinsa untuk mendatangi rumahnya untuk melihat situasi. Polisi datang di hari Senin namun tidak ada jawaban dari dalam rumah.
Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Bintoro mengatakan pihaknya masih bekerja. Tim dari Puslabfor Mabes Polri dan Inafis sudah melakukan pemeriksaan awal. Nantinya, P akan dibawa ke RS Polri untuk selanjutnya menjalani pemeriksaan lanjutan.
"Untuk sementara kami belum bisa memberi keterangan secara rinci karena masih mengumpulkan keterangan dan barang bukti," katanya.