LRT Jabodebek Beri Tarif Promo dan Tambah Rangkaian
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan per Jumat (1/12/2023) menerapkan tarif promo LRT Jabodebek dan menambah rangkaian jelang libur akhir tahun.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan per Jumat (1/12/2023) menerapkan tarif promo LRT Jabodebek dan menambah rangkaian jelang masa libur hari Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Promo tersebut untuk mendorong masyarakat agar memanfaatkan LRT Jabodebek dalam bepergian selama masa libur akhir tahun.
Tarif promo tersebut dikeluarkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor KP-DJKA 266 Tahun 2023 tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor KP-DJKA 147 Tahun 2023 tentang Tarif Promo Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik yang ditandatangani pada Kamis (30/11/2023).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal mengatakan, mobilitas masyarakat pada masa libur kali ini diprediksi cukup tinggi. Sebab itu, pihaknya berharap LRT Jabodebek dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk mengurangi kemacetan di Jakarta dan sekitarnya.
Dengan adanya pemberlakuan tarif promo baru tersebut, masyarakat dapat menggunakan LRT Jabodebek dengan tarif lebih murah. Pada hari kerja Senin-Jumat pada jam sibuk (peak hour) periode waktu 06.00-08.59 dan 16.00-18.59, LRT Jabodebek memberlakukan tarif Rp 3.000 (1 km pertama) dan Rp 700 untuk tiap km selanjutnya dengan tarif maksimal Rp 20.000.
Pada hari kerja Senin-Jumat di luar jam sibuk (off peak hour) periode waktu awal jam operasi-05.59, 09.00-15.59, dan 19.00-akhir jam operasi, tarif yang diberlakukan ialah Rp 3.000 (1 km pertama) dan Rp 700 untuk tiap km selanjutnya dengan tarif maksimal Rp 10.000.
Terakhir, pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional, LRT Jabodebek memberlakukan tarif Rp 3.000 (1 km pertama) dan Rp 700 untuk tiap km selanjutnya dengan tarif maksimal Rp 10.000.
Penambahan rangkaian
Selain memberlakukan tarif promo baru, Risal menyebutkan, Direktorat Jenderal Perkeretaapian juga menambah empat rangkaian kereta LRT Jabodebek per Jumat (1/12/2023). Total rangkaian kereta yang beroperasi kini 16 rangkaian dari sebelumnya 12 rangkaian.
”Ini secara bertahap akan dilakukan penambahan hingga keseluruhan rangkaian (27 rangkaian) dioperasikan secara penuh,” kata Risal.
Risal melanjutkan, penambahan rangkaian dimaksudkan agar waktu tunggu (headway) dapat dipersingkat menjadi 7-15 menit serta mengantisipasi lonjakan penumpang selama musim libur akhir tahun.
Dalam kondisi normal, LRT Jabodebek memang memiliki 16 rangkaian kereta dengan 234 perjalanan setiap hari. Akan tetapi, sebelumnya terjadi insiden roda aus pada beberapa rangkaian LRT Jabodebek. Akibatnya, LRT Jabodebek hanya bisa mengoperasikan sembilan rangkaian dan mengakibatkan headway sampai satu jam.
Kemudian, pada Selasa (21/11/2023), Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mulai mengoperasikan 12 rangkaian kereta LRT Jabodebek. Empat trainset telah selesai menjalani pembubutan roda. Waktu tunggu kereta pun kini lebih cepat dan berangsur normal.
Risal berharap, dengan diberlakukan tarif baru dan penambahan jumlah rangkaian tersebut, LRT Jabodebek dapat dijadikan moda transportasi pilihan selama liburan ataupun untuk kegiatan sehari-hari.
Dewi Chandrika (27), warga Jakarta Pusat, menyambut baik tarif promo yang ditawarkan Kemenhub. Dalam kesehariannya, Dewi melakukan perjalanan menggunakan LRT Jabodebek dari Stasiun LRT Dukuh Atas ke Stasiun LRT Cawang.
Dengan pemberlakuan tarif baru dan penambahan jumlah rangkaian tersebut, LRT Jabodebek diharapkan dapat dijadikan moda transportasi pilihan selama liburan ataupun untuk kegiatan sehari-hari.
Biasanya, Dewi merogoh tiket senilai Rp 9.300 untuk sekali jalan. Dengan adanya tarif promo ini, ia cukup mengeluarkan ongkos sebesar Rp 7.200. ”Lumayan hemat Rp 2.000 daripada tidak ada diskon sama sekali,” ucapnya.
Meskipun demikian, Dewi berharap, masalah keausan roda pada moda transportasi tersebut tidak terjadi lagi. Sebab, waktu tunggu yang lama menyebabkan penumpang beralih ke moda transportasi lain.