Cuaca ekstrem awal November di Kota Bogor menyebabkan 500 rumah rusak ringan dan berat.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor di Jawa Barat mencatat ada 24 peristiwa bencana akibat cuaca ekstrem. Pemerintah Kota Bogor akan menganggarkan perbaikan rumah warga yang rusak dampak dari peristiwa bencana.
Kepala BPBD Kota Bogor Theofilo Patrocinio Freitas mengatakan, hujan berintensitas tinggi disertai angin pada Sabtu-Minggu (4-5/11/2023) menyebabkan 24 peristiwa bencana.
”24 peristiwa itu menyebabkan sejumlah rumah rusak karena tertimpa pohon dan angin kencang. Bencana didominasi 15 kejadian longsor,” ujar Theo, Selasa (7/11/2023).
Salah satu peristiwa longsor yang cukup berdampak luas terjadi di Jalan Tajur, Muarasari, Bogor Selatan.
Tebing setinggi 25 meter dan lebar 15 meter longsor sehingga menyebabkan satu rumah yang dihuni tiga orang rusak. Kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa dan luka.
Material longsor, seperti tanah dan pohon itu, menutup akses jalan sehingga menimbulkan kemacetan. Material longsor juga menutup saluran induk Kali Cibalok. Saat ini material longsor sudah dibersihkan.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, pihaknya menyiapkan hunian sementara bagi para korban terdampak bencana selama dua bulan ke depan.
Tak hanya itu saja, Pemkot Bogor juga menganggarkan belanja tidak terduga (BTT) dan perbaikan rumah korban yang rusak akibat hujan berintensitas tinggi disertai angin kencang. BPBD Kota Bogor mencatat ada 500 rumah rusak ringan dan berat.
Akibat cuaca ekstrem tersebut, setidaknya ada 50 pohon tumbang. Berdasarkan pemeriksaan Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bogor, tercatat ada sebanyak 242 pohon berstatus kartu tanda pohon (KTP) merah.
Sebanyak 242 pohon ber-KTP merah itu tersebar di 33 titik. Dedie menginstruksikan kepada dinas terkait agar melakukan pemeliharaan, seperti pemangkasan serta membersihkan dan membuang paku-paku di pohon-pohon tersebut. Paku-paku itu menjadi salah satu faktor yang dapat merusak pohon.
Mengimbau warga jangan berteduh di bawah pohon saat hujan. Bencana dari angin kencang atau puting beliung merupakan langganan bagi Kota Bogor. Kita waspada bersama memasuki musim hujan ini. (Dedie A Rachim)
Pemeliharaan pohon secara rutin itu perlu terus dilakukan sebagai langkah mitigasi agar tidak menimbulkan korban jiwa.
”Mengimbau warga jangan berteduh di bawah pohon saat hujan. Bencana dari angin kencang atau puting beliung merupakan langganan bagi Kota Bogor. Kita waspada bersama memasuki musim hujan ini,” ujar Dedie.