Bapak dan Anak Balita Tewas di Koja, Istri dan Anak Lainnya Ditemukan Lemas
Dua pekan tak terlihat oleh warga sekitar, Hamka Rusdi (50) dan anaknya AQ (2) ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Balai Rakyat V, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara. Istri dan satu anak Hamka lainnya lemas tak berdaya.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tanda tanya masih menyelimuti kematian Hamka Rusdi (50) dan anaknya, AQ (2), di Jalan Balai Rakyat V, RT 006 RW 003 Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Apalagi, di dalam rumah mereka juga ditemukan istri Hamka, NP (32), dan satu anak lainnya, ADA (4), dalam kondisi lemas tak berdaya.
Peristiwa ini mengingatkan pada kasus kematian satu keluarga di kompleks Perumahan Garden City 1, Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, serta kematian ibu dan anak, Grace Arijani Harapan (68) dan David Aryanto Wibowo (38), di kawasan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.
Warga sudah dua pekan tak melihat Rusdi beribadah di masjid. Awalnya tidak ada kecurigaan karena keluarga tersebut dikenal tertutup lantaran jarang bersosialisasi. Kecurigaan mulai muncul pekan lalu karena tercium aroma tidak sedap dari sekitar rumah Rusdi.
Rumah itu terletak di perempatan gang selebar 3 meter. Satu bangunan saling dempet dengan bangunan lainnya. Rumahnya terdiri dari dua lantai. Lantai dua ditinggali Rusdi, istri, dua anak balitanya, sedangkan lantai satu disewakan untuk parkiran dan warung kelontong serta makanan.
Tak tahan dengan bau busuk tersebut, warga bersama petugas dari Polsek Koja dan Babinsa memeriksa kondisi Rusdi dan keluarga pada Sabtu (28/10/2023) pagi. Rusdi ditemukan tertelungkup di salah satu sudut rumah dan AQ terbaring di tempat tidur. Keduanya sudah tak bernyawa.
Istrinya dan ADA ada di dalam rumah. Keduanya dalam kondisi lemas tak berdaya sehingga dibawa ke Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.
Pada Minggu (29/10/2023) siang, garis polisi membentang di pagar rumah Rusdi. Warga hilir mudik melihat kondisi rumah sambil berbincang tentang kejadian itu. Sebagian warga menyebut ini kejadian pertama di permukiman mereka.
Polisi berencana kembali memeriksa rumah tersebut. Pemeriksaan untuk melengkapi alat bukti yang telah dikumpulkan sehari sebelumnya.
Tertutup
Sugandi (70), tetangga korban, dan warga berkumpul pada Jumat (27/10/2023) malam karena tak tahan dengan aroma tidak sedap itu. Mereka pun memutuskan memeriksa selokan di sekitar rumah korban keesokan harinya. Setelah diperiksa, ternyata tidak ada bangkai kucing ataupun tikus.
”Korban lahir besar di sini. Memang tertutup. Ketemu saat ibadah di masjid. Terakhir dua minggu lalu,” katanya.
Sugandi melanjutkan, Rusdi terakhir berkomunikasi dengan tukang jahit langganannya pada 14 Oktober 2023 lalu. Waktu itu, dia memesan spanduk melalui telepon. Komunikasi terakhir dengan keluarga pada 18 Oktober 2023 melalui aplikasi percakapan. Namun, tidak diketahui apa isi percakapan mereka.
”Mereka tertutup. Penjual ikan cerita tak pernah tatap muka. Mereka pesan ikan lewat telepon. Letakkan di meja, bayar lewat transfer,” ujarnya.
Rusdi tergolong keluarga berada. Tak hanya menyewakan lantai satu rumahnya, dia juga mempunyai usaha travel umrah di Pasar Lontar, Koja.
Hal itu dikonfirmasi Ketua RT 006 RW 003 Kelurahan Tugu Selatan Jumadi. Rusdi, berdasarkan pendataan dasawisma, merupakan keluarga ekonomi menengah ke atas. Keluarganya tidak tercatat sebagai penerima bantuan sosial.
Polres Metro Jakarta Utara masih menelusuri penyebab kematian Rusdi dan anaknya. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Iverson Manosoh mengatakan, belum diketahui penyebab kematian korban.
”Kami belum bisa memperkirakan penyebab dan waktu kematian. Masih diidentifikasi,” ucapnya.