Cegah Gangguan, KAI dan INKA Monitor dan Evaluasi Kereta LRT Jabodebek
KAI dan INKA memeriksa semua rangkaian kereta guna mencegah agar gangguan pada layanan LRT Jabodebek tidak terjadi lagi. INKA menyatakan, evaluasi atas gangguan dilakukan, diikuti perbaikan.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — KAI bersama INKA melakukan sweeping pada rangkaian kereta LRT Jabodebek. Langkah itu dilakukan setelah dalam tiga hari operasional ada gangguan-gangguan yang terjadi.
VP Public Relations KAI Joni Martinus, Kamis (31/8/2023), menjelaskan, KAI sebagai operator LRT Jabodebek memohon maaf karena ada gangguan-gangguan selama tiga hari pengoperasian. ”KAI terus berkoordinasi dengan INKA selaku produsen LRT Jabodebek,” kata Joni.
Pada Rabu (30/8/2023) malam, KAI dan INKA telah melakukan sweeping pada semua kereta yang dioperasikan pada layanan awal, yaitu pada 12 rangkaian kereta dan dua rangkaian kereta cadangan. Langkah itu untuk mencegah gangguan.
Terpisah, Senior Manager Humas dan Kantor Perwakilan PT INKA Agung Dwi Cahyono, Kamis (31/8/2023), melalui keterangan tertulis menerangkan, terkait gangguan pada kereta, seperti gangguan pada pintu kereta, ini menjadi konsentrasi INKA untuk menyelesaikan.
Sebelumnya, seusai diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo, Senin (28/8/2023), penumpang LRT Jabodebek bisa menikmati tarif promo Rp 5.000 untuk seluruh lintasan layanan pada 28 Agustus-30 September 2023.
LRT Jabodebek beroperasi dengan menerapkan sistem kontrol berbasis komunikasi atau communication based train control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) 3.
Didesain menggunakan sistem GoA 3, Agung melanjutkan, semua kereta LRT Jabodebek berfungsi dan dimonitor oleh sensor, salah satunya pintu. Dalam perjalanan, operasi ini masih terdapat gangguan kondisi teknis pintu yang kurang sentris sistem mekanis akibat getaran, limit switch yang tidak respons.
”Ini menjadi evaluasi dan perbaikan. Perbaikan terus berlanjut dilakukan oleh PT INKA dan ditargetkan dalam waktu secepatnya masalah pintu (LRT) bisa teratasi,” kata Agung.
Perbaikan yang dimaksud adalah INKA akan mengamati dengan seksama rangkaian-rangkaian kereta yang dioperasikan pada layanan LRT Jabodebek tersebut. Apabila dibutuhkan, akan disempurnakan supaya pergerakannya bisa lancar.
Joni menambahkan, satu hal lagi yang akan dikerjakan adalah mengenai penyempurnaan sistem.
”Secara operarational control centre (OCC) ini sudah align, namun demikian ada keluhan masalah pengereman pada saat berhenti yang masih mendadak. Ini kita sempurnakan terus dengan LEN dan Siemens karena ini teknisi Siemens masih berada di OCC di Bekasi Timur dalam rangka penyempurnaan ini,” katanya.
KAI berharap masyarakat tetap menggunakan LRT Jabodebek. Semoga LRT Jabodebek menjadi solusi kemacetan dan solusi polusi yang ada di Jakarta
Manager Public Relations Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo menjelaskan, pada hari keempat operasional, layanan LRT Jabodebek lancar.
”Hari ini masih sama dengan kemarin, sesuai dengan Gapeka yang telah diizinkan oleh Kemenhub berjalan dengan 12 trainset dan 158 perjalanan,” kata Kuswardoyo.
Kehadiran LRT Jabodebek yang melayani lintas Cibubur-Dukuh Atas dan Jatimulya-Dukuh Atas mendapat sambutan baik masyarakat. Meski di hari ketiga terjadi gangguan, masyarakat yang ingin menjajal atau mendapatkan pengalaman bermobilitas dengan menggunakan LRT Jabodebek cukup tinggi.
Isnain (43), warga Cibubur, Depok, merasa tidak takut meski di hari ketiga ada gangguan operasi. ”Tidak takut ada gangguan karena pas tidak dikejar waktu,” ujarnya.
Ia menyatakan, gangguan tersebut wajar karena baru mulai operasi. “KRL saja sering gangguan,” katanya.
Namun, dengan adanya LRT Jabodebek ini, ia mengaku terbantu.
”Yang paling bermanfaat itu rutenya karena lewat Kuningan dan ada yang ke Cibubur yang belum ada transportasi berbasis kereta sehingga ketika ada urusan ke Gatot Subroto, saya bisa naik LRT Jabodebek. Ada alternatif moda transportasi,” ujar Isnain yang di Kamis sore menggunakan LRT Jabodebek dari Stasiun Cikoko dan turun di Stasiun Dukuh Atas.
Hanya, ia menyayangkan pengereman kereta yang masih sangat tajam.
”Kalau keretanya overall nyaman, minus di pengereman yang terlalu pakem. Soal pintu kereta tadinya tidak sadar kalau cenderung pendek, kalau tidak baca-baca berita. Namun, setelah diperhatikan, tinggi pintu itu tidak nyaman untuk penumpang yang tingginya di atas rata-rata tinggi orang Indonesia,” kata Isnain.
Kuswardojo melanjutkan, minat masyarakat yang cukup tinggi, terlihat dari total penumpang LRT Jabodebek dalam tiga hari kemarin yang tercatat 65.375 orang. Rinciannya, 6.475 penumpang pada 28 Agustus 2023, 28.381 penumpang pada 29 Agustus 2023, dan 30.519 penumpang pada 30 Agustus 2023.
”LRT Jabodebek menargetkan 40.000-50.000 penumpang bisa diangkut setiap harinya untuk saat ini,” katanya.