LRT Jabodebek mengalami gangguan listrik dan pengoperasian pintu pada hari kedua dan ketiga beroperasi. Manajemen LRT Jabodebek minta maaf.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perjalanan moda Lintas Rel Terpadu atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek mengalami gangguan operasional pada hari ketiga operasi. Pada hari kedua, perjalanan moda LRT Jabodebek mengalami keterlambatan. Untuk gangguan hari ini, pihak LRT Jabodebek menyebutkan, gangguan terjadi pada pintu kereta rute Bekasi-Dukuh Atas dan ada gangguan listrik di Stasiun Halim.
Manajer Hubungan Masyarakat LRT Jabodebek Kuswardojo, Rabu (30/8/2023), menjelaskan, dalam layanan LRT Jabodebek hari ini terjadi gangguan. Train set (TS) atau rangkaian kereta 14 yang berangkat dari Stasiun Jatimulya ke Stasiun Dukuh Atas mengalami gangguan sekitar pukul 07.00 di Stasiun Cikunir 2. Pintu kereta LRT Jabodebek mengalami gangguan buka-tutup.
Hal itu berdampak pada perjalanan kereta lainnya. Penumpang rangkaian kereta 14 kemudian dievakuasi ke kereta berikutnya di Stasiun Cikunir 1. Karena ada yang bermasalah, maka kedatangan kereta lain yang berada di belakang kereta bermasalah itu agak lama sehingga proses evakuasi penumpang memerlukan waktu.
”Kereta yang mengalami gangguan sudah dipindah ke Depo LRT Jabodebek,” jelas Kuswardojo.
Tim dari INKA dan KAI akan melakukan evaluasi untuk mengetahui penyebab gangguan. ”Perawatan sarana LRT hingga saat ini masih di bawah tanggung jawab INKA sehingga kami mengoordinasikan penanganan sarana tersebut dengan Tim INKA,” jelas Kuswardoyo.
Gangguan lain yang terjadi dalam operasi hari ini, jelas Kuswardoyo, terjadi di Stasiun Halim. Gangguan yang terjadi adalah mati listrik.
”Kemudian gangguan lain yg terjadi di Stasiun Halim di mana terjadi matinya aliran listrik yang disebabkan gangguan TPSS listrik sehingga mengakibatkan gangguan operasional LRT Jabodebek rangkaian kereta 10,” kata Kuswardoyo.
Rabu sore ini kereta sudah berjalan normal. LRT Jabodebek juga menyebutkan sudah berkoordinasi dengan pihak Adhikarya yang bertanggung jawab atas TPPS tersebut.
”Koordinasi dengan semua pemangku kepentingan terus kami lakukan agar operasional LRT Jabodebek bisa berjalan dengan baik. Kami mohon maaf atas gangguan yang terjadi pada perjalanan LRT hari ini dan mengakibatkan kekurangnyamanan bagi pengguna jasa LRT Jabodebek,” kata Kuswardoyo.
Dari gangguan yang terjadi, pantauan dari media sosial, masyarakat banyak yang mengeluh terkait LRT Jabodebek. Dari akun @rezhadyan menyebutkan, ”Senam jantung bersama LRT Jabodebek. Loss power, sinyal nge-trip. Berhenti mendadak, jalan lagi, dan jarak sama kereta depan rapat. Good.”
Sementara @russy menulis, “Sudah naik, kereta berhenti dan mati di Halim. Pintu nutup AC mati.Gimana nih LRT mau bikin kita kehabisan oksigen??”
VP Public Relations KAI Joni Martinus juga menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan seperti pintu yang tidak bisa ditutup, juga pendingin ruangan (AC) dań listrik yang mati.
"Kami meminta maaf. KAI berkomitmen memperbaiki layanan," terang Joni Martinus.
Sementara dari pengoperasian hari kedua, Selasa (29/8/2023), manajemen KAI Divisi LRT Jabodebek menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan yang terjadi pada perjalanan LRT Jabodebek. Keterlambatan menimbulkan ketidaknyamanan dalam perjalanan.
Untuk periode tarif promo Rp 5.000 yang berlaku 28 Agustus-30 September 2023, jumlah rangkaian kereta yang dioperasikan 12 rangkaian kereta. Dijadwalkan ada sebanyak 158 perjalanan setiap hari.
Dengan jumlah rangkaian terbatas, jarak waktu kedatangan antarkereta mencapai 20 menit. ”Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari keterlambatan perjalanan LRT Jabodebek,” jelas Kuswardoyo.
Terpisah, Ketua Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Aditya Dwi Laksana menjelaskan, LRT Jabodebek yang beroperasi dengan derajat otomasi 3 atau grade of automation 3 (GoA3) memang memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk kalibrasi.
”Yang sangat perlu jadi perhatian bahwa sarana yang sudah dioperasikan itu harus sudah terjamin kehandalannya,” urai Aditya.
Menurut dia, faktor keselamatan dan keandalan operasi harus menjadi perhatian khusus pada masa operasi komersial terbatas.