LRT Jabodebek segera memasuki masa "soft launching" pada 12 Juli hingga 15 Agustus 2023. Pada 18 Agustus, Presiden Jokowi akan meresmikan operasional penuh LRT Jabodebek yang diharapkan bisa mengurangi kemacetan Jakarta.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·5 menit baca
Setelah ground breaking pada 2015 silam dan menghadapi beberapa tahun pembangunan, enam hari lagi akhirnya masyarakat akan mendapat kesempatan bisa ikut menjajal naik dan merasakan layanan LRT Jabodebek. Lintas Rel Terpadu itu diharapkan menjadi angkutan umum pilihan menembus macetnya Jakarta.
Kamis (6/7/2023) siang, Kompas bersama sejumlah jurnalis berkesempatan menjajal LRT Jabodebek dan merasakan langsung operasional angkutan berbasis rel itu. Diawali dari Stasiun LRT Dukuh Atas, rangkaian kereta atau trainset (TS) bernomor TS25 itu berangkat tepat pukul 11.13 menuju Stasiun Jatimulya, Bekasi.
Rangkaian kereta yang terdiri atas enam gerbong itu segera berjalan begitu plafform screen door (PSD) atau pintu peron menutup dan diikuti pintu-pintu kereta yang juga menutup. Hujan deras yang mengguyur Jakarta membuat laju kereta tak terlalu cepat.
"Karena ini hujan dan licin, laju kereta diatur di kecepatan 50 - 60 km per jam," kata Febri Simanjuntak, Train Attendant pada TS 25 itu.
Begitu keluar dari Stasiun Dukuh Atas, kereta segera menuju salah satu pusat aktivitas Jakarta, Jalan HR Rasuna Said di Kuningan. Melalui kaca-kaca jendela kereta yang lebar, pemandangan khas kota besar tergelar. Pemandangan yang terlihat memberi kesan, kereta seakan membelah kerapatan bangunan pencakar langit yang menjulang di sepanjang Rasuna Said itu.
Begitu membelok ke kiri ke Jalan Gatot Subroto, pemandangan tol dalam kota yang padat aneka kendaraan terlihat. Di saat kendaraan pribadi terlihat merayap pelan di ruas jalan tol dalam kota, kereta berjalan lancar tanpa hambatan. Media yang turut serta menjajal LRT Jabodebek ada yang duduk manis, ada yang sibuk memotret atau membuat video, namun ada juga yang asyik mengobrol.
Pendingin ruangan kereta sempat tidak merata menyemprotkan hawa dinginnya ke segala penjuru kereta namun tak lama seluruh ruang kereta dingin. Suara deru kereta juga tidak terlalu mengganggu pendengaran.
Di setiap stasiun yang dilewati, kereta juga berhenti dan membuka menutup pintu seperti ada penumpang yang akan masuk dan keluar kereta. Pintu dirancang membuka 30 detik sebelum menutup lagi, kecuali di Stasiun Cawang yang adalah stasiun transit, sekitar 1 menit.
Selepas dari Stasiun Halim, kereta sempat melaju sangat kencang. "Dari sisi kecepatan, pas saja. Tadi bahkan saat kereta sempat melaju kencang, saya merasa baik-baik saja, nyaman dan tidak khawatir," ujar Santo, salah satu partisipan yang turut menjajal.
Pemandangan lain yang membuat kehebohan adalah saat kereta melintas stasiun Halim, kami sempat berjumpa dengan rangkaian kereta cepat yang tengah menjalani ujicoba.
Tak terasa perjalanan sudah menyentuh ujung. Rangkaian TS25 berhenti di Stasiun Jatimulya, Bekasi, pukul 12.01. Setelah menunggu beberapa menit, kereta melaju masuk ke depo dan disambut mesin pencuci kereta otomatis.
Kamis siang tadi, Dukuh Atas - Jatimulya ditempuh dalam 48 menit. "Ini masih masuk ujicoba. Kalau operasi penuh nanti, waktu tempuh dari Dukuh Atas ke Jatimulya adalah 45 menit dan dari Dukuh Atas ke Harjamukti adalah 40 menit," kata Public Relations Manager KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo.
Menurut Kuswardojo, lantaran perjalanan ini adalah perjalanan untuk menikmati operasioanal LRT Jabodebek sebelum soft launching pada 12 Juli mendatang, laju kereta sesekali saja menyentuh kecepatan maksimal, 80 km per jam. Dengan hujan deras yang mengguyur, kecepatan pun diatur tidak terlalu kencang.
Mari bandingkan bila melaju di rute yang sama dengan menggunakan kendaraan pribadi atau mobil. Dengan kemacetan Jakarta, bisa-bisa waktu tempuh mencapai 1,5 jam atau lebih.
Bagi mereka yang beraktivitas di Jakarta, menaiki LRT Jabodebek untuk beraktivitas adalah tepat. Karena mereka tidak akan kelelahan akibat mengemudi lama dan menghadapi kemacetan panjang.
Memang, dengan menaiki kereta yang memiliki lintasan sendiri, tidak ditemui hambatan seperti kepadatan dan kemacetan juga polusi. Perjalanan lancar dan kita akan bisa mengatur waktu perjalanan kita.
Kereta sempit. Lalu bangku di dalam kereta sedikit sekali dengan lebih banyak pegangan yang bergelantungan (Santo)
Meski ada sisi positif itu, namun urusan kenyamanan di dalam kereta LRT Jabodebek masih menjadi pekerjaan rumah buat LRT Jabodebek. "Kereta sempit. Lalu bangku di dalam kereta sedikit sekali dengan lebih banyak pegangan yang bergelantungan," kata Santo.
Untuk perjalanan sejauh 29,54 km dari Jatimulya ke Dukuh Atas dan 33,38 km dari Harjamukti ke Dukuh Atas, konfigurasi bangku yang sedikit dan ruang kereta yang sempit, kurang nyaman. "Apa iya penumpang mesti berdiri sejauh itu manakala nanti kereta penuh saat sudah operasional sebenarnya?" ujarnya.
Selain itu, ia heran dengan bentuk kursi penumpang. Bangku-bangku itu berupa bangku busa bersarung biru muda dengan posisi sandaran tegak separuh punggung.
"Kaku dan tidak nyaman. Beda dengan bangku KRL yang memanjang dan sandaran punggung penuh," kata Santo.
Urusan kebersihan di dalam kereta juga menjadi sorotan. Adrianus Satrio Adi Nugroho dari Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) yang turut menjajal menyoroti.
Memang masih tahap ujicoba, urai Satrio, namun seharusnya pihak LRT Jabodebek juga memperhatikan aspek kebersihan di dalam kereta, mulai di antaranya bangku, pegangan, hingga lantai kereta. “Yang untuk ujicoba tadi, tidak bersih. Lantai kotor dan bangku juga tidak bersih,” ujarnya.
Namun ia tetap mengapresiasi dan menantikan juga operasional LRT Jabodebek itu. “Operasional LRT Jabodebek akan mengurangi kemacetan. Dengan catatan, LRT Jabodebek juga menyiapkan dan memperhatikan integrasi antarmoda, juga kendaraan lanjutan dari dan menuju stasiun,” kata Adrianus.
Mulai 12 Juli 2023, LRT Jabodebek segera memasuki masa soft launching dengan membolehkan masyarakat ikut mencoba naik angkutan massal tersebut, tetapi dalam jumlah terbatas. Dengan jumlah penumpang yang dibatasi, masyarakat mesti siap-siap “bertarung” mendapatkan tiket uji coba. Publik juga diharap tidak sekedar menjajal tetapi turut ikut memberi kritik dan saran agar kualitas pelayanan saat LRT Jabodebek benar-benar beroperasi nanti bakal lebih baik, aman, dan nyaman.