Sempat beredar surat penetapan kenaikan tarif layanan premium Transjakarta, Royaltrans, menjadi Rp 30.000-Rp 40.000 per orang. Hal itu memicu keramaian di media sosial. Kini, DKI menyatakan tarif Royaltrans belum naik.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Perhubungan DKI Jakarta ikut angkat bicara terkait isu kenaikan tarif layanan Royaltrans atau layanan premium dari PT Transportasi Jakarta yang ramai di media sosial. Dipastikan, rencana kenaikan tarif premium tersebut ditunda.
”Tarif Royaltrans itu ditunda kenaikannya. Transjakarta sudah mempunyai pertimbangan terkait penundaan kenaikan tarif,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo seusai paparan kesiapan DKI Jakarta sebagai tuan rumah KTT ASEAN, Rabu (23/8/2023) sore.
Sebagai layanan premium, tarif layanan Royaltrans ditetapkan sesuai mekanisme pasar. Layanan itu hadir untuk bisa saling mengisi dengan layanan angkutan umum lain.
Isu kenaikan tarif layanan premium itu ramai dibicarakan baik di media sosial maupun di grup obrolan berbasis aplikasi. Surat internal bertanggal 21 Agustus 2023 tentang pemberitahuan perubahan tarif Layanan Royaltrans yang beredar itu memuat kenaikan tarif yang direncanakan berlaku mulai 28 Agustus 2023. Tarif Royaltrans yang selama ini Rp 20.000 per orang per perjalanan direncanakan naik menjadi Rp 30.000 dan Rp 40.000.
Direktur Operasi dan Keselamatan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Daud Joseph secara terpisah membenarkan adanya surat yang beredar di media sosial itu. Namun, ia menegaskan, surat itu adalah surat untuk kalangan internal, bukan untuk publikasi.
”Jadi, Senin depan tarif Royaltrans tetap Rp 20.000. Tidak ada kenaikan tarif Royaltrans,” kata Daud.
Sebagai layanan premium, tarif layanan Royaltrans bukan tarif bersubsidi layaknya layanan reguler BRT dan non-BRT Transjakarta yang sebesar Rp 3.500 per orang. Lantaran bukan tarif bersubsidi, besaran tarif mengikuti harga pasar. Harga pasar dipahami sebagai tarif keekonomian yang ketika masih menguntungkan bagi sebuah bisnis, maka layanannya dijalankan.
Dengan tarif nonsubsidi, perhitungan tarif Royaltrans disusun dari sejumlah faktor, seperti biaya bahan bakar, biaya upah tenaga kerja yang mengoperasikan Royaltrans, dan juga biaya lain, seperti tarif tol. Dioperasikan pertama kali ada 2017, untuk sekarang tentu faktor penyusun tarif itu juga sudah mengalami kenaikan. Jika biaya penyusun tarif itu sudah mulai mendekati biaya tarif, maka dilakukan penyesuaian tarif.
”Penyesuaian ini wajar karena pendapatan daerah juga alami penyesuaian, ekonomi naik,” ujarnya.
Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai pemegang saham mayoritas Transjakarta mengimbau Transjakarta untuk mendukung kampanye penggunaan transportasi umum dengan menyediakan tarif yang terjangkau meskipun untuk kalangan menengah ke atas. ”Saat ini tarif Rp 20.000, tetap berlaku Rp 20.000,” kata Daud.
Dengan tarif tidak naik, Transjakarta akan melakukan efisiensi produksi. Transjakarta akan melakukan penghematan bahan bakar dan tenaga kerja.
Di sisi lain, Transjakarta disebutkan juga akan membuat terobosan layanan, seperti menambah perjalanan. Layanan Royaltrans dioperasikan pada jam sibuk pagi hari untuk berangkat kerja dan sore hari untuk pulang kerja. Di setiap periode waktu itu dijalankan dua bus Royaltrans. Satu bus berkapasitas 30 orang sehingga dalam satu hari ditargetkan bisa mengangkut 120 orang per rute.
”Saat ini kita sedang berusaha membentuk kerja sama dengan para pelanggan untuk berangkat lebih pagi. Misalnya, pukul lima sudah berangkat, balik lagi ke Cibubur, lalu pukul enam berangkat lagi, balik lagi, dan pukul tujuh berangkat lagi. Jadi, ada tiga pemberangkatan. Maka, sehari bisa 180 pelanggan. Kalau begitu, biaya produksi per pelanggan bisa turun, tarif tidak naik,” ujarnya.
Daud pun mengajak masyarakat kelas menengah ke atas untuk lebih banyak menggunakan angkutan umum. Sebagai layanan premium, bus Royaltrans berbeda dengan bus Transjakarta reguler. Bus Royaltrans memiliki tempat duduk reclining yang bisa ditegakkan atau direbahkan, tersedia tempat pengisi daya, hingga kursi yang dilengkapi lengan kursi supaya saat berkendara lebih nyaman. Penumpang juga tidak boleh ada yang berdiri.
Dengan adanya layanan Royaltrans, diharapkan segmen pelanggan menengah ke atas yang beraktivitas di kawasan perkantoran dapat beralih dari kendaraan bermotor pribadi, baik sepeda motor maupun mobil, ke angkutan umum, khususnya Royaltrans.
Untuk rute layanan, Royaltrans sudah menjangkau sejumlah lokasi dengan total 10 rute, di antaranya Bekasi Barat-Kuningan, Bekasi Barat-Blok M, dan Taman Mini-Balai Kota.
”Di timur ada di Cibubur, lebih dari 30 bus kami sediakan untuk ke Blok M, Balai Kota, dan Kuningan. Titik lain di Cinere, juga ada armadanya, dari Bintaro, dan untuk menyuplai transportasi bekerja sama dengan MRT Lebak Bulus dan Fatmawati di sana,” ujar Daud.