”Groundbreaking” MRT Timur-Barat Ditargetkan Agustus 2024
Kemenhub menyerahkan dokumen rancang teknis MRT koridor Timur-Barat Fase 1 Tahap 1 kepada Pemprov DKI Jakarta. Penyerahan ini menandai awal proses pembangunan MRT Timur-Barat. ”Groundbreaking” pada Agustus 2024.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerima dokumen rancang teknis dasar atau basic engineering design Fase 1 Tahap 1 MRT koridor Timur-Barat atau East-West dari Kementerian Perhubungan. Kementerian Perhubungan menyebutkan, penyerahan dokumen itu sebagai kepastian dimulainya pembangunan MRT Timur-Barat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyerahkan dokumen basic engineering design (BED) Fase 1 Timur-Barat Tahap 1 itu kepada Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Senin (7/8/2023), di Kementerian Perhubungan.
Budi Karya menyebutkan, penyerahan dokumen BED MRT koridor Timur-Barat Fase 1 Tahap 1 itu merupakan salah satu milestone bagi perkembangan transportasi massal berbasis rel di Indonesia, khususnya di Provinsi DKI Jakarta. ”Diharapkan memberikan dampak positif untuk perkembangan kemajuan masyarakat pada masa yang akan datang,” katanya.
Budi Karya juga menegaskan, proyek MRT koridor Timur-Barat merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang harus dikawal bersama-sama. ”Saya titipkan proyek ini kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) selaku pembina sektor perkeretaapian untuk mengoordinasikan dengan stakeholder terkait, termasuk Pemprov DKI Jakarta,” kata Budi Karya.
Setelah dokumen BED MRT Fase 1 Timur-Barat Tahap 1 diserahkan, Pemprov DKI Jakarta dapat segera menunjuk institusi di bawah kendali dan kewenangannya untuk melaksanakan pembangunan proyek. Menurut Budi, hal ini perlu dilakukan agar pembangunan dapat segera dilakukan sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo.
Kementerian Perhubungan, disebutkan Budi Karya, akan terus mendukung implementasi pengembangan transportasi massal berbasis rel bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. ”Diharapkan groundbreaking dapat dilakukan pada Agustus 2024,” kata Budi Karya.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyampaikan, Presiden RI telah memberi arahan agar MRT Timur-Barat itu menggunakan skema pembangunan yang serupa dengan MRT Utara-Selatan.
”Berkaca pada kesuksesan atas keberhasilan pembangunan, pengoperasian dan pengusahaan MRT Jalur Utara-Selatan dan mempertimbangkan kesinambungan pembangunan transportasi perkeretaapian perkotaan yang harus sejalan dengan pembangunan di Kawasan Jabodetabek, maka MRT Jalur Timur-Barat ini perlu terus dipastikan keberlangsungannya,” ujar Heru Budi.
Untuk MRT koridor Utara-Selatan sudah beroperasi sepanjang 16 kilometer dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI. Rata-rata penumpang harian telah mencapai 100.000 orang per hari.
Selain penyelenggaraan MRT, Pemprov DKI Jakarta juga telah memberikan mandat kepada PT MRT Jakarta (Perseroda) untuk melakukan pengelolaan dan pengembangan kawasan berorientasi transit (KBT) atau transit oriented development (TOD) pada MRT koridor Utara-Selatan.
”Kami berharap dengan pengembangan jalur MRT Jakarta Fase 3 Timur-Barat akan mendukung perkembangan transportasi publik perkeretaapian yang berdampak luas bagi masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya,” ujar Heru Budi.
Sebagai informasi, MRT Timur-Barat merupakan inisiatif bersama antara Kementerian Perhubungan dan Pemprov DKI Jakarta. Pembangunan ini merupakan bagian dari pengembangan jaringan MRT Utara–Selatan yang merupakan tulang punggung jaringan transportasi massal berbasis rel di DKI Jakarta dan kawasan penyangga di sekitarnya.
Saat ini, telah dicapai konsensus kelembagaan MRT Timur Barat Fase 1, yang merupakan replika dari skema MRT Utara-Selatan. Konsensusnya, Kementerian Perhubungan sebagai executing agency, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai implementing agency, dan PT MRT Jakarta (Perseroda) sebagai sub-implementing agency, serta menerapkan skema pembiayaan on-granting on-lending.
Fase 1 Tahap 1 MRT koridor Timur-Barat akan meliputi jalur dari Tomang, DKI Jakarta sampai dengan Medan Satria, Bekasi MRT. Di wilayah DKI Jakarta, koridor Timur-Barat akan terentang total sejauh 33,7 km. Secara keseluruhan, fase 3 koridor Timur-Barat, dalam perencanaannya, membentang sepanjang 84,1 km dari Balaraja di Banten hingga Cikarang di Jawa Barat.