Di Peresmian Sodetan Ciliwung, Presiden Jokowi: Penanganan Banjir Jakarta Belum Cukup
Presiden Jokowi mengingatkan bahwa penanganan banjir Jakarta harus dilakukan secara komprehensif. Masih ada pekerjaan untuk menuntaskan masalah banjir mengingat Jakarta dilalui 13 sungai, termasuk Kali Ciliwung.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam peresmian sodetan Ciliwung di Jakarta Timur, Senin (31/7/2023), Presiden Joko Widodo mengingatkan agar penanganan banjir di DKI Jakarta harus dilakukan secara komprehensif dari hulu sampai hilir. Penanganan selama ini dinilai masih belum cukup untuk menanggulangi persoalan banjir di Jakarta.
”Sekali lagi, penanganan banjir Jakarta ini harus dilakukan dari hulu sampai hilir secara komprehensif,” kata Presiden Jokowi.
Sekali lagi, penanganan banjir Jakarta ini harus dilakukan dari hulu sampai hilir secara komprehensif.
Pada kesempatan itu Kepala Negara menuturkan, pemerintah telah menyelesaikan pembangunan sejumlah infrastruktur yang dapat mendukung penanganan banjir di DKI Jakarta. Infrastruktur dimaksud mulai dari Waduk Ciawi, Waduk Sukamahi, hingga sodetan Ciliwung yang dapat mengalihkan volume air Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Namun, penanganan tersebut dinilai masih belum cukup untuk menanggulangi masalah banjir di DKI Jakarta.
”Ada 12 sungai lain yang juga perlu ditangani secara baik. Ada Sungai Sunter, Sungai Cipinang, Sungai Baru Barat, Sungai Baru Timur, Sungai Mookervart, Sungai Pesanggrahan, dan lain-lainnya. Belum kita ngurusin yang namanya banjir rob yang naik ke daratan DKI Jakarta,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Presiden Jokowi mengatakan, sodetan Kali Ciliwung yang telah dikerjakan selama hampir 11 tahun dan menghabiskan anggaran hingga Rp 1,150 triliun tersebut baru dapat menyelesaikan masalah banjir di enam kelurahan atau 62 persen dari masalah banjir di Jakarta. Sisanya, masih ada 38 persen masalah banjir di DKI Jakarta yang harus diselesaikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara bersama.
”Ini yang harus dikerjakan bersama-sama Kementerian PUPR dan Pemprov DKI Jakarta, sekali lagi harus dikerjakan bersama-sama Kementerian PUPR dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ini persoalan yang sangat kompleks dan tidak mudah,” kata Presiden Jokowi.
Pada sesi keterangan pers seusai peresmian, Kepala Negara pun memerintahkan agar normalisasi Sungai Ciliwung harus segera rampung. ”Dari 33 kilometer yang ada, baru selesai 16 kilometer sehingga masih tersisa 17 kilometer. Saya minta Pak Menteri PU, Pak Gubernur, bersama-sama menyelesaikan ini, termasuk penanganan di 12 sungai yang mengalir melintasi DKI Jakarta juga harus dinormalisasi,” ujar Presiden Jokowi.
Turut mendampingi Presiden dalam peresmian ini Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Hadi Tjahjanto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR menginformasikan, pembangunan sodetan Ciliwung berupa terowongan sepanjang 1.268 meter dengan dua jalur pipa yang masing-masing berdiameter 3,5 meter berfungsi mengalirkan 60 meter kubik per detik debit banjir dari Sungai Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur (KBT) dan Kali Cipinang. Pekerjaan dilaksanakan kontraktor PT Wijaya Karya (WIKA)- PT Jaya Konstruksi (KSO) dengan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun.
Sempat terhenti
Proyek sodetan Ciliwung mulai dikerjakan pada 2013. Pada tahun 2015, pembangunan sodetan Sungai Ciliwung telah tuntas sepanjang 650 meter. Kemudian dilanjutkan pada 2015-2017 dengan pembangunan permanen outlet dan penguatan pada tebing Kali Cipinang karena berdekatan dengan Kanal Banjir Timur.
Setelah terhenti, Kementerian PUPR melanjutkan pekerjaan sodetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur pada tahun 2021 sepanjang 580 meter.
Setelah terhenti, Kementerian PUPR melanjutkan pekerjaan sodetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur pada tahun 2021 sepanjang 580 meter. Pekerjaan meliputi pembangunan terowongan ganda, bangunan permanen inlet dan outlet sodetan, serta lanjutan normalisasi Sungai Ciliwung dan Sungai Cipinang.
Menteri Basuki menuturkan, kapasitas sodetan Ciliwung yang mampu mengalirkan debit Sungai Ciliwung sebesar 60 meter kubik per detik ke Kanal Banjir Timur ini dapat mengurangi area terdampak banjir seluas 107 hektar. Nantinya, dengan pompa air Sentiong dan normalisasi Ciliwung, risiko kawasan yang tergenang banjir dapat banyak berkurang.
”Normalisasi Ciliwung sudah dikerjakan 16 kilometer dari total 33 kilometer, sisanya sudah diprogramkan mulai 2023 dan bisa diselesaikan seiring dengan program pembebasan lahannya. Pompa air Sentiong di bagian hilir berkapasitas 50 meter kubik per detik, perkiraan Oktober nanti bisa mulai dioperasikan,” kata Basuki.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono atas nama masyarakat dan Pemprov DKI Jakarta mengucapkan terima kasih khususnya kepada Presiden Jokowi yang telah menginisiasi pembangunan sodetan Ciliwung pada tahun 2012 saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI dan kepada Kementerian PUPR yang telah menyelesaikan proyek ini. Ia menyebutkan, proyek sodetan itu dapat mengatasi banjir di antaranya di wilayah Kampung Melayu dan Bidara Cina (Jakarta Timur) serta Manggarai (Jakarta Selatan).
Tanggapan dan harapan atas keberadaan sodetan yang diresmikan Presiden Jokowi pun disampaikan sejumlah warga yang tinggal di sekitar wilayah Sodetan Ciliwung, Jakarta. ”Kalau warga memang mengharapkannya gimana supaya di wilayah Bidara Cina ini enggak terjadi banjir terus, (sebab) tiap tahun selalu banjir. Dengan adanya sodetan ini, mungkin, mudah-mudahan bisa mengurangi banjir semuanya juga lebih bagus lagi. Buat di Ciliwung ini juga jangan terlalu meluap terus,” kata Urip Yanto, warga Kelurahan Bidara Cina.