Setelah Empat Tahun, Kini Ada Titik Terang Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor
Polresta Bogor membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus pembunuhan siswi SMK Baranangsiang empat tahun silam. Sudah ada indikasi terduga pelaku pembunuhan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Setelah empat tahun, Kepolisian Resor Kota Bogor, Jawa Barat, kembali membuka kasus pembunuhan Adriana Yubelia Noven Cahya Rejeki (18), siswi SMK Baranangsiang. Polresta Bogor optimistis bisa mengungkap kasus pembunuhan tersebut.
Adriana Yubelia Noven Cahya Rejeki, pelajar kelas XII yang saat itu hendak pulang ke indekosnya, ditemukan tewas dengan sebilah pisau masih menancap di dada kirinya di gang arah Jalan Riau, Baranangsiang, Bogor Timur, pada Selasa (8/1/2019), sekitar pukul 16.00.
Dari pemeriksaan kamera pemantau, terlihat seorang pria berkaus corak garis biru-hitam menunggu korban. Ketika korban sampai, tersangka langsung beraksi dan segera meninggalkan lokasi. Noven tersungkur beberapa saat kemudian.
Saat peristiwa berlangsung tidak ada orang yang melintas. Warga menemukan Noven sudah bersimbah darah setelah 15 menit peristiwa penusukan dan langsung dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak bisa diselamatkan. Sayangnya, dari kamera pemantau, pelaku tak terlihat secara jelas.
Di awal penyelidikan kasus pembunuhan itu, Polresta Bogor menangkap pria berinisial S yang merupakan mantan teman dekat korban. S diduga sebagai pelaku pembunuhan, tetapi tidak terbukti.
Empat tahun berlalu sejak kematian pelajar kelas XII asal Bandung itu, hingga saat ini polisi belum bisa mengungkap kasus dugaan pembunuhan tersebut.
Indikasi pelaku
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Bismo Teguh Prakoso mengatakan, kasus dugaan pembunuhan seorang siswi SMK itu belum berhenti atau ditutup sehingga penyidikan tetap berjalan.
Polisi saat ini telah mempelajari sejumlah alat bukti, seperti kamera pemantau hingga memeriksa 34 saksi, untuk mengungkap motif dan pelaku pembunuhan.
”Pemeriksaan 34 saksi, olah TKP, dan CCTV sudah kami simpan. Kami berkoordinasi dengan Puslabfor Mabes Polri terkait scientific crime investigation untuk mengidentifikasi pelakunya. Sudah ada indikasi mengarah ke pelaku,” ujar Bismo, Kamis (6/7/2023), yang mengatakan akan berkomitmen mengungkap kasus itu.
Dari hasil penyelidikan lanjutan, kata Bismo, kematian Noven bukan disebabkan atau menjadi korban tawuran. Kematian Noven juga bukan karena pencurian dengan kekerasan sebab telepon seluler, laptop, dan buku harian masih ada.
Tewasnya Noven diduga kuat karena pembunuhan berencana. Pelaku sudah menunggu Noven selama dua hari untuk beraksi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bogor Komisaris Rizka Fadhila melanjutkan, untuk menguatkan penyelidikan dan menganalisi sejumlah bukti, pihaknya terus berusaha menemukan petunjuk baru dengan menggelar pemeriksaan ulang tempat kejadian perkara. Polresta Bogor juga membentuk tim khusus. Personel yang dulu pernah ikut penyidikan akan kembali dilibatkan.
Selain itu, pemeriksaan saksi tidak berhenti di 34 saksi. Masih ada saksi lainnya yang akan diminta keterangan. Pihaknya pun akan kembali mendatangi keluarga dan sekolah Noven.
Rizka optimis kasus dugaan pembunuhan bisa terungkap dan ada titik terang pelaku pembunuhan Noven melalui bukti-bukti dan informasi yang telah dikumpulkan.
”Kami analisa alat bukti dan mengumpulkan informasi dan petunjuk sebanyak-banyaknya. Kami optimistis dan berusaha mengungkap kasus ini,” kata Rizka.