Orangtua Siswa Resah Penculik Anak di Tangsel Belum Tertangkap
Dua pelaku, termasuk dalang yang menyuruh seorang guru terlibat penculikan siswanya di Pamulang, Tangerang Selatan, masih berkeliaran. Polisi didesak bergerak cepat untuk memberikan rasa aman kepada publik.
Oleh
Stephanus Aranditio
·4 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Para orangtua dan wali murid resah karena tidak ada perkembangan signifikan dalam penyelidikan kasus penculikan siswa oleh guru wali kelasnya sendiri di SMP At Taqwa, Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Mereka berharap polisi tidak berhenti pada penangkapan gurunya saja, tetapi juga segera menangkap pelaku utama demi kenyamanan anak-anak sekolah.
Sampai saat ini polisi baru menangkap Galang (28) dan menahannya di Kantor Kepolisian Resor Tangerang Selatan. Galang menjadi tersangka karena menyuruh N (15), siswa berkebutuhan khusus, untuk masuk ke mobil penculik saat jam sekolah pada Rabu (21/6/2023). Di dalam mobil tersebut ada dua pelaku yang sampai Jumat (30/6/2023) ini masih belum tertangkap.
Salah satu orangtua murid, Mila Amelia, mengaku resah dengan kabar penculikan ini dan berharap polisi segera mengungkap kasus ini sampai menangkap dalangnya. Terlebih, anaknya juga satu kelas dengan N yang dididik oleh Galang.
Galang dikenal sebagai guru yang baik dan komunikatif, sering berhubungan dengan orangtua terkait perkembangan anak di sekolah. Mila khawatir, jika pengusutan kasus tak segera terang benderang, pandangan orangtua pada keamanan sekolah bisa semakin liar.
”Katanya Pak Galang itu, kan, cuma suruhan dengan iming-iming bayaran, semoga segera ditangkap pelakunya, biar kami juga tenang. Sampai saat ini kami masih tidak percaya kalau Pak Galang itu pelakunya, dia baik dan komunikatif, tetapi dengan masalah ini kepercayaan kami kepada sekolah menjadi hilang,” tutur Mila, Jumat (30/6/2023).
Terlebih, lanjut Mila, kasus ini bukan yang pertama kali terjadi di Tangerang Selatan. Kasus terakhir juga terjadi di Pamulang pada 26 Mei 2023 saat anak balita yang bermain bola di lapangan Pondok Benda, Pamulang, tiba-tiba digandeng penculik ke mobil pikap berwarna hitam, tetapi berhasil digagalkan warga.
Dua pelaku utamanya masih buron, belum tahu persis identitasnya karena guru ini (Galang) tidak banyak tahu informasi soal orang itu. Jadi informasi masih minim.
Ayah N, Wiwin Suhendri, mengungkapkan, sampai sepekan setelah penangkapan Galang, polisi belum juga berkoordinasi lebih lanjut dengan dirinya untuk pengembangan kasus. Terakhir kali dia berhubungan dengan polisi adalah saat dia membuat laporan polisi di Polres Tangsel, Jumat (23/6/2023) sore atau selang beberapa jam setelah anaknya ditemukan polisi.
”Mungkin karena kasus yang diurus polisi ada ribuan. Namun, kalau ini tidak tuntas, bahaya juga karena bisa mengintai anak siapa saja. Apalagi, jika benar ini komplotan, lebih bahaya lagi,” ucap Wiwin.
Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel Inspektur Satu Siswanto menjelaskan, sampai saat ini dua pelaku termasuk dalang penculikan masih buron. Motif penculikan juga masih didalami. Menurut pemeriksaan, Galang hanyalah orang yang disuruh dan tergiur iming-iming uang imbalan dari pelaku utama.
”Dua pelaku utamanya masih buron, belum tahu persis identitasnya karena guru ini (Galang) tidak banyak tahu informasi soal orang itu. Jadi, informasi masih minim,” kata Siswanto.
Kasus ini juga sudah mendapatkan sorotan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Komisi Nasional Disabilitas. Mereka mendesak polisi segera menangkap pelaku utama. Jika pelaku lainnya masih berkeliaran, berarti keamanan anak-anak di lingkungan sekolah belum aman.
”Kenapa baru satu pelaku yang ditangkap. Ini atensi besar kepada Polres Tangerang Selatan. KPAI memonitor kasus ini. Pelaku semuanya, jaringan penculikan, harus segera diungkap,” kata Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah, Kamis (29/6/2023).
Dari pengakuan N kepada ayahnya, terungkap bahwa pada Rabu (21/6/2023) sekitar pukul 09.15 siswa kelas VIII itu berjalan ke mobil dengan sadar atas perintah Galang. Dia dibujuk masuk ke mobil jenis minibus berwarna putih dengan nomor polisi B 1042 WIJ untuk pergi menemui orangtuanya yang disebut sedang pergi ke Bandung, Jawa Barat. Karena percaya dengan guru, N mengambil tas dari kelas, keluar sekolah, lalu masuk ke mobil.
Di dalam mobil tersebut, N dibawa dua pelaku lain, yang kemudian memberinya pil yang diduga obat tidur. Galang tetap tinggal di sekolah berpura-pura mencari N. Saat sadar, N sudah berada di kamar sebuah rumah di kawasang Kemang, Kabupaten Bogor, Jabar, Kamis (22/6/2023) malam. N diberi pakaian ganti dan makanan.