3.357 Lowongan Pekerjaan Diperebutkan Selama Dua Hari di Plaza Semanggi
Ribuan pencari kerja memadati area bursa kerja yang diadakan di Jakarta Selatan. Acara yang dilakukan bergiliran dengan kota administrasi lain ini menawarkan ribuan lowongan pekerjaan.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ribuan pencari kerja bersaing mendapatkan 3.357 lowongan pekerjaan yang tersedia pada pameran bursa kerja. Para pencari kerja berharap acara seperti ini terus diadakan untuk membuka peluang lebih besar mendapatkan pekerjaan.
Sebanyak 3.357 lowongan pekerjaan tersedia untuk para pencari kerja di "Jakarta Job Fair" yang diselenggarakan di Plaza Semanggi, Jakarta Selatan. Acara yang dihelat selama dua hari, yaitu 30-31 Mei 2023 ini, mempertemukan 40 perusahaan pemberi kerja dan ribuan pencari kerja.
Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi, Jakarta Selatan, Fidiyah Rokhim mengatakan, perusahaan yang terlibat bergerak di bidang perbankan, asuransi, pengembangan sumber daya manusia, farmasi hingga jaringan waralaba. Sementara itu, posisi yang tersedia di bidang akuntansi, data scientist, pemasaran, administrasi, layanan pelanggan, pengembangan sumber daya manusia, hingga pegawai hukum.
”Bursa kerja ini merupakan wadah mempertemukan antara pemberi kerja dan pencari kerja. Harapannya angka pengangguran dapat berkurang,” ujar Fidiyah, Selasa (30/5/2023).
Selain itu, acara ini juga menghadirkan 10 usaha mikro kecil menengah (UMKM) binaan yang tergabung dalam Jakpreneur. UMKM binaan diambil dari masing-masing 10 kecamatan di Jakarta Selatan yang menjajakan makanannya di pintu keluar area bursa kerja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, tujuan lebih jauh diadakannya bursa kerja ini adalah pengentasan warga miskin di Jakarta dengan mengurangi angka pengangguran. ”Perekonomian belum pulih sepenuhnya setelah Pandemi Covid-19 yang menyisakan angka pengangguran,” tuturnya.
Bursa kerja ini diadakan bergiliran di setiap kota administrasi di DKI Jakarta. Hari menuturkan, sebelumnya acara yang sama digelar di Jakarta Pusat. Sebanyak 70 perusahaan dan sekitar 6.000 lowongan pekerjaan ditawarkan kala itu.
”Tidak hanya bursa kerja, ada juga pelatihan yang diselenggarakan dinas maupun suku dinas untuk menambah pelatihan dan keterampilan. Semuanya tidak dipungut biaya alias gratis karena merupakan tugas pemerintah,” ujar Hari.
Salah satu pencari pekerja, Waluyo (18), mengapresiasi diadakannya bursa kerja. Ia sudah menganggur selama satu tahun sejak lulus dari jurusan teknik komputer dan jaringan di salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Bekasi, Jawa Barat. Belasan lowongan pekerjaan telah dilamarnya dan lima kali tahapan wawancara telah dilalui. Saat ini ia sedang menunggu jawaban dari dua perusahaan dari wawancara terakhirnya.
”Mau kerja apa saja, tidak sesuai dengan jurusan tidak apa-apa. Di sini saya cari posisi penjaga toko waralaba,” kata Waluyo, yang mengenakan kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam rapi ini.
Bersama seorang teman, ia datang dari Bekasi Barat, Kota Bekasi, sejak pukul 07.00. Sampai di Plaza Semanggi pukul 09.00 ia melihat ratusan orang lain sudah mengantre di depan pintu masuk yang belum terbuka itu. Menyusul di belakang Waluyo, ratusan orang lain juga mengantre.
Hingga siang, ratusan orang juga masih mengantre untuk masuk ke area bursa kerja. Antrean sepanjang lebih dari 100 meter memanjang hingga pelataran beberapa toko. Ribuan orang diprediksi mendatangi bursa kerja ini pada hari pertama.
Tidak hanya Waluyo, Rivad (18) dan Pandu (18) juga berangkat sekitar pukul 08.00 dari kediaman mereka di Cipayung, Kota Depok, Jabar. Sampai di Plaza Semanggi sekitar pukul 09.00, keduanya baru masuk area bursa kerja pukul 11.20 setelah mendaftar secara daring melalui aplikasi.
Mengenakan kemeja kotak-kotak dan bersepatu, Rivad dan Pandu terengah-engah setelah menghampiri lima gerai yang masing-masing berukuran 2 meter x 2 meter. Tujuan mereka adalah mencari lowongan kerja bidang administrasi perkantoran, tidak jauh dari jurusan yang mereka geluti selama SMK, yaitu tata kelola perkantoran.
”Tadi ada beberapa yang tertarik, sudah menaruh beberapa curiculum vitae juga. Nanti katanya kalau lolos, satu minggu lagi dihubungi,” sebut Rivad.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran terbuka di Jakarta naik. Pada Agustus 2022, persentase pengangguran terbuka di Jakarta sebanyak 7,18 persen. Angka ini naik pada Maret 2023, yaitu 7,57 persen. Jumlah pengangguran di Jakarta saat ini mencapai 397.623 orang dibandingkan Agustus tahun lalu, yaitu 377.294 orang. Namun, jika dibandingkan dengan Februari 2022, tingkat pengangguran terbuka di Jakarta memang turun dari 8 persen menjadi 7,57 persen pada Februari 2023.