Manajemen Transjakarta dan Transpakuan Siapkan Integrasi Layanan Angkutan Umum Bogor-Jakarta
Setelah MoU Transjakarta dan PTP, Tim bersama tengah mematangkan persiapan layanan angkutan umum terintegrasi. Di antaranya, aspek jam layanan, tarif, dan jumlah armada. Layanan terintegrasi ditargetkan secepatnya hadir.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Transportasi Jakarta masih mematangkan pembahasan bersama Perusahaan Umum Daerah Transportasi Pakuan, Kota Bogor, Jawa Barat, untuk bisa menghadirkan layanan angkutan umum yang terintegrasi. Pembahasan itu, antara lain, terkait tarif, unit bus, dan jam layanan.
Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza, di Jakarta, Minggu (14/5/2023), menjelaskan, menindaklanjuti pembahasan kerja sama layanan angkutan umum dari Bogor ke Jakarta dan sebaliknya, pihaknya dan manajemen Transpakuan sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada Kamis (11/5/2023).
MoU itu juga sebagai tindak lanjut dari pertemuan Wali Kota Bogor Bima Arya dengan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Jakarta, Kamis (4/5/2023). Keduanya sepakat menghadirkan layanan angkutan umum berbasis jalan yang saling terintegrasi dari dua wilayah. Cara itu ditempuh, selain untuk mengatasi kemacetan, juga mendorong masyarakat beralih menggunakan angkutan umum.
Pasca-penandatanganan MoU, menurut Welfizon, saat ini tim kedua pihak tengah mematangkan sejumlah pembahasan terkait aspek-aspek layanan dan operasional untuk melayani mobilitas warga dari Bogor ke Jakarta dan sebaliknya. Aspek yang dimaksud, antara lain, jumlah armada yang akan dioperasikan, jam layanan, layanan, dan tarif.
Diketahui, untuk layanan terintegrasi itu, bus Transpakuan akan mengantarkan penumpang dari Bogor ke Cibubur. Di titik Cibubur, armada Transjakarta akan menjemput penumpang dari Bogor dan melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menambahkan, untuk menghadirkan layanan itu, Transpakuan sudah mengajukan izin ke Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan. Izin diajukan untuk memberikan layanan langsung dari dua terminal, Terminal Bubulak dan Terminal Baranangsiang, ke Cibubur.
”Jadi nanti setelah turun di Cibubur di sana langsung disambut layanan Transjakarta,” ujar Syafrin.
Saat ini Transjakarta sudah memiliki layanan menuju Cibubur. Ada lima rute yang melayani hingga Cibubur. Selain rute bus rapid transit (BRT), juga ada rute Cibubur-Cawang, lalu Cibubur-Blok M, dan Cibubur-Senen. Dua lainnya adalah layanan dengan mikrotrans yang melayani Cibubur-Pasar Rebo dan Cibubur Wiladatika-Kampung Rambutan.
Syafrin menambahkan, dengan layanan Transjakarta eksisting dari Cibubur, masyarakat dari Bogor, dari Bubulak, dan juga dari Baranangsiang yang turun di Cibubur bisa dilayani Transjakarta. ”Ini akan kita menyesuaikan kembali, kita akan coba hitung. Memang jika dibutuhkan terkait dengan penambahan bus operasi, ini juga tentu akan dilakukan penambahan sehingga tidak akan terjadi penumpukan penumpang atau penumpang yang tidak dilayani di Cibubur pada saat layanan Transpakuan masuk,” ujar Syafrin.
Welfizon menambahkan, lantaran Transjakarta sudah memiliki layanan ke Cibubur, serta area itu menjadi titik perbatasan antara Bogor dan DKI Jakarta, sehingga Cibubur dipilih sebagai titik integrasi layanan. ”Jadi tidak perlu membuat hub baru karena selama ini layanan kita sudah banyak di situ,” ujar Welfizon.
Sebagai transit hub, menurut Welfizon, nantinya akan dibangun area transit di titik Cibubur tersebut. Meski tidak sebesar Harmoni Central sebelum direlokasi sementara untuk pembangunan MRT Jakarta Fase 2A, fasilitas integrasi akan disiapkan di sana.
Transjakarta dengan layanan yang sudah ada, menurut Welfizon, masih mempelajari jumlah armada yang perlu disiapkan hingga jam layanan apakah akan di pagi dan sore hari saja atau siang juga. Kemudian juga masalah tarif. Transjakarta masih mempelajari kemampuan warga membayar dan kemauan membayar.
Welfizon menargetkan layanan angkutan umum yang mengintegrasikan dua wilayah ini bisa dihadirkan secepatnya. ”Ini akan memberikan alternatif bagi warga Bogor yang selama ini menggunakan kereta komuter,” ujar Welfizon.
Kepala Bagian Humas BPTJ Jabodetabek Hot Marojahan Hutapea secara terpisah membenarkan adanya penandatanganan MoU antara Transjakarta dan PTP. ”Namun, isinya belum terinfo,” ujarnya.
Integrasi Transjakarta dengan Transpakuan, lanjut Hutapea, dalam waktu dekat akan dirapatkan antara Transjakarta dan Transpakuan. Izin layanan tersebut juga belum ada yang diterbitkan karena DKI Jakarta belum menyampaikan permohonan izin kepada BPTJ Jabodetabek.