Jalan Salib Kreatif, Sarana Anak Muda Ekspresikan Refleksi Diri
Anak muda Katolik membalut kisah sengsara Yesus dengan cerminan diri kehidupan sehari-hari dalam visualisasi jalan salib. Harapannya, tiap orang hidup saling menguatkan dan menumbuhkan rasa welas asih kepada sesama.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
Sekumpulan anak muda memperagakan kisah sengsara Yesus Kristus dalam visualisasi jalan salib di Gereja Katedral, Jakarta, Jumat (7/4/2023). Setidaknya ada 80 orang terlibat mempersiapkan drama visualisasi ini.
JAKARTA, KOMPAS — Jelang Jumat Agung, anak-anak muda Gereja Katedral Jakarta melaksanakan visualisasi jalan salib. Drama ini mengajak umat menghayati pengorbanan Yesus Kristus dalam rangkaian ibadah Paskah.
Komunitas Orang Muda Katolik (OMK) Gereja Katedral Jakarta membalut jalan salib kematian Yesus dengan drama. Visualisasi ini mengolaborasikan kisah sengsara Yesus dengan kehidupan keluarga masa kini.
”Semoga bisa jadi permenungan kita semua, khususnya bagi keluarga bagaimana mereka menyuarakan pengalaman yang dilihat, alami, dan dibingkai dalam jalan salib kreatif,” ujar Pastor Kepala Gereja Katedral Jakarta Hani Rudi Hartoko SJ di Jakarta, Jumat (7/4/2023).
Ia mengatakan, jalan salib kreatif ini merupakan sarana bagi anak muda mengekspresikan dirinya. Harapannya, agar kaum muda sadar untuk tetap melakukan perjumpaan secara luring. Mereka tak terkungkung jerat media sosial dan fasilitas daring agar dapat membangun jejaring dan relasi.
Kondisi saat ini menumbuhkan kecemasan tersendiri. Anak-anak muda yang sudah terbiasa dengan dunia daring dipertanyakan keinginannya untuk membangun sebuah perjumpaan secara langsung.
Pesan dalam jalan salib ini dapat menjadi refleksi bagi seluruh umat Katolik yang akan menyambut Paskah. Visualisasi OMK diharapkan dapat jadi cerminan diri bersama.
”Apakah kita yang beragama ini sungguh-sungguh memiliki hati berbelas kasih? Jangan sampai ada lagi tindak kekerasan, keadilan dengan mengorbankan orang lain. Jalan salib adalah pengorbanan diri, bukan mengorbankan orang lain,” tutur Hani.
Visualisasi kali ini menceritakan kehidupan sebuah keluarga yang menghadapi persoalan masing-masing. Ibu menghadapi masalah di rumah, bapak harus bekerja dalam tekanan atasan, dan anak yang dirundung kawan-kawannya.
Di tengah adegan, beberapa kali diselingi dengan kisah sengsara Yesus mulai dijatuhi hukuman hingga penyaliban. Puncaknya, ketika tokoh Yesus memperagakan diri disalib. Kondisi khusyuk, semua umat memandang ke depan. Sesekali terdengar isak tangis umat.
Jalan salib kreatif ini menjadi yang pertama dilakukan setelah vakum beberapa tahun karena pandemi Covid-19. Dalam peragaan ini, terlibat sedikitnya 80 orang, baik para pemain maupun kru di belakang panggung. Persiapan berjalan sejak Februari 2023.
Susyana Suwadie dari Humas Keuskupan Agung Jakarta dan Gereja Katedral Jakarta mengatakan, visualisasi jalan salib ini semoga bisa menjadi permenungan bagi umat. Sebab, tiap orang menghadapi masalahnya masing-masing, baik muda maupun tua.
”(Masalah-masalah) Itu setara dengan salib yang dipikul orang-orang sekarang ini. Visualisasi ini juga diparalelkan saat Yesus sengsara sehingga ini semua bisa jadi penguatan bagi semua orang,” kata Susy.
Pihak gereja menyediakan sekitar 1.200 bangku bagi seluruh umat yang akan menyaksikan jalan salib kreatif. Ia memperkirakan, umat yang hadir 1.000-1.200 orang.
Ketua OMK Katedral Jakarta William Ortega mengatakan, visualisasi kali ini berjalan sesuai rencana seiring dengan animo umat yang tinggi. Sebab, dua tenda yang disediakan terisi penuh.
Riuh tepuk tangan menutup drama yang berjalan hampir dua jam itu. Anak-anak berlarian di depan panggung menunjukkan antusiasmenya terhadap visualisasi jalan salib.
Salah satu umat, Elisabeth Lisa (42), semringah seusai menyaksikan visualisasi jalan salib. Kesempatan ini jadi kali pertama bagi dirinya menilik kembali kisah sengsara Yesus secara langsung. Tahun sebelumnya, ia hanya mengikuti visualisasi secara daring lantaran terhalang kasus Covid-19 yang masih tinggi.
”Visualisasi ini ada di kehidupan saya juga, persis. Kadang ada kesendirian, banyak suka dan dukanya. Yesus memberi gambaran duluan tentang hidup dan tetap kuat,” kata Lisa.
Usai visualisasi jalan salib, akan diadakan ibadat Jumat Agung pukul 12.00, 15.00, dan 18.00. Umat yang berencana beribadah di Gereja Katedral Jakarta wajib mengenakan masker. Plaza dan tenda terbuka bagi siapa saja tanpa pendaftaran, sedangkan ibadah di dalam gereja perlu melakukan registrasi melalui tautan pada Instagram Katedral Jakarta.