Ribuan Anak Balita di Kota Bekasi Segera Mengikuti Vaksinasi Polio
Dari data Dinas Kesehatan Kota Bekasi, ada 241.416 anak balita di daerah itu yang bakal mengikuti vaksinasi polio. Pelaksanaan vaksinasi di Kota Bekasi menunggu arahan dari Kementerian Kesehatan.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai mempersiapkan kegiatan vaksinasi polio yang rencananya bakal digelar Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada April 2023. Di Kota Bekasi, ada ratusan ribu anak balita yang bakal mengikuti imunisasi polio.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bekasi, sebanyak 241.416 anak balita di daerah itu bakal mengikuti imunisasi. Pelaksanaan vaksinasi di Kota Bekasi menunggu arahan dari Kementerian Kesehatan.
”Besok ada sosialisasi dari Kementerian Kesehatan ke fasilitas kesehatan. Jadi, kami mulai persiapan,” kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Vevie Herawati, Rabu (29/3/2023), di Bekasi.
Persiapan vaksinasi polio di Kota Bekasi sesuai permintaan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Sebelumnya, Kamil mengatakan, vaksinasi polio dilakukan untuk menekan penyebaran menyusul ditemukannya satu anak balita positif polio di Kabupaten Purwakarta. Vaksinasi polio yang akan dilakukan mulai 3 April 2023 menyasar 4 juta anak balita di Jawa Barat.
”Beres dalam waktu satu bulan sehingga penyebaran potensi virus polio ini bisa kami kendalikan dengan baik. Saya meminta bupati dan wali kota bersama-sama menyukseskan vaksinasi ini sehingga tidak boleh ada lagi penyebaran virus polio pada anak-anak kita,” kata Kamil, dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Kasus polio di Indonesia kembali muncul pada 2022. Tiga anak di Kabupaten Pidie, Aceh, ditemukan positif virus polio. Kemudian, disusul pada awal 2023, tiga anak dilaporkan positif polio, yakni di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireuen, Aceh, serta Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Kasus-kasus ini muncul setelah delapan tahun Indonesia memperoleh sertifikat bebas polio pada 2014. Imunisasi dasar lengkap perlu digenjot demi mencapai target eradikasi polio pada 2026.
Ketua Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi Hindra Irawan Satari menyampaikan, rentetan kejadian tersebut adalah imbas dari minimnya cakupan imunisasi di sejumlah daerah. Jika cakupan imunisasi meningkat, seharusnya kasus polio menurun.
”Jadi, kalau kasus polio muncul kembali, itu adalah sinyal bahwa kita ternyata masih gagal menumpas penyakit. Dikhawatirkan, di sejumlah provinsi lain sudah ada, tapi tidak terdeteksi. Kalau semua bergerak mencari, mungkin di beberapa daerah lain ditemukan juga, hanya saja sekarang belum terlaporkan karena tingkat kesadaran kurang,” ujar Hindra, (Kompas.id, 28/3/2023).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, per 2022 terdapat 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota yang masuk kriteria berisiko tinggi polio. Selain itu, cakupan imunisasi polio juga menurun dari tahun 2020 dengan cakupan vaksin polio oral (OPV) sebesar 86,8 persen menjadi 80,2 persen pada 2021. Sementara cakupan vaksin polio suntik (IPV) meningkat dari 37,3 persen pada 2021 menjadi 66,2 persen pada 2022.
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit infeksi akibat virus polio yang dapat menyerang sistem saraf hingga memicu kelumpuhan secara permanen. Seseorang dapat tertular virus polio dari makanan ataupun minuman yang tercemar melalui feses dan biasanya terkait dengan buruknya sanitasi lingkungan.