Tiga Kasus Keracunan Makanan Akibatkan 259 Korban di Bogor
Sepanjang Februari-Maret 2023 telah terjadi tiga kasus keracunan makanan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sehingga mengakibatkan 259 orang sakit.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
DOKUMENTASI POLSEK TENJO
Sebanyak 87 warga dilaporkan keracunan makanan. Mereka mendapatkan perawatan di Puskesmas Tenjo karena keracunan makanan saat resepsi pernikahan di Desa Babakan, Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/2/2023).
BOGOR, KOMPAS — Sepanjang 2023, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencatat ada tiga kasus keracunan makanan dengan korban mencapai 259 orang. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, pada kasus di kasus di Tenjo saat acara pernikahan ditemukan bakteri Escherichia coli atau E coli.
Terbaru kasus keracunan makan menimpa 117 orang dalam acara pengajian di Pondok Pesantren Sirojul Falah di Desa Pangradin, Kecamatan Jasinga, Senin (13/3/2023).
Dari 117 orang itu, 43 orang di antaranya menjalani perawatan intensif di Puskesmas Jasinga karena mengalami gejala cukup berat. Sementara lainnya menjalani rawat jalan.
Dari kasus keracunan itu, tim surveilans Dinkes Kabupaten Bogor sudah mengambil sejumlah sampel makanan untuk diperiksa lebih lanjut di Balai Besar Teknis Kesehatan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Kementerian Kesehatan di Jakarta. Adapun sampel makan yang diambil seperti sate, pepes ikan, dan telur bumbu balado. Sementara menu lain seperti sop tidak bisa diambil karena sudah habis.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Mike Kaltarina mengatakan, kasus keracunan makanan di Jasinga menambah jumlah kasus dan korban keracunan makanan yang sebelumnya terjadi di Tenjo pada acara pernikahan sebanyak 87 orang serta di Kemang pada pelajar SMP dan SMA Marsudirini sebanyak 55 orang.
”Total tiga kasus keracunan makanan mencapai 259 orang. Dari tiga kasus, baru satu yang sudah diketahui pasti penyebabnya. Yang di pernikahan positif keracunan pangan,” ujarnya, Senin (20/3/2023).
Kalau dilihat yang positif E coli, biasanya ada kaitan dengan sanitasi, mulai dari pengolahan makanan sampai penyajiannya. Namun, kami sulit menentukan di titik mana terjadi kontaminasinya.
Menurut Mike, berulangnya kasus keracunan makanan dan minuman karena kebersihan atau higienis produk yang terjaga. Warga diimbau untuk menyajikan makanan dalam keadaan aman, baik, dan tidak kedaluwarsa.
Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Adang Mulyana melanjutkan, hasil pemeriksaan laboratorium sampel makanan pada kasus di Tenjo ada yang positif bakteri E coli.
”Kalau dilihat yang positif E coli, biasanya ada kaitan dengan sanitasi, mulai dari pengolahan makanan sampai penyajiannya. Namun, kami sulit menentukan di titik mana terjadi kontaminasinya,” ujar Adang.
DIREKTUR RUMAH SAKIT SENTOSA, KOLONEL (PURN) FRITS M.R UNTUK KOMPAS
Sebanyak 55 pelajar SMP dan SMA Marsudirini Kabupaten Bogor mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Sentosa karena mengalami keracunan makanan, Senin (20/3/2023).
Pada kasus di SMP dan SMA Marsudirini, pada tiga sampel yang diperiksa dengan empat pemeriksaan bakteriologis semua hasilnya negatif dan satu pemeriksaan kimia masih di ambang batas normal.
Dinkes Kabupaten Bogor masih menunggu hasil pemeriksa keseluruhan dari kasus SMP/SMA Marsudirini serta di Pondok Pesantren Sirojul Falah.
Diberitakan sebelumnya, kenikmatan sajian makanan pesta pernikahan di Kampung Babakan Asem, Desa Babakan, Tenjo, Kabupaten Bogor, Jumat (10/2/2023), ternyata berujung sakitnya 87 warga. Tamu dan tuan rumah menjadi korban.
Ketua RW 004 Kampung Babakan Asem Ali Rahman, Sabtu (11/2/2023), mendadak sibuk setelah satu per satu warganya pusing dan mual. Balai Desa Babakan menjadi posko darurat penanganan warga sakit. Ada 37 warga dirujuk ke Puskesmas Tenjo dan 17 orang di antaranya dirawat inap. Sebagian warga dirawat di Balai Desa Babakan lalu pulang.
”Selang sehari acara pernikahan itu, warga berdatangan ke balai desa. Keluhannya sama. Itu di balai, belum di rumah-rumah warga,” kata Rahman, Kamis (23/2/2023).
DOKUMENTASI POLSEK TENJO
Sebanyak 87 warga dilaporkan keracunan makanan. Mereka mendapatkan perawatan di Balai Desa Babakan karena keracunan makanan saat resepsi pernikahan di Desa Babakan, Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/2/2023).
Selang seminggu setelah kejadian keracunan makanan di Kampung Babakan Asem, peristiwa serupa juga dialami 55 pelajar SMP dan SMA Marsudirini di Desa Tegal, Kemang, Kabupaten Bogor, Senin (20/3/2023).
”Ada 20 pelajar gejala ringan, 33 pelajar gejala sedang, dan 2 pelajar gejala berat karena memiliki penyakit penyerta sehingga perlu menginap. Semua tertangani baik oleh tim medis dan semua pelajar sudah pulang,” kata Direktur Rumah Sakit Sentosa Kolonel (Purn) Frits MR.
Frits menduga keracunan massal pada pelajar karena mereka mengonsumsi makanan yang sama saat disajikan satu hari sebelumnya.
”Jadi, hari itu mereka makan bersama dan makanan masih sisa banyak. Makanan itu mereka makan lagi esoknya. Tentu tidak semua jenis makanan bisa dimakan setelah lebih dari satu hari, apalagi jika tidak disimpan baik,” katanya.