Polsek Parung Tangkap Lima Pelaku Pengeroyokan Maut
Pengeroyokan maut itu saat pelajar SMPN 1 Parung kalah dalam pertandingan futsal melawan pelajar SMP Yapia. Dalam pertandingan tersebut, kedua sekolah sepakat untuk saling taruhan sebesar Rp 200.000.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Kepolisian Sektor Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menangkap lima pelaku pengeroyokan maut terhadap seorang pelajar. Pengeroyokan itu berawal dari taruhan pertandingan futsal antarsekolah. Polisi masih menyelidiki kasus dan mengejar pelaku pengeroyokan lainnya.
Kepala Kepolisian Sektor Parung Komisaris Sularso mengatakan, TN (15) meninggal akibat dikeroyok sejumlah pemuda setelah selesai pertandingan futsal antara SMP Yapia melawan SMP 1 Parung di Desa Parung, Parung, Kabupaten Bogor, pada Senin (6/3/2023) lalu.
Salah satu pengeroyok itu membawa senjata tajam dan melukai TN cukup parah di bagian paha dan lengan. Luka itu yang menyebabkan TN tidak tertolong meski sudah dibawa ke rumah sakit.
”Dari penyelidikan dan pengungkapan terhadap para pelaku pengeroyokan terhadap TN, kami menangkap lima pelaku berinisial MF (16), GP (16), AM (18) IS (20), dan S (15). Ini masih dalam penyidikan. Kami masih kejar empat pelaku lainnya yang masuk DPO (daftar pencarian orang),” kata Sularso, Selasa (14/3/2023).
Dari hasil pemeriksaan sementara, kata Sularso, awal terjadi pengeroyokan berujung maut itu saat pelajar SMPN 1 Parung (Nepar) kalah dalam pertandingan futsal melawan pelajar SMP Yayasan Pendidikan Islam Annaimuniyah (Yapia). Dalam pertandingan tersebut, kedua sekolah sepakat untuk saling taruhan sebesar Rp 200.000. Namun, SMPN 1 Parung yang kalah pertandingan tidak mau membayar uang taruhan tersebut.
Mereka beralasan para pemain SMP Yapia ini banyak pemain luar sekolah. Karena tidak membayar dan dituduh menggunakan pemain luar, hal itu memicu kemarahan beberapa oknum dari pelajar hingga alumni sekolah Yapia yang menyaksikan pertandingan.
”Di situ, saat anak-anak Nepar hendak pulang, mereka dihadang dengan menggunakan senjata tajam. TN terjatuh dan dibacok pelaku dengan senjata tajam,” lanjutnya.
Sebelumnya, anggota Kepolisian Resor Kota Bogor, Jawa Barat, juga menangkap pelaku pembacokan maut siswa Sekolah Menengah Kejuruan Bina Warga 1. Polisi masih mencari satu pelaku lainnya dan meminta tidak ada aksi balas dendam.
Kepala Polresta Bogor Komisaris Besar Bismo Teguh Prakoso mengatakan, siswa SMK Bina Warga 1, AS (16), tewas setelah dibacok saat akan menyeberang jalan di lampu merah Pomad di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Kelurahan Ciparigi, Bogor Utara, Kota Bogor, Jumat (10/3/2023).
”Hari ini (Senin) tadi sudah kami tangkap dua pelaku. Salah satu pelaku itu ternyata disembunyikan, kami tangkap juga orang yang menyembunyikan itu. Kami masih kejar satu pelaku lagi dan dalami kasusnya,” kata Bismo. Bismo belum mau membuka identitas atau inisial pelaku pembacokan.
AS merupakan siswa SMK Bina Warga 1 Kota Bogor. Saat itu, AS bersama temannya yang hendak menyeberang jalan tiba-tiba diserang pengendara sepeda motor bersenjata. Siswa asal Cijujung, Sukaraja, Kabupaten Bogor, itu terluka di pipi hingga leher. Nyawanya tak tertolong saat dibawa ke rumah sakit.