Kontrakan Tiga Bulan untuk Korban Kebakaran Plumpang
Warga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang dipersilakan mencari rumah kontrakan. Pemerintah akan membiayainya selama tiga bulan ke depan.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
REBIYYAH SALASAH
Suasana tenda pengungsian di markas Palang Merah Indonesia Jakarta Utara, Koja, Jakarta Utara, Selasa (7/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Warga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, berangsur meninggalkan pengungsian untuk menuju hunian sementara, Kamis (9/3/2023). Pemerintah mempersilakan mereka mencari rumah kontrakan dan akan membiayainya selama tiga bulan melalui bank. Namun, warga masih kebingungan dengan mekanisme pembayarannya.
Terminal Integrated Bahan Bakar Minyak PT Pertamina (Persero) atau Depo Pertamina Plumpang terbakar pada Jumat (3/3/2023) malam. Akibatnya, sejumlah rumah warga RW 001 dan RW 002 Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, hangus dan hancur.
Rumah Sonia Junaidi (30), warga RT 006 RW 001, misalnya, retak dan rusak di bagian jendela. Namun, saat ia menengoknya pada Kamis pagi, rumahnya ternyata ambruk. Alhasil, ia tidak bisa tinggal lagi di sana dan memilih mencari rumah kontrakan. Ia sudah menemukan kontrakan di Gang Candra, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
”Karena ada orangtua juga, makanya memilih untuk cepat-cepat cari kontrakan saja. Kemarin sudah didata oleh pemerintah dan katanya akan dibiayai,” ucap Sonia sambil mengangkut barang-barangnya ke mobil satuan polisi pamong paja.
Berbeda dengan Sonia, rumah Mursina (46) di kawasan yang sama telah ludes dilalap api dan hanya tersisa puing-puing. Mursina mengatakan, dia harus membangun ulang rumahnya karena sama sekali tidak bisa ditinggali lagi. Lantaran tidak punya kerabat untuk ditumpangi, Mursina pun buru-buru mencari kontrakan ketika pemerintah meminta demikian.
Ibu dua anak ini telah menemukan kontrakan di kawasan Tanah Merah Atas, Koja. Namun, ia belum mengetahui mekanisme pembayaran dari pemerintah nantinya seperti apa. Mursina baru melapor kepada ketua RW bahwa dia sudah mendapatkan kontrakan.
Warga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, berangsur meninggalkan pengungsian untuk menuju hunian sementara, Kamis (9/3/2023).
Ketua RW 001 Bambang Setiyono mengatakan, warga yang rumahnya hangus dan hancur telah dipersilakan untuk mencari rumah kontrakan sebagai hunian sementara. Pemerintah akan membiayai sewa rumah kontrakan itu selama tiga bulan. Mekanisme pembayarannya akan diatur lebih lanjut setelah warga melapor. Yang jelas, lanjut Bambang, uang pembayaran akan dikirim langsung ke rekening warga.
”Kami sudah persilakan mereka mencari kontrakan. Apabila sudah mendapatkannya, warga diminta melapor lagi kepada kami. Saya sedang upayakan semua warga memiliki rekening untuk memudahkan transfer,” kata Bambang, yang ditemui di posko bantuan RW 001 Rawa Badak Selatan.
Bersama kelurahan, kata Bambang, pihaknya telah mendata warga terdampak pada Rabu kemarin. Berdasarkan data tersebut, sedikitnya ada 124 keluarga yang rumah ataupun kontrakannya ludes dilalap api. Namun, jumlah itu masih dinamis karena pendataan masih dilakukan.
Bagi warga yang rumah ataupun kontrakan terbakar dan hangus, pemerintah akan membiayai sewa selama tiga bulan. Pembiayaan itu dilakukan sambil menunggu santunan atau uang ganti rugi dari pihak Pertamina.
Foto udara hunian warga yang hangus akibat kebakaran Terminal Integrated Bahan Bakar Minyak (BBM) Depo Pertamina Plumpang di Jalan Tanah Merah Bawah, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Selasa (7/3/2023). Terminal Integrated BBM milik PT Pertamina (Persero) di Plumpang akan dipindahkan ke tanah milik PT Pelabuhan Indonesia (Persero).
Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Santoso juga mengatakan, pendataan masih terus berlangsung. Sembari menunggu pendataan rampung, Pertamina berjanji akan memenuhi kebutuhan dasar warga. Terkait hunian sementara, Pertamina mengedepankan warga yang rumahnya terbakar serta warga rentan, seperti warga lansia, anak-anak, perempuan, ibu hamil, dan difabel.
”Tentu kami sedang siapkan, sesegera mungkin mereka bisa beralih ke hunian sementara. Tidak mungkin, kan, di tenda pengungsian terus-menerus,” kata Fadjar.
Kendati sejumlah warga sudah berangsur pindah ke kontrakan, masih banyak yang bertahan di pengungsian. Hingga hari keenam pasca-kejadian, data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI per Kamis pukul 12.00 mencatat, 184 jiwa mengungsi di tiga tempat berbeda.
Sejumlah 79 jiwa berada di markas Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara. Sebanyak 80 orang mengungsi di posko pengungsian RW 009 Rawa Badak Selatan, Koja. Sisanya di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Rasela, Rawa Badak Selatan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta per per Kamis pukul 12.00, kebakaran di Plumpang menewaskan 19 jiwa. Adapun 31 korban sedang dalam penanganan tim medis di enam rumah sakit.