Jakpro Optimistis Konstruksi Awal LRT Jakarta Velodrome-Manggarai Dimulai
Setelah diputuskan dalam rapat kerja di Istana Negara, 3 November 2022, PT Jakpro tengah menyelesaikan perizinan untuk bisa mengerjakan LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai. Ditargetkan kuartal I-2023 bisa dimulai.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta memastikan kelanjutan pembangunan LRT Jakarta dari Velodrome, Jakarta Timur, ke Manggarai, Jakarta Selatan, akan semakin memudahkan warga DKI Jakarta bermobilitas. PT Jakarta Propertindo atau Jakpro sendiri optimistis konstruksi awal untuk kereta ringan (light rail transit/LRT) fase 1B Velodrome-Manggarai bisa mulai digarap kuartal pertama tahun 2023.
Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, Senin (23/1/2023), menjelaskan, untuk kelanjutan LRT Jakarta sudah diputuskan pembangunan akan berawal dari Velodrome ke Manggarai.
Hal itu sesuai rapat kerja Presiden Joko Widodo dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, 3 November 2022. Hasil rapat tersebut membuat Jakpro yang awalnya hendak membangun kelanjutan rel LRT Jakarta dari Kelapa Gading ke Jakarta International Stadium (JIS), serta dari Velodrome ke Klender yang berlanjut ke Halim, lalu mengubah rencana.
”Lebih baik ke Manggarai daripada rencana awal ke JIS dan Sunter,” kata Simanjuntak.
Apabila pembangunan LRT Jakarta dilanjutkan sesuai rencana semula, menurut Simanjuntak, layanan angkutan umum akan terputus. Tepatnya, layanan tidak terintegrasi ke layanan KAI Commuter ataupun MRT Jakarta.
”Kalau dilanjutkan ke Manggarai, layanan akan terintegrasi dengan moda angkutan umum lain dan tingkat keterisian moda pun diperkirakan lebih besar,” kata Simanjuntak.
Simanjuntak meyakini, pembangunan fase 1B LRT Jakarta akan menambah luas jaringan angkutan umum di Jakarta. Pembangunan itu juga memberi alternatif angkutan.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Jakpro Iwan Takwin menjelaskan, sesuai keputusan rapat kerja, saat ini Jakpro masih menyelesaikan perizinan untuk bisa membangun ke Kementerian Perhubungan. Sejalan dengan itu, Jakpro juga menyiapkan pengadaan konsultan untuk lelang kontraktor.
Sejumlah perizinan yang tengah diselesaikan, seperti analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), lalu amdal lalu lintas, serta juga rekomendasi trase. ”Kami komunikasi terus sama Kemenhub karena mereka yang mengeluarkan rekomendasi trasenya,” ujar Iwan.
Seperti diketahui, sebelum pembangunan lanjutan LRT Jakarta direncanakan ke JIS, juga ke Klender-Halim, Jakpro sudah terlebih dulu memiliki perencanaan untuk membangun lanjutan LRT Jakarta dari Velodrome ke Dukuh Atas, tepatnya begitu fase 1 Velodrome-Kelapa Gading beroperasi komersial di 2019. Jakpro juga sudah menyelesaikan kajian kelayakannya.
Namun, ketika rencana berubah, Jakpro kemudian membuat kajian terkait rute lanjutan ke JIS juga ke Klender-Halim itu. Dengan perubahan rencana sesuai hasil rapat kerja Presiden dan Menhub, yaitu kembali ke rute semula dan hanya sampai Manggarai, Jakpro selaku badan usaha milik daerah (BUMD) Pemprov DKI yang mendapatkan penugasan membangun LRT Jakarta mesti memperbarui kajian.
”Kajian harus diperbarui, di-update karena basis untuk menerbitkan rekomendasi trase itu dari kajian kelayakan. Nah, kajian ini yang kami perbarui,” kata Iwan.
Pembaruan kajian perlu dilakukan karena ada sejumlah perubahan di lapangan, juga dengan pandemi Covid-19. Ada sejumlah perubahan di lapangan, misalnya dalam kajian awal posisi titik masuk dan keluar stasiun akan berada di titik A. Dalam perkembangan terbaru, titik itu sudah berubah.
”Ini yang harus kita kaji, aktualnya di lapangan. Ini berpengaruh kepada desain dasarnya,” ucap Iwan.
Di Manggarai sendiri, lanjut Iwan, juga sudah ada banyak perubahan. ”Itu kita perbarui juga,” katanya lagi.
Kajian kelayakan terbaru juga sudah selesai. Menurut Iwan, kajian terbaru sudah dilampirkan sebagai dasar permohonan rekomendasi trase oleh Kemenhub. Begitu rekomendasi trase terbit, Pemprov DKI akan menerbitkan izin trase dan penetapan lokasi.
Paralel dengan penyelesaian izin, Iwan melanjutkan, Jakpro juga menyiapkan proses pengadaan konsultan. Konsultan ini perlu ada karena saat melakukan tender kontraktor, harus ada konsultan pendamping.
”Ini lagi proses. Alhamdulillah, semua sesuai jadwal,” ujarnya.
Iwan optimistis, proses tersebut bisa diselesaikan sehingga pada kuartal pertama 2023 Jakpro sudah mendapatkan kontraktor terpilih yang akan mengerjakan LRT Jakarta fase 1B. ”Target kita kuartał pertama ini kontraktor sudah terpilih sehingga bisa mulai aksi di lapangan,” kata Iwan.
Untuk fase 1B LRT Jakarta dari Velodrome ke Manggarai, akan dibiayai dengan APBD DKI Jakarta. Pada APBD 2023, PT Jakpro mendapatkan penyertaan modal daerah (PMD) senilai Rp 916 miliar untuk pekerjaan awal.
Untuk penyelesaian trasę sepanjang 6,4 kilometer dari Velodrome ke Manggarai, diproyeksi dibutuhkan anggaran senilai Rp 5,5 triliun dengan konstruksi berupa konstruksi layang. Nantinya, Jakpro juga akan menambah jumlah rangkaian kereta atau trainset guna menjaga standar pelayanan, khususnya jarak waktu keberangkatan antarkereta dan operasional kereta.