Siswi Kelas I SMA Diduga Diculik dan Dijadikan Pengamen
Kasus remaja ES ini diduga terkait anak yang tidak terpenuhi haknya mendapatkan kasih sayang dan rasa aman. Terkadang anak yang disuruh mengamen tak merasa dipekerjakan. Mereka merasa disuruh main saja. Makanya, senang.
Oleh
Mis Fransiska Dewi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seorang siswi kelas I SMA, ES (16), diduga diculik dan dijadikan pengamen oleh AS. ES hilang seusai mengaku pergi ke bioskop sejak 19 November 2022. Hingga saat ini, ES belum kembali ke rumahnya di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Ditemui di rumah orangtua ES di Jalan Laut Banda, RT 001 RW 001, Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (10/1/2023) siang, Ayah ES, Syafniel (53), menceritakan, ES sebelumnya sudah pernah pergi dari rumah pada September 2022. Ia mendapatkan informasi bahwa ES mengamen di sekitar Perumahan Cipinang Elok, Jakarta Timur.
Saat itu, ia berusaha mandiri mencari keberadaan anaknya itu. ES pergi selama 3 minggu dan ditemukan oleh Syafniel di pom bensin yang tidak jauh dari Perumahan Cipinang Elok ketika ES sedang istirahat.
”AS ini pengamen, saya marah sama dia karena anak saya masih sekolah dibawa ngamen. Sampai-sampai anak saya tidak sekolah. Saya waktu itu hanya menasehati AS saja dan membawa ES pulang,” kata Syafniel.
Syafniel mengutarakan, ES seperti dihipnotis. Pasalnya, setelah kembali ke rumah, ES tidak pernah nurut dan selalu melawan ke Syafniel. Sebelum pergi dari rumah, ES terbiasa mengaji, mengikuti kegiatan pencak silat, dan bersosialisasi dengan teman dan tetangga sekitar rumahnya. Namun, setelah kenal dengan AS, kegiatan tersebut tidak pernah dilakukan ES kembali.
Tidak hanya melawan kepada ayahnya, ES juga melawan kepada abangnya. Di rumah kontrakan berukuran 3 meter x 7 meter itu, ES tinggal bersama ayahnya, seorang kakak kandung, adik tiri, dan ibu sambungnya karena ibu ES telah meninggal. Syafniel menyebutkan, hubungan ES dan ibu sambungnya kurang baik.
”ES berubah drastis setelah bertemu dengan AS. Saya tidak tahu seperti apa ES berkenalan dengan AS. ES tidak mau bercerita ketika ditanya soal AS. Anak saya juga sudah lepas jilbab setelah kenal dengan AS,” ucapnya.
Pada 19 November 2022 pukul 11.00, ES pamit ke ibu sambungnya untuk pergi ke bioskop Buaran, Jakarta Timur. Hingga tengah malam, ES tak kunjung pulang hingga saat ini. Nomor ponselnya pun sudah tidak aktif lagi.
Syafniel berusaha mencari dan mendatangi rumah AS karena ia yakin ES dibawa pergi untuk kedua kalinya oleh AS. Ia bertemu dengan orangtua AS dan berusaha menelpon AS, tetapi kontak orangtua AS malah diblokir setelah sempat berbicara sebentar dan menyuruh AS pulang dan mengembalikan ES ke Syafniel.
”AS juga tidak ada di rumahnya, dia tidak pulang-pulang juga. Padahal, AS sudah punya istri dan satu orang anak. Anak saya sempat dibawa ke Bogor selama empat hari sama AS waktu saya interogasi orangtuanya,” katanya.
Tak kunjung pulang ke rumah hingga satu bulan, Rido (kakak ES) melaporkan ES ke polisi dan membuat laporan polisi pada 15 Desember 2022 terkait kehilangan anak. Saat itu, Syafniel ingin melaporkan penculikan anak, tetapi ia tidak memiliki cukup bukti atas laporannya tersebut.
”Saya takut anak saya melakukan tindakan kriminal atau hal lainnya. Khawatir sampai sekarang belum ditemukan. Saya kepikiran anak saya bagaimana keadaannya karena ES sewaktu pergi dari rumah pertama kali antingnya dijual,” ucapnya.
Syafniel mengatakan, saat ini ES masih berstatus siswi di SMA BPS&K 1 Jakarta Timur. Pihak sekolah selalu menanyakan kabar anaknya dan berusaha membantu mencari ES.
Kepala Kepolisian Sektor Duren Sawit, Jakarta Timur, Komisaris Martson Marbun menyebutkan, kasus ES masih dalam tahap pencarian dan penyelidikan. Penyidik telah memeriksa sejumlah saksi, antara lain teman-teman dan keluarga ES.
”Ke tempat orangtua AS juga kami mencari tahu karena laporannya meninggalkan alamat. Kecuali kasus penculikan, lain lagi penangannya,” ujarnya di Polsek Duren Sawit.
Terkadang anak-anak yang disuruh mengamen tidak merasa dipekerjakan. Untuk sebagian anak, merasa disuruh main saja. Makanya, senang.
Hak anak tercerabut
Kriminolog Dian Purnomo mengungkapkan, jika hak anak tidak terpenuhi, seperti tidak mendapatkan kasih sayang dan rasa aman, anak akan mencari kebutuhan tersebut di tempat lain. Untuk melihat ekologi anak, harus melihat berdasarkan faktor individu, keluarga, serta lingkungan sosial terdekat, seperti sekolah dan pertemanan.
”AS apa yang ditawarkan, jangan-jangan dia memang pura-pura sayang supaya anak-anak mau mengikuti maunya dia. Karena biasanya, penjahat memanfaatkan anak supaya mau mengikuti maunya dia, lalu nanti kalau dia kena pidana dia berkelit, anaknya sendiri yang mau,” ucapnya.
Para predator anak biasanya mengincar anak-anak yang kurang dekat dan kurang mendapatkan kasih sayang orangtua. Maka dari itu, orangtua harus selalu memberikan kasih sayang, perhatian, kedekatan, pengakuan, bermain, dan belajar dengan anak.
”Terkadang anak-anak yang disuruh mengamen tidak merasa dipekerjakan. Untuk sebagian anak, merasa disuruh main saja. Makanya, senang,” ujarnya.