Turap Longsor Setelah Hujan Deras di Tebet Mulai Diperbaiki
BPBD DKI Jakarta mencatat 14 kejadian tanah longsor sepanjang 2022. Pemetaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menunjukkan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berpotensi mengalami gerakan tanah.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Turap yang longsor di samping Stasiun Cawang, Jakarta Timur, mulai diperbaiki, Kamis (5/1/2022). Untuk sementara Jalan Tebet Timur Dalam XI ditutup sehingga arus lalu lintas dialihkan ke Jalan Tebet Timur Dalam VII.
Sebanyak 30 petugas dari Sudin Sumber Daya Air Jakarta Selatan dan pasukan oranye atau PPSU dikerahkan untuk membersihkan longsoran setelah hujan deras, Rabu (4/1/2022) sore. Pembersihan akan dilanjutkan dengan pembangunan fondasi sepanjang 21 meter dengan ketinggian 4 meter.
Camat Tebet Dyan Airlangga mengatakan, Dinas Bina Marga DKI Jakarta terlebih dahulu mengecek kondisi turap yang longsor. Setelah itu fasilitas umum, seperti lampu penerangan jalan umum, dievakuasi dan aliran listrik diputus agar tak membahayakan warga dan pekerja serta mengantisipasi longsor susulan.
”Untuk lama waktu pengerjaan masih dihitung suku dinas sumber daya air. Kami utamakan tutup dahulu untuk cegah hal yang tidak diingikan,” kata Dyan.
Kamis sore, Tim Reaksi Cepat BPBD DKI Jakarta melaporkan turap yang longsor sepanjang 5 meter dengan ketinggian 2 meter. Longsor yang terjadi setelah hujan deras itu tak menimbulkan korban jiwa.
Selain rusaknya turap, longsor juga mengakibatkan aspal retak. Oleh karena itu Jalan Tebet Timur Dalam XI ditutup.
Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menyebutkan, longsor diduga karena tingginya intensitas air yang masuk ke dalam turap. Pada saat yang sama beban jalan cukup berat karena ada empat tiang berdiri di titik longsor.
”Fondasi turap sudah cukup lama dan bagian bawah tergerus arus air,” ujar Isnawa.
BPBD DKI Jakarta mencatat 14 kejadian tanah longsor sepanjang tahun 2022. Berdasarkan hasil pemetaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur memiliki potensi gerakan tanah kategori zona menengah sampai tinggi.
Isnawa mengatakan selalu memberikan peringatan dini mengenai potensi gerakan tanah kepada masyarakat dan instansi terkait serta menyiapkan 267 personel petugas penanganan bencana untuk memantau kondisi wilayah yang rawan tanah longsor. Peringatan dini tersebut merupakan langkah antisipatif dan bentuk kesiapsiagaan.
Warga juga diimbau tidak membangun rumah di atas atau di bawah bibir tebing, tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai, tidak menebang pohon di sekitar lereng, dan menghindari pembuatan kolam atau sawah di atas lereng.