Transjakarta Akan Revitalisasi 26 Halte dan Tambah Halte Baru
Secara keseluruhan akan berlangsung revitalisasi 72 halte hingga 2023. Revitalisasi mencakup halte ikonik, halte integrasi, dan halte biasa. Halte CSW 1 yang terintegrasi dengan MRT Jakarta juga direvitalisasi.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Transportasi Jakarta akan merevitalisasi 26 halte, termasuk penambahan empat halte baru pada tahun 2023. Revitalisasi tersebut merupakan kelanjutan dari revitalisasi 46 halte yang tengah berjalan sejak April 2022.
Selama ini ada 217 halte bus rapid transit yang mendukung operasional Transjakarta. Revitalisasi halte yang berjalan secara bertahap berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 20 Tahun 2019 tentang Penugasan Kepada Perseroan Terbatas Transportasi Jakarta untuk Pembangunan, Revitalisasi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Halte dan Fasilitas Pendukung Lainnya dalam Rangka Integrasi Transportasi Umum.
Kepala Divisi Sarana dan Prasarana PT Transportasi Jakarta Trijatmi Erawati mengatakan, secara keseluruhan akan berlangsung revitalisasi 72 halte hingga 2023. Revitalisasi mencakup halte ikonik, halte integrasi yang menghubungkan antarmoda angkutan, dan halte biasa, baik halte ujung maupun halte transit. Selain 72 halte itu, Halte Transjakarta Centrale Stichting Wederopbouw atau CSW 1 juga direvitalisasi.
”Dari 46 halte, telah beroperasi 18 halte. Sisanya akan selesai tahun 2023 dan berlanjut revitalisasi 26 halte lain. Anggarannya masih dibahas, rencananya tender 20 halte pada Januari, lalu bahas desain. Kalau halte baru, bisa langsung pengerjaan, durasinya 4-6 bulan," ucap Erawati di sela-sela peninjauan Halte Tosari dan Halte Stasiun Jatinegara 2, Rabu (28/12/2022).
Empat halte baru ialah Halte Tanah Tinggi, Halte Benyamin Sueb, Halte Danau Sunter Barat A, dan Halte Danau Sunter Barat B yang terletak di Koridor 14 Senen–Jakarta International Stadium.
Lantai dua sebagai area untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Nantinya pelanggan bisa mendapatkan fasilitas ritel selama berada di halte yang tentunya tidak untuk berlama-lama, tapi cukup waktu agar bisa menikmati perjalanan.
Erawati mengatakan, revitalisasi halte mempertimbangkan usia bangunan halte yang berdiri sejak 2004 dan ragam komplain pelanggan. Komplain yang dimaksud, antara lain, kapasitas halte tak memadai sehingga penuh dan sesak pada jam sibuk, tidak ramah penyandang disabilitas, dan tidak ada toilet.
”Pelanggan naik sampai 1 juta, bus tambah, tetapi halte begitu saja. Membeludak sehingga mesti tingkatkan kapasitas, perbaiki aksesnya supaya inklusif,” katanya.
Nantinya model halte yang direvitalisasi tahun 2023 akan seragam. Bentuknya seperti Halte Transjakarta Gelora Bung Karno atau Halte Transjakarta Ragunan. Jika lahan halte terbatas, akan dibuat dua lantai untuk mengakomodasi toilet dan musala.
Ikonik dan integrasi
Rabu siang, direksi Transjakarta meninjau Halte Tosari dan Halte Stasiun Jatinegara 2. Revitalisasi keduanya mendekati rampung sehingga kembali beroperasi seperti biasa.
Halte Tosari merupakan satu dari empat halte ikonik. Bentuknya menyerupai kapal dengan dua tingkat. Lantai pertama untuk turun-naik penumpang, sedangkan lantai dua untuk ruang ketiga berupa anjungan yang bakal diisi aneka ritel dan taman pandang ke arah Monumen Tugu Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia.
Direktur Teknik dan Digital PT Transjakarta Mohamad Indrayana mengatakan, Halte Tosari tak semata ikonik dari bentuknya. Fasilitasnya lengkap, mulai dari toilet, musala, tangga, eskalator, lift, dan penunjang disabilitas.
”Lantai dua sebagai area untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Nantinya pelanggan bisa mendapatkan fasilitas ritel selama berada di halte yang tentunya tidak untuk berlama-lama, tapi cukup waktu agar bisa menikmati perjalanan," kata Indrayana.
Halte Stasiun Jatinegara 2 merupakan halte integrasi yang menghubungkan Transjakarta dan Stasiun Jatinegara melalui jembatan penyeberangan. Jembatan ini menghubungkan peron kereta dan halte bus.
Saat ini pengerjaan jembatan penghubung dalam tahap akhir. Menurut rencana, jembatan penghubung mulai dibuka tahun 2023 sehingga tidak ada lagi hambatan fisik untuk berpindah moda.
Indrayana menyebutkan, integrasi tersebut membuat adanya penyesuaian rute agar bisa mengakomodasi pengguna kereta rel listrik dan Transjakarta. Kemudian, memudahkan perpindahan moda, integrasi tarif, dan sedang dalam pengembangan integrasi aplikasi melalui mahadata (big data).
"Dengan begitu bisa selalu memantau dan menganalisis destinasi penumpang atau pelanggan ke mana arahnya,” ucapnya.