Jenazah Korban Gempa Cianjur yang Baru Ditemukan Mulai Sulit Dikenali
Tim ahli makin kesulitan mengidentifikasi korban hampir seminggu setelah bencana gempa. Keluarga yang kehilangan kerabatnya diminta membawa benda atau dokumen antemortem untuk identifikasi.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Kepala Biro Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigadir Jenderal (Pol) Nyoman Eddy di RSUD Sayang, Kabupaten Cianjur, Sabtu (26/11/2022).
CIANJUR, KOMPAS — Jenazah korban gempa Cianjur yang baru ditemukan mulai sulit dikenali. Seiring perburukan kondisi, jenazah memerlukan data pembanding dari keluarga hingga alat tertentu untuk mempermudah proses identifikasi.
”Di awal, bisa (diidentifikasi) lewat visual karena masih tampak jelas. Ini (sekarang) mulai rusak sehingga akan mengarah pada tool (alat) yang lebih kompleks, seperti tes DNA yang butuh waktu, dana, dan sebagainya,” ungkap Kepala Biro Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigadir Jenderal (Pol) Nyoman Eddy di Cianjur, Sabtu (26/11/2022).
Untuk itu, Eddy mengimbau warga yang masih mencari anggota keluarga untuk membawa data antemortem (sebelum kematian) ke Rumah Sakit Umum Daerah Sayang, Cianjur. Hal itu untuk memudahkan identifikasi jenazah.
Konferensi pers identifikasi korban gempa Cianjur di RSUD Sayang, Kabupaten Cianjur, Sabtu (26/11/2022) sore.
Data itu seperti foto terakhir, terutama yang menunjukkan gigi, catatan medis jika korban pernah berobat ke dokter gigi, hingga rekam sidik jari di dokumen.
”Bila tidak bisa identifikasi sidik jari atau gigi, kami akan memeriksa DNA. Sampelnya orangtua dan anak korban,” ujarnya.
Kesulitan lain yang dihadapi tim, kata Nyoman, adalah dari sisi sumber daya manusia dan fasilitas. Selain jumlah ahli yang terbatas, mereka hanya bisa bekerja di dua meja pemeriksaan untuk identifikasi dasar jenazah secara maraton.
Masih ditemukan
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Suasana posko antemortem pencarian korban gempa Cianjur di RSUD Sayang, Kabupaten Cianjur, Sabtu (26/11/2022) sore.
Hingga Sabtu sore, jenazah baru masih ditemukan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, delapan orang ditemukan hingga pukul 17.00.
”Hari ini, ada delapan jenazah yang ditemukan. Dua yang ditemukan pada Jumat di Warung Sate Shinta pada Jumat lalu ternyata warga Cijedil. Dengan demikian, dari sebelumnya 24 hilang, kini masih dicari 14 orang,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayor Jenderal Fajar Setyawan.
Dengan penemuan baru, kini tercatat ada 158 kantong jenazah korban gempa. Namun, baru 134 kantong jenazah yang dikenali. Berdasarkan usia, sebanyak 92 orang dewasa, 27 anak balita, dan 15 anak-anak.
Sementara itu, 24 kantong jenazah masih akan diteliti. Ini termasuk satu kantong jenazah berisi bagian tubuh berupa tulang kepala. Semuanya masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut untuk kemudian dilakukan pemeriksaan DNA. Baca juga: Penanganan Psikologis Korban Bencana Cianjur Belum Menjangkau Semua Wilayah