Gempa Susulan, Hujan, dan Tanah Labil Menjadi Tantangan Pencarian Korban Hilang
Sebanyak 24 korban hilang gempa Cianjur masih dicari. Kondisi tanah yang labil, hujan, dan gempa susulan menjadi tantangan di sekitar lokasi pencarian.
Oleh
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG, z14
·3 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban longsor yang disebabkan gempa bumi bermagnitudo 5,6 di area longsor Warung Shinta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Sebanyak sepuluh jasad korban berhasil dievakuasi. Diperkirakan korban akan terus bertambah.
CIANJUR, KOMPAS — Sebanyak 17 korban tewas dipicu gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, ditemukan pada Jumat (25/11/2022). Sepuluh di antaranya ditemukan di Warung Sate Shinta, Kecamatan Cipanas, tanpa alat berat akibat kondisi tanah yang labil. Hujan dan gempa susulan juga masih terasa di sekitar lokasi pencarian.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dengan penemuan baru di hari Jumat, ada 24 korban yang masih dicari. Setidaknya ada tiga titik pencarian utama. Selain di Sate Shinta, pencarian dilakukan di RT 003 RW 001 dan Kampung Cicadas, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, pihaknya akan terus mencari sampai orang yang terdata hilang berhasil ditemukan. ”Sampai orang terakhir, tidak ada penurunan semangat, kekuatan, sarana prasarana, karena keselamatan rakyat untuk hukum tertinggi,” ujarnya, Jumat.
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban longsor yang disebabkan gempa bumi bermagnitudo 5,6 di area longsor Warung Shinta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Proses evakuasi berlangsung di. medan yang sulit dan cuaca yang tak menentu.
Pengendali Pelaksanaan Operasi SAR Lapangan Gempa Cianjur Badan SAR Nasional Supriono menjelaskan, 10 korban di Sate Shinta itu terdiri dari dua laki-laki dan delapan perempuan. Satu korban adalah anak perempuan. Semua jenazah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Sayang (RSUD) Sayang Cianjur untuk diidentifikasi polisi.
”Sebelumnya, ada laporan tujuh orang hilang di lokasi ini. Namun, kami berhasil mengevakuasi 10 orang. Artinya, jumlahnya akan berubah seiring pencarian terus-menerus,” tutur Supriono.
Seperti pencarian sebelumnya, Supriono mengatakan, tantangan terbesar adalah gempa susulan dan hujan. Sejauh ini gempa susulan masih terjadi meski dengan kekuatan lebih kecil. Sementara hujan rentan memicu potensi longsor karena tanah yang masih labil. Pencarian pada Jumat dihentikan pukul 15.00 karena hujan mulai turun.
”Kondisi tanah itu juga yang membuat pencarian masih dilakukan manual. Berbahaya jika menggunakan alat berat,” ujarnya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Suasana saat petugas gabungan SAR melakukan pencarian korban yang masih tertimbun longsor di Cijedil, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). Longsor dampak gempa yang melanda wilayah Cianjur mengakibatkan 32 warga setempat tertimbun longsor. Hingga hari keempat pasca-kejadian, seluruh korban masih belum ditemukan.
Kepala Kantor SAR Bandung yang juga SAR Mission Coordinator Jumaril mengatakan, sedikitnya 1.408 orang dari 192 instansi dan organisasi ikut dalam pencarian korban hilang. Fokus utama pada tiga tempat dengan masing-masing personel pencarian lebih dari 200 orang di setiap titik.
Selain itu, Jumaril mengatakan, selain evakuasi, tim juga akan mendukung pembagian berbagai macam logistik. Selain paket makanan, diberikan juga terpal ke wilayah terisolasi
Beberapa daerah yang disasar, di antaranya Desa Bunikasih di Kecamatan Warungkondang, Desa Nyalindung di Kecamatan Cugenang. Selain itu, pembagian logistik akan diberikan di Kecamatan Mangunkerta dan Kecamatan Sarampad.
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Sejumlah pasien dirawat di tenda darurat Rumah Sakit Umum Daerah Sayang, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Sebagian besar pasien mengalami luka di kepala ataupun patah tulang.
Sementara itu, hingga Jumat, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung telah menerima 96 korban gempa bumi Cianjur. Sebanyak 77 orang di antaranya masih dirawat, 18 telah pulang, dan satu orang meninggal.
Pelaksana Tugas Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSHS Zulvayanti mengatakan, sejauh ini, 50 pasien sudah mendapatkan operasi berbeda. Kasusnya seperti patah tulang, luka di perut dan kulit, serta cedera kepala.