Bantuan sudah mulai datang, tetapi masih sangat terbatas. Pasokan barang kebutuhan untuk warga, terutama untuk anak-anak, masih kurang.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Salah satu rumah warga yang runtuh akibat gempa di Kampung Longkewang, Desa Gasol, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022).
CIANJUR, KOMPAS — Korban terdampak bencana gempa bermagnitudo 5,6 di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, saat ini memerlukan bantuan segera. Kondisi sejumlah warga di posko pengungsian cukup memprihatinkan.
Warga Kampung Longkewang, Desa Gasol, misalnya, tinggal di tenda darurat dalam keterbatasan. Hingga Selasa (22/11/2022) pukul 14.00, di kampung ini belum ada bantuan yang mengalir. Padahal, sejumlah kebutuhan untuk bayi dan anak balita sangat diperlukan. Tenda yang didirikan warga rawan roboh karena dibuat seadanya.
”Sangat butuh sekali (bantuan). Ada banyak anak-anak. Kalau kami orang dewasa enggak apa-apa, tapi anak-anak perlu minyak angin, popok, dan pakaian layak. Bantuan makanan juga penting, lalu obat-obatan, dan tenda,” kata Hadi (31), warga setempat, Selasa (22/11/2022).
Hadi dan warga lainnya sangat berharap berbagai bantuan segera tiba, terutama untuk kebutuhan harian di posko pengungsian. Rasa trauma masih menyelimuti mereka, apalagi pada Selasa ini terjadi beberapa kali gempa susulan.
Tebing yang longsor memutus akses Cipanas-Cianjur terlihat dari Desa Mangunkerta, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022).
Berdasarkan data warga, tercatat ada 20 korban jiwa dan 55 orang luka-luka yang tersebar di enam RT di RW 005. Sekitar 400 rumah rusak.
Warga di Kampung Salaerih, Desa Genjot, juga sangat membutuhkan logistik untuk mereka bertahan di posko pengungsian. ”Bantuan sudah mulai datang, tapi masih sangat terbatas, masih kurang untuk warga, terutama untuk anak-anak kami. Bantuan kesehatan sudah datang alhamdulillah,” kata Dedi (56).
Anak ibu belum ketemu. Dia lagi hamil enam bulan.
Di posko pengungsian, sejumlah tim medis sedang memeriksa warga dan anak-anak yang mengalami luka. Tak jauh dari posko, bapak-bapak sedang shalat menghadap empat korban yang terbungkus kain.
Hanya ada tatapan kosong warga di bawah tenda, sebagian lagi menitikkan air mata. Salah satu yang menangis adalah Ipah (47). Mata sembabnya sesekali menatap para bapak yang sedang shalat, lalu langsung berpaling menatap lurus ke satu rumah yang roboh.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Warga melintasi reruntuhan di Desa Gasol, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022).
Rumah itu bukan miliknya, tapi saat kejadian gempa, anaknya melintasi jalan kecil di samping rumah roboh itu sehingga menjadi korban. Sejumlah petugas gabungan SAR dan sukarelawan sedang membongkar reruntuhan bangunan untuk menemukan anak Ipah.
”Anak ibu belum ketemu. Dia lagi hamil enam bulan,” ujarnya cemas dan berharap anaknya masih hidup.
Berdasarkan catatan warga, di RT 001 RW 001 Kampung Salaerih ada enam korban jiwa. Di RT 003 RW 001 ada empat korban jiwa.